ENEM (6)

44.2K 4.3K 131
                                    

Double up nih 🤭
Halooo readers kesayangan Inay,
Jangan lupa vote dan komen ya biar Inay tambah semangat updetenya.
Typo tandai biar bisa langsung diperbaiki.


Leandra tidak bisa menahan senyum kecil di bibirnya saat melihat anak bungsunya tampak menikmati roti yang ada di tangannya.

"Suka?"

"Iya."

"Oke, kapan-kapan kita akan beli lagi."

Mereka meneruskan berjalan untuk pulang. Luhan merasa jika ia sudah membeli semua perlengkapan untuk sekolah. Untuk seragam, sang Daddy berkata akan di kirim langsung ke rumah.

Luhan tidak akan menduga jika kehidupannya akan berubah drastis seperti ini. Saat ia bangun di tengah hutan ia berpikir akan selesai disana karena sudah tidak ada yang menginginkannya lagi, tapi siapa sangka Ia akan bertemu dengan pria yang menginginkannya menjadi anaknya. Jika dipikir itu baru semalam kan ?
Tapi sang Daddy terlihat sangat alami memperlakukannya seperti anaknya sendiri.

Luhan berhenti lagi di sebuah toko permen, Ia jadi mengingat sesuatu.

"Daddy, Luhan ingin permen."

"Permen ?"

"Iya."

"Oke."

Leandra dan Luhan sampai di mansion saat matahari sudah tenggelam. Luhan membawa paperbag berisi berbagai permen. Jika ditanya apakah ia sangat menyukai permen? Jawaban tidak. Luhan tidak terlalu suka manis tapi tidak juga membecinya.

Leandra meminta Luhan untuk mengikutinya ke kamar untuk membersihkan diri dan berganti pakaian. Setelah selesai keduanya keluar dari lift menuju ruang makan.

Para maid mulai menyajikan makanan di atas. Lagi-lagi Luhan melihat banyak hidangan di atas meja. Ia bingung harus memilih yang mana. Ia bisa makan pedas dan bisa makan apapun jadi mungkin sepertinya ia tidak memiliki pantangan.

Leandra seperti tadi pagi memilihkan makanan untuk sang anak. Gerakannya sangat alami, Luhan juga dengan tenang menerima piring makanan yang diberikan sang ayah.

"Makan yang banyak oke."

"Iya."

Mereka makan dalam keadaan tenang dan hanya suara sendok yang berdenting.

Setelah makan Leandra mengajak Luhan untuk bersantai dan menonton tv di ruang tengah.

Luhan menonton tv yang ada di depannya. Sedangkan Leandra memegang sebuah tablet di tangannya.

"Daddy."

"Hm?"

"Kapan Luhan bisa sekolah?"

"Mungkin minggu depan."

"Oke."

Lalu suasana kembali hening. Leandra seperti sedang mengerjakan sesuatu di tablet yang ada di tangannya dan Luhan pun tidak ingin mengganggu sang ayah. Ia mengganti saluran televisi yang sekiranya menarik untuk Ia tonton. Leandra melirik sang anak yang berperilaku baik dan Ia tidak bisa menahan sudut bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman kecil.

Brakkkkk.

Tiba-tiba terdengar suara pintu di banting. Leandra dan Luhan langsung melihat ke arah pintu mansion.

Tak lama dua orang berjalan masuk. Luhan melihat dengan tatapan bingung sedangkan Leandra menatap datar.

"Daddyyyy," teriak seorang perempuan.

"Berisik," ucap laki-laki yang ada di sampingnya perempuan itu.

Si perempuan mengabaikan teguran dari laki-laki yang ada disampingnya dan berjalan ke ruang tengah dengan bersemangat.

Don't FeelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang