Halo semuanya sehat guys sehat-sehat ya tetap jaga kesehatan terus semangat ya.
Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.
###
Luhan sedang digendong koala oleh Leandra. Luhan melingkarkan tangannya di sekitar leher Leandra lalu meletakkan dagunya di atas bahu sang ayah. Ia melihat kakaknya, Kristian, yang mengikuti di belakangnya. Saat ini, mereka baru sampai di perusahaan Leandra.
Luhan mengulurkan satu tangannya ke arah sang kakak, Kristian yang melihat gerakan sang adik, berjalan mendekat lalu memegang telapak tangan adiknya. Luhan tersenyum ke arah sang kakak, Kristian membalas dengan tersenyum tipis.
Pemandangan itu sangat manis dan dilihat oleh banyak karyawan lainnya yang diam-diam mencuri pandangan. Mereka merasa gemas melihat tingkah laku Luhan. Mereka juga sudah tahu dengan identitas Luhan yang sekarang ternyata menjadi bungsu Rodriquez. Walaupun tidak semua karyawan mengetahuinya.
Sesampainya di ruangan, Leandra langsung berjalan menuju ke kursi kebesarannya lalu duduk dengan Luhan yang duduk di atas kedua kakinya dengan punggung menghadapnya. Sedangkan, Kristian duduk di kursi yang ada di hadapan sang ayah. Ayah dan anak itu sedang membahas sesuatu yang menyangkut kedua perusahaan. Luhan dengan patuh duduk sembari menatap penasaran berkas-berkas yang ada di depannya. Ia selalu melihat berkas yang menumpuk di meja sang ayah, berkas-berkas itu sepertinya tidak pernah ada habisnya.
Luhan mendengarkan diskusi sang ayah dan kakak sulungnya, mereka seperti sedang membahas sesuatu yang penting, jadi Luhan tidak ingin mengganggu. Ia menjadi sedikit penasaran, seberapa luas perusahaan sang ayah?
"Daddy," panggil Luhan.
Leandra dan Kristian menghentikan pembicaraan setelah mendengar panggilan si bungsu.
"Ada apa, Baby?"
"Boleh Luhan melihat-lihat kantor Daddy?"
"Baby ingin berkeliling?"
"Hm, Luhan sedikit penasaran."
Leandra terkekeh lalu mengelus kepala sang anak, "Tentu saja, boleh, Baby. Daddy akan meminta Max, salah satu orang kepercayaan Daddy untuk membawa Baby berkeliling perusahaan. Jika ingin sesuatu, katakan saja langsung pada Max, oke? atau Baby juga bisa langsung menelepon Daddy."
"Baik, Dad."
Leandra membuat panggilan singkat, tidak lama terdengar ketukan pintu, masuklah seorang pria berpakaian hitam yang Luhan tebak bernama Max, yang tadi bicarakan sang ayah.
"Bawa putraku untuk berkeliling, pastikan keamanannya dan jika ada apa-apa, langsung hubungi saya," ucap Leandra memberikan instruksi pada bawahannya.
"Baik,Tuan. Mari, ikuti saya Tuan Muda, saya akan membawa Tuan Muda berkeliling perusahaan," ucap Max.
Luhan turun dari pangkuan sang ayah lalu keluar mengikuti Max.
Karena saat ini masih jam kerja, tentu saja suasana terlihat hening dan tenang, hanya terdengar ketikan keyboard yang menggema di berbagai ruangan, ada juga orang-orang yang sedang berkumpul sedang membahas sesuatu tapi mereka tidak menimbulkan kebisingan. Luhan hanya melihat sekeliling sebentar lalu meneruskan berjalan untuk melihat tempat lainnya. Ternyata perusahaan sang ayah memiliki taman yang terlihat cukup sejuk, Luhan menebak, mungkin taman ini dibuat untuk para karyawan supaya bisa bersantai dan menikmati waktu saat istirahat.
Sampai akhirnya Luhan berada di lantai 2, di sana dikhususkan untuk kantin karyawan, semua makanannya gratis tapi untuk mengambil makanan diperlukan kartu makan yang nantinya perlu digesek terlebih dahulu. Kantin terlihat masih sangat sepi, tapi banyak makanan sudah matang dan di sajikan di stand. Mungkin karena sebentar lagi jam makan siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Feel
Teen FictionSaat membuka mata Luhan sudah berada di tengah hutan. Tidak usah memikirkannya lagi, sudah pasti ia di buang Luhan menghela napas, ia kembali menutup matanya. samar-samar ia mendengar langkah kaki mendekat. "Hey boy, kenapa ada di tengah hutan. In...