Sehat? Sehat kan? Tetep semangat dan bahagia selalu.
Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.
Tengah malam ini para penghuni mansion dibuat tidak bisa menutup matanya dikarenakan si bungsu yang tiba-tiba demam tinggi.
Saat tidur Leandra merasa suhu panas di pelukannya jadi ia membuka matanya dan mengecek jika bungsunya mengalami demam. Ia langsung memanggil Alex untuk langsung datang ke kamarnya untuk memeriksa keadaan anaknya. Dan tentu saja semua anaknya ikut terbangun dan berkumpul di kamarnya.
Luhan sendiri hanya merasa sedikit tidak nyaman pada tubuhnya dan badannya terasa tidak bertenaga. Wajahnya terlihat bersemu kemerahan efek demam.
"Bagaimana keadaannya?" Tanya Leandra.
"Luhan mengalami demam yang cukup tinggi. Ganti bajunya dengan pakaian yang lebih longgar dan pakaian yang lebih pendek. Karena Luhan tidak bisa memproduksi banyak keringat yang fungsinya bisa menstabilkan suhu tubuhnya. Jadi aku juga perlu menginfusnya. Nanti aku akan meresepkan obat untuk Luhan."
Xavier dan Kristian langsung membantu mengganti pakaian sang adik. Sedangkan Xavia hanya bisa melihat dari samping karena ia perempuan jadi pekerjaan ini lebih cocok untuk kedua kakaknya.
Setelah selesai mengganti pakaian yang lebih pendek dan longgar pada Luhan, Xavia menempel plester penurun panas di dahi sang adik.
Setelah itu barulah Alex memasangkan infus pada tangan kiri Luhan.
Ketiga anak Leandra lainnya duduk di sekitar tubuh sang adik. Luhan melihat ketiga kakaknya dengan matanya yang sayu.
"Lulu oke?"
Luhan menganggukan kepala sebagai jawaban.
"Baby merasa ada yang tidak nyaman?" Tanya Kristian.
"Tidak tahu," jawab Luhan dengan lirih.
"Apa yang baby rasakan?" Tanya Xavier.
"Lemas."
Ketiga tidak tega melihat sang adik yang terlihat tidak baik tapi adik mereka sendiri tidak bisa merasakannya dan tidak tahu dimana ia merasa tidak merasa nyaman. Jadi mereka pun ikut bingung. Jadi mereka bertiga memijat lembut tangan, kaki dan kepala sang adik.
Leandra menghampiri anak-anaknya setelah berbicara tentang keadaan Luhan dengan Alex. Ia mengusap poni panjang sang anak yang biasanya di kuncir itu. Alex juga berjalan mendekat setelah memberikan resep pada bodyguard yang ada di dekatnya.
"Luhan dengar Papi?"
Luhan menganggukan kepalanya.
"Apa yang Luhan rasakan sekarang?"
"Luhan merasa tidak mempunyai tenaga dan merasa tidak nyaman tapi tidak tahu dimana itu."
"Oke, Papi paham. Sebentar lagi minum obat lalu istirahat oke?"
"Em."
Tak lama seorang maid membawa obat yang telah ditebus dengan segelas air hangat.
Leandra membantu anak bungsunya untuk duduk supaya bisa minum obat dengan baik. Setelah minum obat, Leandra mengusir Alex kembali ke kamarnya sendiri. Tentu saja Alex sendiri tidak puas tapi ia tetap menurutinya. Waktunya tidak tepat jika harus berdebat dengan temannya itu.
"Kamu bisa memanggilku jika demamnya semakin tinggi."
"Hm."
Kini tinggal Leandra dan semuanya semua anaknya yang ada di kamarnya.
"Kalian tidak ingin kembali ke kamar?"
"Tidak." Jawab ketiga kompak.
"Via, ingin menemani Lulu." Ucapan Xavia mewakili Xavier dan Kristian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Feel
Novela JuvenilSaat membuka mata Luhan sudah berada di tengah hutan. Tidak usah memikirkannya lagi, sudah pasti ia di buang Luhan menghela napas, ia kembali menutup matanya. samar-samar ia mendengar langkah kaki mendekat. "Hey boy, kenapa ada di tengah hutan. In...