"Pagi" Sapa Vanca kepada keluarganya yang sudah berkumpul di meja makan
"Pagi juga" Balas mereka
"Hmm... Vanca setuju kan kalau kita liburan keluarga" Ucap Hiego membuat Vanca melotot karna terkejut.
"Tiba tiba banget?? Gak setuju ah aku mau di rumah aja" Ucap Vanca
"Itu bukan pertanyaan sih lebih ke pernyataan" Ucap Arsen sambil mengambil selai untuk oles ke roti."Kok tiba tiba gitu sih?? Bahkan aku baru tau?!" Kesal Vanca dengan tangan yang mengambil ayam milik Kaivan.
"Ayam gua!!" Ucap Kaivan yang dibalas cengiran oleh Vanca
"Jauh ayamnya hehe" Bisik Vanca
"Ya sebenernya sih kita semua udah tau. Jadi yang gak tau itu cuman kamu, Kaivan, Anzel sama Raffan" Ucap Hiego
"Iya karna kalian kemarin kan pergi tuh ya sampe malem... Untung Daddy gak marah karna pulangnya malem" Kata Arsen sambil melirik Ghava yang sedang meminum susu kotak.
"Kan bisa bilang di chat, mana udah rapih seragam eh tau nya udah di izinin gak masuk sekolah" Ucap Raffan
"Padahal Vanca belum ucapin perpisahan kita" Sedih Vanca yang langsung mendapatkan pukulan dari Kaivan.
"Gak usah lebay bocil, kita mau liburan bukan mau ke neraka" Kesal Kaivan
"Kalau gua bocil lu apa?? Babon!!" Ucap Vanca yang membuat mereka tertawa"Aaaa lucu" Gemas Luke
"Mata mu lucu!!" Kesal Vanca
"Ekhem, jadi kalian berempat ganti baju kalian setelah itu kita berangkat" Kata Ghava yang membuat mereka terdiam.
"Bang Jeran minjem topi dong" Ucap Vanca sebelum menyusul Anzel, Kaivan dan Raffan.
"Ambil aja di kamar abang" Balas Jeran
"OKE!!" Teriak Vanca
Kini Vanca duduk dengan tenang di antara Luka dan Luke, di bagian belakang ada Kaivan, Raffan, dan Anzel, lalu di depan ada Jeran yang menyetir dan Arsen yang berada di sampingnya.
"Itu yang udah tua ngapain di mobil anak muda??" Ucap Luka yang sedang menyindir papah nya.
"Jangan salah, tua tua begini masih ada jiwa anak mudanya nih boss" Bangga Arsen membuat Vanca tertawa.
"Siap jiwa muda" Ucap Raffan
"Itu daddy sama ayah berdua aja??" Tanya Vanca yang di balas anggukan kepala oleh Arsen
"Iya, ada supir kok yang nyetir" Ucap Jeran, ia terharu karna merasa Vanca khawatir dengan ayah dan daddy nya. tapi nyatanya...
"Ohh" Vanca menganggukkan kepala nya tanda bahwa dia mengerti apa yang dikatakan oleh Jeran.
'Mendingan gua ikut mobil sana dari pada di sini di tempelin begini mana badannya lebih gede dari gua' - batin Vanca
"Mau cimol gak??" Tanya Luka yang sudah siap sedia dengan cimol setoples
"Luka!! Lopyu banget sumpah woy!!!" Kata Vanca setelah merebut setoples cimol"Cil, kenapa kalau Luka yang kasih lu bilang lopyu tapi giliran gua?? Apa?!! Boro boro bilang love u cuman makasih abis itu pergi?!!" Ucap Kaivan yang tidak terima dengan balasan Vanca setiap ia membelikannya cimol.
"Setidaknya gua masih tau diri dengan bilang makasih!!" Sinis Vanca membuat yang lain tertawa
"lu mending dia bilang makasih, lah waktu itu gua kasih dia sepatu, dia cuman bilang 'oh oke' abis itu pergi" Sewot Luke. Sementara orang yang dibicarakan sedang asik makan cimol.
"Emang anak nya bapak Hiego begini tuh" Celetuk Raffan yang langsung mendapatkan lemparan sepatu cinta dari Kaivan.
"Oh lu bukan anak ayah? Bang Jeran!! ini kita turunin pemulung satu ini dulu di sungai" Ucap Kaivan yang dibalas Jeran dengan acungan kedua ibu jarinya.
"Canda doang bang!!" Panik Raffan. Gak berani dia tuh sama Jeran, sekali Jeran bilang iya semua bakalan terwujud.
Contohnya cimol Vanca...
"Sstt berisik banget ya kecebong kecebong ini" Ucap Arsen yang dari tadi berusaha untuk tidur.
"Iri aja yang tua" Sindir Luke dengan tawa dari Raffan dan Kaivan.
KAMU SEDANG MEMBACA
vanca
Teen Fictionawal nya dia hanya ingin merokok dipinggir jalan untuk melepas semua bebannya tapi kenapa tiba tiba dia ada di kamar? dan kenapa rumah nya beda bahkan keluarganya beda dia dibuang atau keluarga nya operasi plastik jadi beda gini? Bukan bl🙂