36

7.1K 566 12
                                    

"Melvino!!" Teriak Vanca kepada Melvino

"Ampun!! Sumpah itu gak sengaja!!" Ucap Melvino sambil meringis kesakitan akibat pukulan Vanca

"Salah siapa yang main ambil baju gua tanpa bilang?!!" Kesal Vanca

"Aku udah bilang kok, kamu aja yang gak denger" Ucap Melvino dengan nada yang lembut

"Ck sok lembut lu curut" Sindir Kai yang duduk di samping Alvero yang sedang bermain game

"Tau ah kesel" Vanca berjalan menuju Noel yang berada di dapur sambil menghentakkan kakinya kesal

"Lucu!!!" Ucap Teo yang tidak tahan dengan tingkah lucu Vanca

Kini Vanca sudah duduk di samping Noel dengan wajah cemberut, membuat Noel yang tadinya fokus makan salad beralih kepada Vanca

"Kenapa lu cemberut begitu?" Tanya Noel

"Gak" Ucap Vanca

"Tumben lu makan salad" Tanya Vanca

"Pengen aja, mau?" Ucap Noel menawarkan salad miliknya kepada Vanca yang di balas gelengan kepala dari Vanca

"Gak suka" Ucap Vanca

"Gak suka karna lu belum cobain" Ucap Noel

"Coba dulu nih, jangan cimol mulu yang lu makan lama lama lu jadi cimol dah tuh" Ucap Noel sambil menyerahkan sesuap salad kepada Vanca

"Gak mau!! Pahit" Ucap Vanca sambil menutup mulutnya

"Ihh ngeyel banget sih" Kesal Noel membuat Vanca tersenyum kemenangan

"Hehehe" Vanca terkekeh membuat Noel menatap Vanca dengan tatapan sinis

Btw, sekarang Vanca ada di rumah Melvino sama yang lain juga. Udah beberapa hari ini Vanca gak balik ke rumah dan dia nginep di rumah Melvino bareng Noel yang nemenin dia.

"No, mau cake chocolate gak sih??" Tanya Vanca

"Makan manis mulu, gak baik tau" Ucap Noel sambil mencubit gemas pipi Vanca membuat Vanca cemberut karna itu

"Sekaliii aja ya please" Ucap Vanca membuat Noel luluh

"Hah... Minta pawang lu deh gua gak ada duit" Ucap Noel

"Ya kalau gitu mendingan gua minta ke Alvero dari tadi" Ucap Vanca lalu pergi dari sana meninggalkan Noel yang tidak peduli

...

"Bang lu gak khawatir apa sama Vanca?" Tanya Raffan kepada abangnya yang umurnya tidak jauh darinya

"Ya khawatir lah" Ucap Kaivan sambil menjitak kepala adiknya itu

Saat ini mereka berada di kamar Jeran, tetapi Jeran tidak ada karna dia sedang pergi bersama Arsen untuk urusan bisnis.

"Yaudah ayo cari Vanca"

"Ada si Anzel anjir" Ucap Kaivan

"Yailah Anzel doang emang ngapa si?!" Ucap Raffan yang membuatnya lagi lagi di jitak oleh Kaivan

"Doang doang aja lu, asal lu tau ya gua waktu itu belajar bela diri sama si Anzel pulang pulang muka gua udah biru biru semua" Ucap Kaivan

"Dia tuh sama serem nya kayak si Ghava" Lanjut Kaivan

"Kualat lu manggil nama doang gak pake daddy" Ucap Raffan sambil makan cemilan yang ada di kamar Jevan

"Gak akan" Ucap Kaivan dengan wajah percaya diri

"Ekhem" Kaivan dan Raffan dengan cepat menoleh ke pintu kamar Jevan yang ternyata sudah ada Ghava dengan Anzel yang berdiri di sana.

"Ngomong apa tadi?" Tanya Ghava membuat Raffan dan Kaivan menelan ludahnya ketakutan

"Eh daddy" Ucap Kaivan sambil tertawa canggung

"Dad aku pergi dulu ya, aku lupa kalau ada tugas kelompok" Ucap Raffan lalu pergi dari sana meninggalkan Kaivan

"Kenapa lu? Kok ketakutan gitu" Tanya Anzel

"G-gapapa" Ucap Kaivan

"Kalian berdua daddy tugasin untuk cari Vanca " Ucap Ghava kepada mereka

"Yes dad" Ucap Anzel lalu pergi dari sana diikuti oleh Kaivan

Mereka berdua berjalan menuju garasi dan memakai mobil milik Anzel.

"Tumben lu peduli sama Vanca" Ucap Kaivan membuat Anzel yang tadinya fokus menyetir sekilas melirik ke Kaivan yang terlihat murung

"Kenapa emangnya?" Tanya Anzel

"Lu bukannya benci sama Vanca? Ngapain peduli sama adek gua kalau lu benci" Ucap Kaivan

"Oh lu udah anggep dia adek? Terus Vana gimana?"

"Vana tetep adek gua, tapi coba deh lu inget inget udah lumayan lama lu tinggal bareng Vanca"

"Kita udah perlakuin dia kayak adek kita sendiri, jadi gua gak akan boong kalau gua anggep dia adek gua" Lanjut Kaivan

"Gua terima kenyataannya kalau dia gantiin tubuh Vana, tapi gua masih gak bisa ngilangin rasa sedih gua, gua cuman butuh waktu buat ngilangin itu" Ucap Anzel

"Zel, jangan sampe kita menyesal untuk kedua kalinya. Gua gak pengen kita ngerasain kehilangan lagi, lu gak bisa selalu bilang butuh waktu zel karna kita gak tau kedepannya bakalan gimana"

"Lu inget gak sih di saat ayah, daddy, sama papah pergi urus bisnis di luar negeri. Kita di rumah lagi tidur tiba tiba denger suara musik kenceng banget yang ternyata, Vanca iseng nyalain speaker tapi gak tau cara matiinnya" Ucap Kaivan sambil tersenyum mengingat kejadian itu

"Gua ngerasa dia itu matahari di keluarga kita, dia selalu dateng di saat kita sedih" Anzel termenung mendengar ucapan Kaivan

"Zel, lu sadar gak kita udah lama ninggalin kehidupan yang suram itu. Ayah gak pernah ngerokok setelah Vanca dateng, bahkan daddy udah jarang minum alkohol kan? Dia ganti jadi susu karna Vanca yang suruh, papah dia jadi sering habisin waktunya bareng keluarga dan mulai jaga kesehatan dia. Lu sadar itu kan Zel? Gua tau lu peka sama keadaan " Ucap Kaivan "Bukan berarti gua gak kangen sama Vana, tapi gua tau semua ini pasti ada alasannya sendiri. Please jangan benci sama Vanca" Ucap Kaivan

"Zel ke toko kue dulu ya gua laper banget ini" Ucap Kaivan

"Bukannya tadi lu udah makan nasi padang?" Tanya Anzel, sementara Kaivan hanya tersenyum menampilkan giginya

"Tawa lu" Sinis Anzel

Mereka berdua turun dari mobil setelah parkir mobil. Dengan semangat Kaivan berjalan menuju toko kue diikuti oleh Anzel.

Anzel berdiri di belakang Kaivan sambil melihat sekelilingnya yang tidak begitu ramai, sampai matanya tertuju pada dua orang yang salah satunya seperti menyembunyikan dirinya?

"Ayo buruan" Ucap pria kepada temannya yang memakai topi, masker dan kacamataTetapi tiba tiba Anzel menahan tangan pria bertopi itu yang hendak pergi Pria itu menoleh dan menatap Anzel.

"Lu pikir gua gak ngenalin lu cuman karna lu berpakaian kayak gini?" Ucap Anzel membuat Kaivan yang tadinya fokus memesan cake jadi melihat apa yang sedang terjadi di belakangnya

"Eh Anzel, ini kenapa ya lu pegang sodara gua begini?" Ucap teman orang itu yang ternyata adalah Noel

Anzel memang tidak terlalu dekat dengan Noel dan dia terkadang lupa lupa ingat dengan wajah Noel

"Noel ya?" Tanya Anzel memastikan

"Iya, sorry ya gua buru buru nih gua pergi dulu ya" Ucap Noel sambil menarik tangan pria yang disebut saudaranya itu

"Tunggu" Ucap Anzel sambil menarik kembali tangan pria itu

"Ini kenapa sih? Kok jadi tarik tambang begini?" Bingung Kaivan

"Noel, lu pikir gua bego sampe gak tau adek gua kayak gimana?" Ucap Anzel dengan tatapan tajamnya kepada Noel

"Kalau lu udah tau bisa lepas sekarang gak?" Ucap Noel dengan tatapan yang tidak kalah tajam dengan Anzel

"Aduh aduh, ini kenapa ribut ribut sih?? Ributin siapa coba, mendingan ributin gua" Ucap Kaivan membuat kasir itu melihat Kaivan dengan tatapan sinis

"Ikut gua ya, gua mau minta maaf sama ucapan gua ke lu" Ucap Anzel kepada pria itu

"Keluarga lu tuh cuman bisa minta maaf ya?? Minta maaf terus tapi di lakuin lagi" Ucap Noel

"Ayo Van kita pulang" Ucap Noel sambil menarik pria itu yang ternyata adalah Vanca

Sebelum Kaivan dan Anzel masuk ke toko, Vanca sudah melihat dari jauh dan segera memakai topi milik Noel, kacamata dan juga masker agar Kaivan dan Anzel tidak melihat dia.

"Van? Vanca? Tunggu, lu mau bawa ke mana adek gua" Ucap Kaivan menghalangi Noel dan Vanca yang akan pergi dari sana

"Yang pastinya tempat itu gak kayak rumah neraka lu itu" Ucap Noel lalu pergi dari sana bersama Vanca

"Bang buruan ugen nih buruan" Ucap Kaivan kepada kasir

"Urgent anjir ugen ugen aja lu" Ucap Anzel

"Nah makasih ya bang nih kembaliannya ambil aja, ayo Zel buruan" Kaivan lebih dulu pergi dari sana

"Bang ini kurang duitnya" Ucap kasir itu kepada Anzel

"Maaf ya bang emang anaknya rada rada bego jadi begitu, nih ambil aja kembalian nya" Ucap Anzel lalu pergi menyusul Kaivan

"Satu dua, lah masih kurang 10rb anjir" Ucap kasir itu

...

"Wah gila panas banget anjir" Ucap Vanca sambil melepas topi dan masker yang tadi dia pakai

"Te lu harus ngebut ke rumah Melvin soalnya ada abangnya Vanca tadi" Ucap Noel kepada Teo yang menyetir mobil

"Pegangan, kalau jatoh itu derita lo" Ucap Teo lalu melajukan mobilnya dengan cepat Sampai di rumah Melvino, Noel dengan cepat menarik tangan Vanca untuk masuk ke dalam meninggalkan Teo.

"No pelan pe-" Belum selesai Vanca bicara apa yang dia khawatirkan benar benar terjadi

Bruk 

"Aduh!!! Noel!!!" Teriak Vanca kepada Noel yang membuatnya terjatuh karna tarikannya

"Eh ayo gak ada waktu buat protes ya bayi" Ucap Noel sambil membantu Vanca berdiri dan kembali berjalan memasuki rumah Melvino

Alvero yang baru turun dengan rambut yang basah karna baru selesai mandi, dia kebingungan dengan kedatangan Noel dan Vanca yang terlihat panik

"Ada apa sih?" Tanya Alvero sambil melempar handuk kepada Melvino untuk membantunya mengeringkan rambutnya yang basah

"Berhenti memperbudak gua" Ucap Melvino kepada Alvero namun dia tetap mengeringkan rambut Alvero

'Siapa tau dapet mobil' batin Melvino

"Tadi si Vanca sama Nol ketemu sama Anzel Kaivan" Ucap Teo yang datang dengan santai

"Nol Nol Nol?!! Noel!!" Teriak Noel tepat di telinga Teo

"Njir kuping gua bunyi titttt" Ucap Teo dengan wajah terkejut

"Udah mati kuping lu berarti" Ucap Kai santai sambil memakan cemilan

"Bacot lu" Ucap Noel melempar bantal sofa kepada Kai

"Cake!!" Ucap Vanca semangat sambil memperlihatkan cake yang sudah dia beli dengan Noel dan Teo

"Besok gak makan cake lagi ya" Ucap Alvero yang di angguki oleh Vanca

"Kata gua nih ya si Anzel sama Kaivan bakalan kesini sih" Ucap Teo sambil memakan sepotong cake miliknya

"Gua setuju" Ucap Kai

"Vanca gimana?" Tanya Alvero sambil melihat Vanca yang dengan lahap memakan sepotong cake

Mereka semua menatap Vanca, sementara yang di tatap hanya fokus makan tanpa peduli dia sedang di tatap.

"Woy bocah" Panggil Noel kepada Vanca, membuat Vanca menoleh ke Noel dengan wajah cemberut karna di panggil bocah

"Sadar ya monyet!! Gua lebih tinggi dari lu berarti kalau gua bocah lu lebih bocah dari gua" Ucap Vanca

"Lagian kita tuh nanya ke lu gimana kalau si Anzel dateng ke sini sama Kaivan" Ucap Noel

"Ya gak gimana gimana, tinggal hadepin aja" Ucap Vanca

"Lu... Mau balik ke keluarga itu?" Tanya Noel

"Mau sejauh mana gua pergi, kenyataannya gua adalah keluarga mereka" Ucap Vanca

"Tapi lu bisa berusaha buat keluar" Ucap Kai

"Gua gak mau" Ucap Vanca membuat mereka bingung

"Gua gak mau keluar kalau emang udah seharusnya gua pergi" Lanjut Vanca sambil melihat ke arah Melvino.

"Vanca!!!" Teriak Kaivan membuat mereka menoleh ke arah pintu yang terdapat Kaivan dan Anzel yang berdiri di sana

"Akhirnya gua ketemu lu" Ucap Kaivan sambil berlari memeluk Vanca

"Ih lepasin!!" Ucap Vanca berusaha melepaskan pelukan Kaivan

"Mau pelukan juga" Ucap Kai berjalan ke arah Kaivan dan Vanca tetapi sudah di dorong jauh lebih dulu oleh Alvero

"Babi gak boleh pelukan" Ucap Melvino yang langsung mendapatkan pukulan dari Kai

"Muka lo noh lebih babi" Ucap Kai yang kesal dengan Melvino





BALIK LAGI DENGAN SAYA EAA
ya gua ngilang lagi :)

vancaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang