4

40.9K 3.2K 57
                                    

"Hah? Apenih?"

"Kak, aku kan udah minta maaf kok kakak malah dorong aku... Kakak kan laki laki kok berani main fisik sama perempuan sih" Kata perempuan itu yang tetap setia dengan posisi jatuhnya.

Ada apa ini? Kenapa perempuan itu malah acting? Apa ada kamera?

"Ini lagi syuting ya?" Bingung vanca sambil menyuap kembali mie ayamnya

"Kenapa dia mendadak makin bego?" Ucap noel sambil menatap vanca yang sekarang sibuk makan mie sambil mencari keberadaan kamera

"Kameranya mana? Saya nyerah nih" Sudah lah noel hanya bisa menatap nya dengan tatapan tidak percaya

"Kok kakak malah bercanda sih... "

"VANA!!" Teriak seseorang dari depan pintu masuk kantin

"APE?!" Mereka yang ada di kantin kaget akan teriakan vanca, ya gimana gak kaget vanca suara kenceng banget sampe kaca jendela kantin ada yang retak satu

"Anjir gila belajar teriakan dari mana dia kenceng banget" Ada apa hari ini? kenapa hari ini noel dibuat kaget terus akan tingkah vanca yang beda jauh dari sebelumnya

"Vana Cairo Graham!! Apa lu lakuin sama yola?!"

"Hah? Siapa? Si cewe ini?"

"Apa lu pikun sampai tidak ingat dengan wanita yang selalu lu bully?"

Ayolah, apa ini? Bully? Dalam ingatan vana, vana lah yang menjadi korban bully... Vanca sudah mendapatkan ingatan vana hanya saja wajah yang ada dalam ingatannya menjadi blur, tidak ada muka yang iya ingat hanya muka keluarganya saja.

"Bully? Bukannya gua ya yang kena bully?"

"Raffan apa adik lu udah gila? Kalau gila mendingan buang dijalan dari pada disini bikin orang kesel" Ucap salah satu teman orang itu, raffan yang disebut namanya menatap tajam kearah sang adik

"Apa sih lu, sok asik" Kesal sudah vanca, akhirnya dia mengambil 1 mangkuk mie ayam yang belum dia habisi lalu membawanya pergi dari sana.

Tapi sebelum pergi tangan vanca ditarik dan didorong hingga tubuh vanca terbentur meja. Sungguh seketika nafas vanca menjadi sulit karena benturan itu.

"Anjing, apa yang lu lakuin bangsat sama temen gua!!" Sudah cukup untuk melihatnya noel tidak bisa lagi menahan marahnya melihat vanca yang terlihat sedang mencoba mengatur nafasnya.

"Udah cukup dengan sikap anjing lo semua!! Apa lu semua ada bukti kalau vana yang dorong yola!!"

"Lu semua tau sendiri kan kalau yola bukan cewe yang lembek dikit dikit nangis, terus kenapa yola gak melakukan perlawanan?!"

"Apa lo semua lupa kalau yola bisa berantem, dia udah sabuk hitam kenapa dia gak lawan?! Sementara lawannya itu vana yang bisa aja dia kalahin. Ck sabuk hitam cuman buat pajangan gak guna"
Sementara itu vanca sudah berhasil mengatur nafas nya, kesal sudah dirinya saat melihat mie ayam nya terbuang di lantai

Pria itu awalnya ingin menonjok noel karna ucapannya itu, tapi tonjokan nya tertahan oleh teriakn vanca

"YAAAA!!!! EMANG ANJING NIH ANAK!! APA APAAN LU BANGSAT BARU KENAL LANGSUNG DORONG ORANG SEMBARANG, GAK ADA SOPAN SANTUNNYA LU!! MAU GUA AJARIN SOPAN SANTUN LU?!" Hilang sudah kesabaran vanca, mana mie ayamnya sekarang jatoh berserakan di lantai

"Kok lu jadi marah sih kan harusnya ki-" Ucapan teman pria itu dipotong oleh vanca

"APA LU GAK TERIMA GUA MARAH?! WAJAR LAH KALAU GUA MARAH!! LU MAIN LEMPAR GUA YA ANJING!! JANGAN MENTANG MENTANG GUA LEBIH KECIL DARI LU TERUS LU MAIN LEMPAR GUA SEENAKNYA!! ARGHHH ANJENG!! SAKIT TAU DADA GUA" setelah memarahi pria itu vanca langsung pergi, pria itu lihat jika mata vanca berkaca kaca

Pria itu adalah leo sang pria tampan idaman siswa/i bahkan guru juga terpikat kepadanya, dan jangan lupakan keempat temannya yaitu raffan abang vana, arka, teo, dan daniel.

Mereka kaget dengan apa yang terjadi, vanca memarahi mereka? Baru kali ini mereka dimarahi seperti itu

"Kakak gak guna, adeknya dilempar tapi malah diem"

"Anjing" Raffan berlari pergi meninggalkan kantin.

"Gua tunggu ucapan maaf lu ke vana yola eh bukan vana tapi vanca, dan jangan lupa buat kalian untuk cek cctv sekarang mungkin kalian terlalu bego buat lupa keberadaan cctv di kantin" Ucap noel lalu pergi menyusul vanca.

"Daniel cek cctv sekarang" Perintah teo kepada daniel dan diangguki oleh daniel. Yola terlihat panik mendengar kata cctv

Mari kita lihat apa yang dilakukan oleh vanca di rooftop...

"Hah... Lega tapi nyesek"

"VANCA!! " Teriak seseorang yang baru saja datang sambil kelelahan karna berlari

"Hah hah anjir vanca hah jangan nangis" Ucap noel sambil menetral kan nafasnya dan memeluk vanca agar tenang

Jadi vanca langsung pergi dari kantin buat ke rooftop karna dia mau nangis, dia gak mau orang orang liat dia nangis. Terlihat lemah jadinya...

"Hiks ha-harusnya l-lu jangan hiks b-bilang gitu hiks k-kan gua jadi makin nangis hiks huwaaa"

"Eh udah dong kok jadi lebih kenceng nangis nya"

"Hiks udah gak nangis"

"Iya iya udah jangan nangis nanti matanya bengkak"

"Kaca mana? Mata gua bengkak nih" Vanca langsung mengambil kaca yang ada di kantung seragam noel

"Mau gua ambilin es gak? biar gak bengkak" Tanya noel

"Emang ngaruh sama es??"

"Gak tau coba aja dulu"

"Yaudah deh"

"Tunggu disini, kalau malu diliat orang pake kacamata item gua nih" Noel memberikan kacamata hitamnya dan mengusak rambut vanca sebelum pergi

"Hmm"

Vanca sibuk memandangi wajah nya di kaca, muka vanca dan vana tidak beda jauh. Hanya beda tinggi saja, vanca sudah pasti lebih tinggi dari vana.

"Hah kebiasaan deh kalau udah marah pasti nangis, tips biar gak nangis apa sih?"

"Vanca!!"

"Lah nyet kok cepet bang... Bangsat ngapain lu kesini?! Mau lempar gua dari gedung?!" Vanca pikir yang datang tadi noel ternyata malah..

"Kamu gapapa kan?? Ini mata kamu bengkak kenapa? Dadanya masih sesak gak?? Kalau masih sesak kita ke dokter ya??"

"Ck bisa berenti nanya nanya gak? Lagian biasanya juga lu sama si kaivan itu gak peduli kan sama gua jadi mendingan lu pergi atau gua yang pergi dari sini" Raffan tertegun mendengar ucapan vanca, benar kenapa dia jadi peduli dengan vanca?

"Oke gua pergi tapi sebelum itu jawab pertanyaan gua yang tadi"

"Ck nyusahin"

"Vanca cairo graham!! "

"Iya iya... mata gua bengkak habis nangis puas lu, terus dada gua udah gak sesak jadi gak usah pake ke dokter segala alay tau gak"

"Sekarang lu bisa pergi dari sini"
"Maaf" Ucap raffan

"Gua gak butuh maaf lu"

vancaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang