31

7.7K 568 1
                                    

"Kenapa kabur?" Tanya Alvero dengan tegas

"Iseng aja" Ucap Vanca

"Hah... Kalian tuh ya, nanti pulang sekolah beresin halaman belakang yang kotor banyak sampah" Ucap Alvero

"Iya" Ucap Vanca dan Noel

"Kenapa? Mau permen??" Tanya Teo yang melihat Vanca yang dari yadi memperhatikannya Vanca menjawab dengan anggukan kepala.

"Cium dulu sini" Ucap Teo sambil menunjuk pipinya

Baru saja Alvero ingin menampar Teo, tapi sudah ada sepatu yang lebih dulu mencium muka Teo. Yup sepatu itu milik Vanca.

"Cium tuh sepatu" Ucap Vanca dengan kesal

"Ayok No kekantin" Noel mengangguk setuju dengan ucapan Vanca

"Anjir muka gua" Ucap Teo sambil memegangi mukanya yang sakit karna pukulan sepatu milik Vanca

"gapapa masih jelek kok" Ucap Alvero membuat Teo bersiap untuk memukulnya, tetapi Pintu ruang osis kembali terbuka menampilkan Vanca dengan muka marahnya menghampiri teo.

"AAAAAKKKK sakit!!!" Teriak Teo saat Vanca menjambak rambutnya dan mengambil sepatu miliknya dan keluar dari sama dengan muka yang tidak bersalah.

"Pfftt" Teo menatap tajam Alvero yang kini sedang menahan tawa

"Gak usah ketawa!!" Ucap Teo sambil memegangi rambutnya yang terasa sakit Kini Vanca dan juga Noel berjalan memasuki kantin

"Perut lu dari tadi bunyi terus, cacingan lu ya?!" Ucap Noel yang kesal mendengar suara dari perut Vanca

Tak

"Sembarangan lu bilang cacingan, perut lu kali tuh yang cacingan"

"Adek" Panggil Kaivan membuat Vanca menoleh kearah Kaivan yang kini sedang duduk bersama yang lain

"Duduk sana biar gua pesenin makanan lu, soto kan? Oke" Ucap Noel lalu pergi setelah mendorong pela Vanca ke arah meja Kaivan.

"Noel monyet" Gumam Vanca

"Sini duduk samping abang" Ucap Kaivan

"Kamu belum makan kan? Nih somay aaa" Ucap Raffan sambil menyuapi Vanca sepotong somay

"Makasih" Ucap Vanca

"Lucu banget sih adek abang" Ucap Kaivan sambil mencubit pipi Vanca

"Gua juga adek btw" Ucap Raffan sambil menatap sinis Kaivan

"Woww ada yang cembukor" Ucap Haikal dengan muka yang ingin sekali Vanca cakar.

"Bacot lu kal" Ucap Jordan sambil memukul kepala Haikal dengan sendok

"Sakit babi" Haikal menatap sinis Jordan dan Jordan tidak peduli dengan tatapan ituToh kalau mereka berantem juga yang menang udah pasti Jordan.

"Lu udah maafin gua?" Tanya Vanca pada Kaivan

"Lu lu lu, pake abang" Ucap Kaivan dengan tegas dan Vanca membalasnya dengan cengiran

"Hehehe iya abang" Ucap Vanca

"Iya abang sama Raffan udah maafin" Ucap Kaivan sambil mengusap kepala Vanca

"Bang Anzel?" Tanya Vanca membuat Anzel yang di panggil namanya tetap diam sambil memakan makanannya.

Walaupun diam tapi telinga Anzel tidak diam untuk mendengar Vanca.

"Bujuk sana biar gak marah lagi" Ucap Raffan sambil menyuapi somay untuk Vanca

"Apa sih segala bujuk bujuk" Sinis Anzel mendengar ucapan Raffan

"Ipi sih sigili bijik bijik" Ejek Jaeran yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Anzel.

"Bilangnya sih nolak tapi dalem hati mah udah seneng banget itu pasti" Sindir Haikal

"Kalau udah di bujuk sama Vanca pulang pulang pasti langsung kayang saking senengnya si Anzel" Ucap Daniel membuat mereka tertawa kecuali Anzel

"Bangsat gua ngebayangin Anzel pulang sekolah kayang anjer" Ucap Haikal sambil tertawa sementara Arka yang ada di sampingnya hanya bisa tersenyum karna di pukul oleh Haikal yang sedang ngaceng (ngakak kenceng)

"Diem!!" Yup mereka langsung diam mendengar suara tegas Anzel

"Yah anaknya ngambek" Ucap daniel sambil melihat Anzel yang sudah pergi menjauh dari sana

"Lu pada ya bacot banget" Ucap Vanca lalu pergi menghampiri Noel yang terlihat kesusahan membawa makanan

"Ayang Vanca kok gitu sih" Kaivan yang melihat muka sedih Haikal langsung mencengkram muka itu dengan tangannya

"ADOH SAKIT BANGKE" ucap Haikal yang kesakitan saat kuku Kaivan yang sengaja membuat cakaran di muka Haikal.

