34

20.3K 2.1K 45
                                    

Halo readers kesayangan Inay, sehat? Mudah-mudahan semuanya sehat, ya.
Musimnya lagi tidak bersahabat, jaga kesehatan semua.

Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.

###

Luhan menjalani rontgen, untung saja tidak ada cidera dalam seperti yang mereka dikhawatirkan. Luhan hanya mengalami luka luar, setelah minum obat dan dioleskan salep secara rutin, lukanya akan cepat sembuh, tidak akan meninggalkan bekas luka.

Luhan saat ini sedang di perusahaan Kristian. Ia belum di perbolehkan untuk berangkat sekolah. Si kembar dipaksa Leandra untuk berangkat ke sekolah. Leandra sudah cukup jengah melihat anak kembarnya yang selalu menempel pada Luhan bak prangko. Sebenarnya tadi pagi, Leandra yang berencana akan membawa Luhan ke perusahaannya. Tapi ia mendapatkan kabar, jika ada tikus di perusahaannya. Jadi, ia perlu mengurus tikus-tikus itu terlebih dahulu. Kristian dengan senang hati akhirnya membawa Luhan ke perusahaannya.

"Baby duduk di sini dulu, oke? Kakak akan mengurus dokumen sebentar. Tapi, jika Baby bosan, katakan saja pada Kakak. Di sana juga ada kamar pribadi, jika lelah Baby bisa istirahat."

"Iya, Kak."

Kristian mengelus kepala Luhan dengan pelan sebelum kembali ke kursi kebesarannya. Luhan menatap ke sekeliling, ruangan kakaknya tidak berubah, masih seperti sebelumnya. Setelah puas melihat, Luhan berdiri dan menghampiri rak minimalis yang berisi ornamen-ornamen unik. Selera kakaknya benar-benar bagus, pikir Luhan. Ia mengambil sebuah ukiran naga yang polanya terlihat sangat rumit tapi sangat rapih dan detail terbuat dari batu berwarna kehijauan.

"Kak."

"Hm?"

"Ini terbuat dari apa?" tunjuk Luhan pada ukiran naga yang ada di tangannya.

"Itu diukir dari batu giok."

"Giok? Sepertinya, giok terkenal di negara China."

"Memang, ukiran itu, Kakak dapatkan dari pelelangan saat berada di China."

"Ah, begitu."

"Baby menginginkannya?"

"Tidak, Luhan hanya penasaran."

Luhan tidak tahu saja, ukiran itu didapatkan Kristian dengan harga yang fantastis. Mungkin, bisa untuk membeli sebuah mobil mewah. Karena menurut informasi saat pelelangan, giok tersebut merupakan peninggalan salah satu dinasti. Tapi setelah jatuh di tangan Kristian, ukiran itu diperlakukan hanya sebatas pajangan saja.

Luhan berjalan ke arah kakaknya, ia sedikit penasaran seperti apa pekerjaan ayah dan kakaknya. Ia berdiri di samping sang kakak. Ia hanya melihat, tidak mau mengganggu pekerjaan sang kakak. Luhan hanya ingin melihat seperti apa.

Kristian tentu saja menyadari kehadiran adiknya. Ia dengan cepat mengangkat tubuh adiknya dan mendudukkannya di atas pahanya. Luhan dibuat terkejut dengan tindakan kakaknya yang terlalu tiba-tiba.

"Kakak."

"Hm, jika ingin melihat, tidak perlu malu. Lihatlah sepuasnya."

"Oke, Luhan akan diam melihat. Kakak lanjutkan saja pekerjaan Kakak."

Luhan duduk diam dan melihat-lihat dokumen yang sedang kakaknya kerjakan. Banyak nominal angka di atasnya. Begitu banyak angka nol sampai Luhan dibuat kagum. Sepertinya, ia belum pernah melihat uang sebanyak itu. Dulu, ia terbiasa hidup hemat. Jadi, nominal yang tertera di atas dokumen sesaat membuat Luhan terpana. Ia tahu jika keluarganya sangat kaya, ini baru kakaknya jika digabungkan dengan sang ayah. Berarti, keluarganya sangat sangat kaya. Wow, pikir Luhan.

Don't FeelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang