Halo semuanya apa kabar? sehat kan? sehat dong pastinya.
Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki selamat membaca dan semoga terhibur.###
Hari pertama Lingga pindah ke kelas Luhan, Lingga sudah terlihat akrab dengan Luhan. Meskipun, Luhan menanggapi percakapan lingga dengan singkat, tapi itu sudah membuat Lingga cukup senang. Luhan menyadari jika Lingga itu tipe anak yang hiperaktif dan banyak berbicara, sangat bertolak belakang dengan kepribadiannya yang tenang dan tidak banyak berbicara, yang bisa dikatakan irit saat berbicara.Saat jam pelajaran terakhir, kelas Luhan kebetulan kosong, guru hanya memberikan tugas pada para muridnya untuk mengerjakan tugas dan akan dikumpulkan keesokan harinya, yang kebetulan ada jam pelajarannya lagi.
Luhan mengerjakan soal dengan lancar dan selesai lebih cepat dari yang lainnya. Lingga yang duduk di samping Luhan terlihat malas-malasan untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru, tapi jika diteliti lagi, buku tulis yang ada di depan Lingga sudah terisi dan tugas yang diberikan guru hampir selesai dikerjakannya. Jadi, jangan dilihat dari tampang Lingga yang bermalas malasan karena Lingga sebenarnya termasuk dalam siswa yang sangat pintar yang mirip dengan Luhan.
"Luhan sudah selesai? tanya Lingga.
"Sudah."
"Wah, sangat cepat. Boleh Aling melihat?"
"Soal mana yang Aling tidak bisa? Luhan bisa mengajarinya, tidak baik jika mencontek pekerjaan orang lain."
"Luhan tipikal anak yang sangat rajin dan jujur, ya," ucap Lingga dengan senyuman lebar.
Luhan sendiri hanya memandang ke arah Aling dan tidak membalas ucapan Lingga.
"Pertanyaan apa yang tidak dipahami Aling? Biar Luhan ajarkan rumusnya dan penyelesaiannya."
"Tidak jadi, Aling juga sebentar lagi selesai," ucap Aling dengan masih tersenyum.
Sebenarnya Aling hanya menggoda Luhan, sebenarnya, ia tinggal mengerjakan 1 soal terakhir dan tugasnya akan selesai.
Meskipun tidak ada guru di kelas suasana kelas terlihat sangat tenang dan tertib. Meskipun ada sekelompok siswa dan siswi yang mengerjakan tugas bersama. Semuanya tetap terlihat tenang dan tidak rusuh.
(Kalau di kelas Inay udah pasti bakal rusuh sih kalau jamkos. Malahan ada yang ke kantin 🤣. Kalau di kelas kalian gimana?)
Luhan bisa melihat Miko yang tiba-tiba berdiri dari kursinya, ia memperhatikan Miko yang sepertinya akan berjalan ke arahnya. Luhan mengangkat sedikit alisnya dengan bingung. Apakah Miko ingin mengajaknya perkenalan?
Miko berdiri di samping meja Aling karena Aling berada di sisi luar sedangkan Luhan di sisi dalam. Aling mengalihkan pandangannya dari buku beralih melihat ke arah Miko, masih ada senyum kecil yang bertengger di bibirnya.
"Ah, teman baru, apakah kita perlu berkenalan lagi? Bukankah tadi pagi kita sudah berkenalan?" ucap Aling dengan ramah.
"Aku tidak punya urusan denganmu, urusanku dengan dia," ucap Miko yang pandangannya mengarah ke arah Luhan.
Luhan semakin bingung dengan ucapan Miko, ia sepertinya tidak mengenal Miko. Kenapa Miko berkata ia ada berurusan dengannya?
"Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" ucap Luhan dengan bingung.
"Kamu lupa atau pura-pura lupa denganku?" ucap Miko dengan nada yang menyindir.
"Huh?"
"Ternyata benar apa yang diucapkan Bianca, kamu sepertinya memiliki hidup yang baik dan bahagia di sini. Apakah karena sekarang kamu sudah bahagia. Jadi, kamu melupakan 'kami'?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Feel
Teen FictionSaat membuka mata Luhan sudah berada di tengah hutan. Tidak usah memikirkannya lagi, sudah pasti ia di buang Luhan menghela napas, ia kembali menutup matanya. samar-samar ia mendengar langkah kaki mendekat. "Hey boy, kenapa ada di tengah hutan. In...