"Ups sengaja" Ucap Kaivan dengan sebelah tangannya yang menutupi mulutnya seperti berpura pura terkejut

"Sialan lu" Kesal Haikal

"Utututu ngambek dia" Ucap Noel

...

"Semoga aja tuh anak mau terima dah, udah capek capek gua beliin kalau gak di terima emang cocoknya gua tanem aja tuh anak" Ucap Vanca sambil memandangi 5 batang permen di tangannya.

Dia berjalan menuju gerbang sekolah karna ini sudah saatnya pulang.

"Mirip siapa ya?" Bingung Vanca saat melihat 2 orang laki laki yang berjalan di seberang jalan

"Jangan bilang?!!!" Setelah Vanca mengingat wajah itu Vanca langsung berlari menyeberangi jalan tanpa melihat kanan kirinya

TIN  TIN TINNN!!

Brukk!!!

Vanca mengerjapkan matanya perlahan hal pertama yang dia lihat sekarang adalah Anzel yang sedang meringis kesakitan. Vanca berusaha untuk bangun tetapi badannya merasa sakit.

"j-jangan pergi dulu" Ucap Vanca sambil berusaha berdiriSaat dia sudah berdiri dia berjalan pelan sambil memegangi kepalanya.

"Vanca!!" Panggil Raffan

Langkah Vanca berhenti karna Raffan menarik tangannya, sementara Kaivan sedang membantu Anzel.

"Mana yang sakit?! Ayo kita ke rumah sakit" Ucap Raffan sambil menggendong Vanca, tetapi Vanca menggelengkan kepalanya.

"Kenapa?? Ada yang sakit?? Mana?? Ini berapa??" Kaivan langsung memukul kepala adiknya itu karna pertanyaan bodoh yang Raffan lontarkan.

"Dia bukan buta babi!!" Kesal Kaivan

"Namanya juga panik"

"Panik sih panik tapi gak sampe bego juga kali" Ucap Kaivan

Jika badan Vanca tidak sakit sudah pasti Vanca akan langsung pergi dari sana

"Dek ada yang luka??" Tanya bapak bapak yang hampir menabrak Vanca

"Ah ngak pak, maaf ya pak karna adek saya nyebrang sembarangan" Ucap Anzel dan langsung di angguki oleh bapak itu.

"Iya dek, lain kali hati hati ya untung kalian berdua gapapa" Ucap bapak itu lalu pergi dari sana

"Kamu nyebrang sembarang?!" Marah Kaivan saat mendengar ucapan Anzel yang bilang bahwa Vanca menyebrang sembarangan.

"Maaf tadi aku... Mau beli gulali" Ucap Vanca sambil menunduk

"Lain kali jangan kayak gitu lagi, kamu tau gak kalau itu bisa buat kamu celaka" Ucap Anzel dengan tegas

"Kalau gak ada abang kamu gimana nantinya?!!" Lanjutnya, sementara Vanca hanya menunduk karna dia tau apa yang dia lakukan itu salah.

"Udah udah, ayok kita pergi kerumah sakit" Ucap Raffan

"Aku gapapa, aku mau pulang aja" Ucap Vanca

"Yaudah sama abang aja" Ucap Kaivan sambil menarik pelan tangan Vanca

...

"Kamu tau perbuatan kamu salah?!" Tanya Ghava dengan tegas

"Tau dad" Jawab Vanca

"Kamu daddy hukum seharian di gudang" Ucap Ghava membuat Vanca melotot

"Please lah aku ini hampir ketabrak, kenapa malah aku yang dihukum?!" Ucap Vanca yang tidak terima dengan hukuman tersebut.

"Karna kamu salah" Ucap Ghava

"Tapi aku udah ngaku kesalahan aku!!" Kesal Vanca

"Aku gak bakalan terima sama hukuman ini!!!" Ucap Vanca lalu mengambil kunci motornya dan pergi dari rumah.

"Anzel, pantau Vanca terus" Ucap Ghava yang di angguki oleh Anzel

...

Vanca melajukan motornya dengan kecepatan penuh, sungguh dia kesal. Dia sudah berusaha untuk diam dan menuruti perintah keluarga itu, dia berusaha menjadi Vana tetapi tidak bisa karna dia bukan Vana.

Kini Vanca duduk di pinggir pantai dengan vape yang berada di tangannya.

"Stress" Ucap Vanca

"Gua tuh sebenernya kenapa sih? gua bukan pindah dimensi kan? Tapi pindah jiwa" Ucap Vanca sambil berpikir

Jarang jarang kan Vanca mikir biasanya dia gak pernah mikir.

"Terus tubuh gua? Vana? Arghhh ini gimana sih maksudnya" Teriak Vanca sambil mengacak rambutnya

"Gua gak meninggal kan?" Jika tubuh Vanca sudah di kubur lalu bagaimana jika Vana kembali ketubuh ini, bagaimana dengan Vanca nanti...

"Apa gua terlalu mikirin diri sendiri? Padahal bisa aja gua yang masih hidup terus Vana yang ilang, kan jadi kasian keluarga Vana gak mungkin kan gua terus terusan boong" Ucap VancaDia menidurkan dirinya di pasir sambil melihat ke langit, terdapat banyak burung yang berterbangan.

"Burung oh burung kenapa kamu punya sayap?" Ucap Vanca yang bernada

"Kalau gua punya sayap gua mau ke bulan" Setelah mengucap kan itu Vanca tertawa

"Bego banget ya, padahal di bulan gak ada oksigen, ntar sebelum sampe bulan gua udah jatoh duluan sampe daratan udah jadi burung panggang" Ucap Vanca sambil terkekeh Vanca menutup matanya menikmati suara laut dan angin yang menerpa dirinya, sangat tenang...

Belum lama Vanca memejamkan matanya tetapi dia kembali membuka matanya saat ada yang menarik tubuhnya.

Bugh

"Bangsat" umpat Vanca saat merasakan ngilu di pipinya

"Maksud lu apa bangsat?!!! Di mana Vana?!!!" Vanca terkejut saat mengetahui siapa yang memukulnya

"Balikin Vana gua!!!" Teriak Anzel sambil mencengkram kerah seragam Vanca

"Zel udah lepasin anjir" Ucap Luke sambil berusaha melepaskan cengkraman tangan Anzel pada Vanca

"Lepasin? Lu mau gua lepasin dia yang udah bunuh Vana?!!" Ucap Anzel yang tidak terima apa yang di lakukan oleh Luke sementara Vanca masih diam mencerna apa yang terjadi saat ini.

"Diem!!" Semuanya langsung melihat Jeran yang kini sedang menatap Vanca

"Dimana Vana??" Tanya Jeran membuat Vanca mengalihkan pandangannya Dia tidak sanggup melihat tatapan mata Jeran yang terlihat kecewa kepada dirinya.


Niat Jeran tadi ingin ikut Anzel untuk bertemu Vanca bersama yang lain, tapi setelah itu mereka mendengar apa yang di bicarakan oleh Vanca membuat mereka benar benar terkejut

"Vanca abang tanya sekali lagi di mana Vana?? Yang kamu bilang itu boong kan? " Tanya Jeran

"Abang?? Jer lu sadar gak sih? Dia bukan adek lu!!" Ucap Anzel

"Zel diem" Ucap Luka memperingati Anzel

"Sial, kalau sampe Vana kenapa kenapa bakalan gua bunuh lu" Ucap Anzel sambil menunjuk Vanca yang sekarang menunduk.

"Anzel!!" Luke niatnya ingin mengikuti Anzel yang pergi, tetapi tangannya di tahan oleh Luka untuk diam disana.

"Vanca" Panggil Jeran

"Gua gak tau dia dimana" Ucap Vanca

"Plis jangan bercanda" Ucap Raffan yang kini sudah terduduk di depan Vanca

"Maaf, gua gak tau" Ucap Vanca

"Balikin adek gua" Ucap Kaivan membuat Vanca semakin merasa bersalah

"Kenapa lu gak bisa balikin adek gua?!!"

"Apa ini balesan dari tuhan atas perlakuan gua dulu?" Luka langsung memeluk Kaivan untuk menenangkannya

Berbeda dengan suasana di pantai, di ruang kerja keluarga Graham hanya ada keributan kecil adik kakak di sana

"Gara gara lu pokoknya" Ucap Hiego kepada Ghava yang kini sedang minum susu kotak

"Terserah lu" Ucap Ghava

"Nyebelin lu tua" Kesal Hiego

"Gak sadar diri lu"









HALOO GAIS AKU UP LAGI!!!
MOHON MAAF YAA KARNA JARANG UPDATE tapi ini mah bukan jarang lagi sih. minta maaf di atas materai 

heheheaku jarang update karna lagi sidang jadi maaf yaa tapi sekarang untungnya udah selesai cuman masih ada lagi tugas sama revisi yang harus dikerjain jadi maaf banget yaa karna kalau lama update

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hehehe
aku jarang update karna lagi sidang jadi maaf yaa 
tapi sekarang untungnya udah selesai cuman masih ada lagi tugas sama revisi yang harus dikerjain jadi maaf banget yaa karna kalau lama update

vancaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang