Sehat kesayangan Inay? Mudah-mudahan kalian selalu sehat, ya. Jangan lupa jangan kesehatan
Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki
###
Leandra segera membereskan orang-orang yang menghalanginya. Ia harus secepatnya menyusul anak bungsunya yang dibawa salah satu dari mereka. Setelah ia datang ke parkiran pribadi, suasana tampak sepi. Tidak terlihat seorang pun di sana. Leandra dengan langkah lebar mencari dan hanya melihat seorang pria, yang ia yakini telah membawa bungsunya tergeletak di bawah lantai parkiran tidak sadarkan diri. Leandra langsung menginjak punggung pria itu dengan sangat kuat. Hingga membuat pria itu bangun seketika dari pingsannya."Dimana putraku?!" tekan Leandra sembari menambah kekuatan kakinya yang masih berada di atas punggung si pria.
"Mati," jawab si pria dengan berani. Ia tidak memperdulikan aura Leandra yang bertambah suram dan dingin.
"Akhh."
Leandra menendang si pria sampai terlempar menabrak sisi mobil yang sedang terparkir di sana.
"Sepertinya kamu tidak lagi membutuhkan mulutmu, biar ku robek saja."
Leandra mengeluarkan pisau kecil dari saku jasnya. Ia berjalan mendekati tubuh si pria yang sudah tidak berdaya. Barulah si pria bergidik melihat tatapan yang sangat dingin dari Leandra. Walaupun ia berani, ia tetap akan merasa takut saat dihadapkan dengan kematian.
Langkah Leandra terhenti di depan si pria, "Aku tanya sekali lagi, dimana putraku?"
"Sa-saya tidak tahu."
"Keras kepala, apa boleh buat."
"Tu-tuan."
Gerakan Leandra terhenti, pisau itu beberapa senti dari wajah si pria.
Leandra menatap datar ke arah remaja yang saat ini berdiri ketakutan tidak jauh dari posisinya.
Walaupun kaki si remaja sudah gemetar karena tatapan Leandra yang di arahkan padanya. Ia menggertak gigi dan ia memberanikan diri membuka mulutnya.
"Se-sepertinya saya tahu dimana putra anda."
"Benarkah?" Kerutan alis Leandra tidak mengendur sama sekali, ia malahan semakin menatap waspada pada remaja yang ada di depannya.
Dorrr. Terdengar letusan pistol, Kristian datang menyusul dan di belakangnya ada si kembar.
Pria yang ada di belakang Leandra ambruk setelah menerima tembakan dari Kristian.
Si remaja bertambah gugup dan takut setelah melihat bertambah orang yang datang. Ia sudah bisa menebak identitas orang yang ada di depannya.
"Tunjukkan," ucap Leandra.
Si remaja berjalan memimpin ke sebuah mobil yang tidak jauh terparkir dari sana. Ia secara perlahan membuka pintu mobil, terlihatlah Luhan yang sudah tidak sadarkan diri sedang bersandar pada jok mobil.
"Lulu!" Xavia berlari dan mendekati adiknya. Leandra dan yang lainnya pun ikut mendekat.
"Berikan Baby pada Daddy."
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Feel
Ficção AdolescenteSaat membuka mata Luhan sudah berada di tengah hutan. Tidak usah memikirkannya lagi, sudah pasti ia di buang Luhan menghela napas, ia kembali menutup matanya. samar-samar ia mendengar langkah kaki mendekat. "Hey boy, kenapa ada di tengah hutan. In...