Halo sayang-sayangkuh, sehat? Jangan lupa jaga kesehatan ya.
Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.
###
Leandra sedang duduk di ruang tengah dengan sebuah laptop di depannya. Meskipun sudah di rumah, masih ada pekerjaan yang harus ia selesaikan. Di sofa seberang, ada juga Kristian yang sedang berkutat dengan tablet di satu tangannya
. Keduanya terlihat sama sibuknya meskipun di rumah.Ting, pintu lift terbuka, Luhan keluar melangkah dari lift, ia bisa melihat jika ayah dan kakak sulungnya sepertinya sedang sibuk. Jadi, ia tidak mau mengganggu, ia berjalan dengan tenang lalu duduk di sebelah sang ayah.
"Halo, Baby, sudah bangun?" Pasalnya, ketika ia datang ke kamar anak bungsunya, si bungsu sedang tidur siang.
"Iya," ucap Luhan.
"Daddy terlihat sibuk, Kakak juga."
"Tidak, Daddy hanya perlu mengecek sesuatu, sebentar lagi akan selesai. Kenapa, hm?"
"Tidak apa-apa."
Kristian menghentikan aktivitasnya sebentar lalu melihat ke arah adik kecilnya.
"Baby, oke?"
"Luhan, Oke, Kak."
Luhan tidak mengajukan pertanyaannya lagi, ia mengerti jika sang ayah dan kakaknya sedang mengerjakan sesuatu yang terlihat sangat penting. Jadi, ia tidak mau lagi mengganggu, ia menyandarkan kepalanya pada bahu sang ayah. Entah mengapa, saat ini ia ingin dekat dengan sang ayah.
Leandra kembali menghentikan gerakan tangannya di atas keyboard, ia mengangkat alisnya dengan heran. Jarang-jarang Luhan terlihat menempel seperti ini, jadi ia duduk dengan tegak lalu melihat ke arah anak bungsunya.
"Baby seriously, are you okay?"
"I'm Oke, Dad."
"Look at me," perintah Leandra pada Luhan.
Luhan mengangkat kepalanya lalu melihat ke arah sang ayah, sesuai dengan perintah yang diberikan. Setelah diamati, Leandra melihat jika mata si bungsu terlihat lebih sayu daripada biasanya, pipinya sang anak juga terlihat sedikit bersemu merah, sangat kontras dengan kulit putihnya. Leandra menempelkan punggung tangannya di atas kening sang anak. Barulah ia paham, anaknya terserang demam. Padahal, sewaktu ia melihat keadaan anaknya yang sedang tertidur, ia juga mengecek dan badan anaknya tidak hangat ataupun panas. Tapi saat ini, tiba-tiba Luhan terserang demam. Ia juga mengerti, kenapa sang anak terlihat ingin menempel padanya, setelah beberapa waktu tinggal bersama, Luhan sedikit demi sedikit menunjukkan sisi manja seperti ini.
"Baby, demam."
"Benarkah?" ucap Luhan.
"Hm."
Mendengar ucapan sang ayah, Kristian langsung meletakkan tablet di tangannya ke atas meja. Ia menghampiri lalu duduk di sisi Luhan yang lain. Ia juga mengecek dahi sang adik, benar saja, dahi sang adik memang terasa panas.
Dengan kondisi Luhan yang istimewa, tentu saja Luhan tidak akan menyadari jika saat ini ia demam.
Leandra menyuruh salah satu bodyguard yang ada di dekatnya untuk memanggil Alex.
Tidak lama, Alex datang, Kristian dengan pengertian menggeser tubuhnya supaya Alex bisa duduk di samping adiknya untuk melakukan pemeriksaan.
Di saat bersamaan, si kembar pun keluar dari lift dan melihat adik mereka yang sedang diperiksa oleh Alex. Jadi, mereka berjalan lebih cepat untuk melihat kondisi sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Feel
Teen FictionSaat membuka mata Luhan sudah berada di tengah hutan. Tidak usah memikirkannya lagi, sudah pasti ia di buang Luhan menghela napas, ia kembali menutup matanya. samar-samar ia mendengar langkah kaki mendekat. "Hey boy, kenapa ada di tengah hutan. In...