Sehat semuanya para readers kesayangan Inay,
Selamat membaca dan semoga menghibur.
Jangan lupa vote dan komen.
Typo tandai ya,Namanya Leandra Rodriguez, orang tua tunggal yang mempunyai 3 orang anak. Anak pertamanya Kristian
Rodriguez berumur 25 tahun seorang CEO dengan mendirikan perusahaan sendiri di usianya yang masih muda. Dan si kembar Xavier Rodriguez dan Xania Rodriguez yang berumur hampir 18 tahun.Keluarga Rodriguez merupakan mafia yang menguasai pasar Eropa dengan jangkauan yang sangat luas. Dan kali ini Leandra ingin kembali ke negara mendiang sang ibu, ia ingin mengurus cabangnya yang ada disini.
Tapi siapa sangka saat Leandra mengurus tikus-tikus di wilayahnya, ia akan bertemu dengan remaja yang menarik perhatiannya.
Remaja ini tampak tenang dan tidak terlihat takut saat melihatnya. Padahal banyak orang yang akan menatapnya segan ataupun takut saat pertama kali bertemu dengannya.
Ia sebenarnya tidak bersungguh-sungguh saat menawari remaja ini untuk memanggilnya Daddy tapi siapa sangka remaja itu akan langsung setuju. Dan lagi saat mendengar kata Daddy dari remaja ini Leandra merasa tidak buruk malahan seperti ada yang menggelitik di dadanya.
Sepertinya ia tidak salah membawanya dan sepertinya tidak buruk menjadikan remaja ini sebagai bungsunya.
Mobil terus melaju dan akhirnya pemandangan pepohonan hutan tidak lagi terlihat. Sekarang mereka berada di area yang lebih terbuka.
"Kita langsung pulang ke mansion," ucap Leandra pada pengemudi mobil.
"Baik tuan."
Setelah menempuh waktu yang cukup lama terlihat sebuah mansion megah dan mewah. Ini adalah mansion Rodriguez.
Mobil terparkir di depan mansion, seorang bodyguard membukakan pintu mobil untuk sang tuan.
Leandra keluar dengan Luhan dalam gendongannya. Pemandangan itu tak luput dari pandangan penghuni mansion seperti maid dan bodyguard. Sang tuan terkenal sangat dingin dan kejam. Jadi saat melihat sang tuan memasuki mansion dengan seorang anak dalam gendongannya, semuanya tampak tidak percaya sekaligus penasaran dengan sosok anak yang bisa membuat sang tuan yang biasa terlihat dingin dan acuh tak acuh sekarang terlihat sedikit lembut dan peduli.
Tapi sebesar apapun rasa penasaran mereka, mereka akan menundukkan kepala tidak berani melihat langsung saat sang tuan melewati mereka dan mereka hanya bisa diam-diam melihat.
"Panggilkan dokter keluarga," ucap Leandra kepada kepala maid.
Tentu saja perintah itu segera dilaksanakan tanpa harus mengulangi perintah.
Leandra memasuki lift untuk naik keatas. Setelah keluar dari lift ia berjalan menuju kamarnya. Lalu membaringkan Luhan yang masih tertidur di atas ranjangnya.
Leandra mengusap peluh yang ada di dahi Luhan dan sekarang ia bisa melihat jika wajah Luhan terlihat pucat. Leandra menebak jika Luhan sudah cukup lama tergeletak di tengah hutan.
Tak lama dokter pribadi Rodriguez datang. Leandra mempersilahkan dokter untuk mengecek keadaan remaja yang akan menjadi bungsunya mulai hari ini.
"Anak ini masih dalam pengaruh bius dan kondisinya juga terlihat sedikit tidak sehat. Dan kemungkinan anak ini mengalami kekerasan."
Setelah dokter memeriksa keadaan remaja yang masih tertidur menutup matanya itu, dokter melihat jika remaja itu memiliki bekas luka yang cukup banyak.
"Bisakah bekas itu di hilangkan ?" Tanya Leandra.
"Bisa tuan, saya akan memberikan salep untuk di oleskan di atas bekas lukanya. Dan jika dipakai secara rutin bekas lukanya akan memudar dan akan hilang tuan."
Dokter menulis resep dan juga salep yang harus dibeli lalu menaruhnya di atas meja.
"Resepnya sudah saya tulis, tuan hanya perlu menebusnya. Saya permisi, jika ada sesuatu tuan bisa menghubungi saya kembali."
"Hm."
Leandra duduk di pinggir kasur lalu mengambil salah satu lengan Luhan. Jarinya menelusuri jejak bekas Lukas yang ada di atas lengan anaknya.
Ia sebenarnya tidak terlalu terkejut saat mendengar dokter, jika mungkin remaja ini mendapatkan kekerasan. Ia menemukan remaja ini di tengah hutan jadi sudah dipastikan remaja ini mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakan.
"Sekarang kamu akan menjadi anak Daddy, Daddy akan melindungimu jadi jangan khawatir."
Leandra menyelimuti tubuh anak bungsunya dan tak lupa mengatur ulang suhu di kamarnya.
Setelah selesai ia keluar dengan kertas resep di tangannya. Ia memberikannya pada salah satu bodyguard yang ia lewati.
"Tebus ini secepatnya."
"Baik tuan."
Ia berjalan masuk ke dalam ruang kerjanya dan memberi kode pada orang kepercayaan untuk ikut masuk ke dalam.
"Selidiki tentang anak ini lalu urus. Kau tau kan apa yang harus dilakukan ?"
"Baik tuan saya mengerti, saya akan menyelidiki tentang anak ini."
"Ah mulai sekarang ia akan menjadi anak bungsuku."
"Baik, maafkan saya. Saya akan menyelidiki semua secara rinci tentang tuan muda."
"Bagus, pergilah dan berikan hasilnya yang memuaskan."
Setelah kepergian orang kepercayaannya. Leandra terdiam dan ujung jarinya secara bertahap mulai mengetuk meja tanda ia sedang berpikir.
"Haruskah aku membawa remaja ini ke Eropa ? Atau menetap saja disini memperkuat pondasi yang ada disini ?" Guman Leandra.
"Ngomong-ngomong aku lupa menanyakan namanya."
Karena pertemuan yang tidak terduga dan semuanya berjalan terlalu cepat, Leandra sampai lupa menanyakan nama remaja yang akan menjadi putra bungsunya.
Leandra mengeluarkan rokok dari saku celananya lalu menyelipkan batang rokok itu diantara bibirnya. Setelahnya ia bermain dengan pemantik di tangannya sebelum akhirnya memutuskan untuk menyalakan rokok.
Leandra menghembuskan asap rokoknya lalu merasakan tubuhnya mulai perlahan rileks.
Perlukah ia memberitahu anak-anaknya tapi tanpa ia memberitahu pun Leandra yakin mereka akan mengetahuinya dengan sendiri. Jadi ia lebih memilih diam dan menunggu bagaimana reaksi mereka. Tapi bagaimanapun reaksi mereka entah setuju atau tidak, itu tidak akan mempengaruhi keputusannya sama sekali.
Leandra tampaknya berada dalam suasana hati yang baik. Jadi hari ini ia merasa sudah cukup 'bermain'.
Setelah menghabiskan satu putung rokok, Leandra keluar dari ruang kerjanya dan kembali ke kamarnya.
Leandra sudah meminta kepala pelayan untuk merenovasi kamar yang nantinya akan di tempati bungsunya. Untuk sementara sampai kamar itu selesai ia tidak keberatan untuk berbagi ranjang dengan bungsunya. Sepertinya tidak buruk menambah penghuni di kamarnya. Ia juga merasa jika posisi tidur anak bungsunya terlihat baik dan bukan tipe yang suka menguasai tempat tidur.
Leandra masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya setelahnya ia masuk ke dalam walk-in closet untuk mengambil piyama yang terlihat nyaman untuk tidur.
Setelah selesai ia ikut berbaring di samping anaknya lalu ikut memejamkan matanya untuk beristirahat.
Halo gimana ? Buat kalian yang sudah membeli Nuo versi PDF, Inay akan mengganti nama Daddy Luhan menjadi Leandra jadi jangan heran. Bukan typo ko. Emang sengaja Inay ganti.
15 Juni 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Feel
Teen FictionSaat membuka mata Luhan sudah berada di tengah hutan. Tidak usah memikirkannya lagi, sudah pasti ia di buang Luhan menghela napas, ia kembali menutup matanya. samar-samar ia mendengar langkah kaki mendekat. "Hey boy, kenapa ada di tengah hutan. In...