Sebelum memulai bagian ini, seperti biasa author ingin berterimakasih kepada 50 yang telah membaca, 15 yang vote, dan 1 orang yang komen dibagian sebelumnya.
Kalau bagian ini dapat 10 vote dan 10 komen sebelum besok siang, author bakalan up lagi besok hahahaha
🥰 HAPPY READING 🥰
Leo sedang rebahan di kasurnya, Aizel sudah pergi 5 jam yang lalu itu berarti sudah 5 jam pula Leo rebahan. Leo masih memikirkan perkataan Aizel semalam dan jujur semakin leo memikirkannya semakin leo yakin bahwa apa yang ia lakukan ini salah.
Tapi harga dirinya masih menguasai dirinya, leo tak suka menjadi omega, leo benci menjadi omega, leo tak mau menjadi omega, leo tak rela menjadi omega, leo tak sudi menjadi omega. Tapi, leo bisa apa? Apa yang bisa ia lakukan? Disaat takdir mengatakan bahwa ia harus menjadi sesuatu yang menjijikan baginya.
"Haaaaa.....!! " Leo berteriak sambil menjambak sedikit rambutnya frustasi memikirkan ini. 'Apa yang harus kulakukan? Apa aku bunuh diri saja? Iya itu ide yang bagus lebih baik aku bunuh diri saja setelah itu masalah ini pasti akan-' batin leo berhenti berbicara saat ada tangan lembut yang berusaha melepaskan rambut leo dari cengkraman tanggannya sendiri.
"Kau kenapa leo? Hmm" Ucap seraphina lembut
"Ma? " Ucap leo menatap wajah cantik ibunya
"Ada apa hmm?? Mau berbagi dengan mama" Tutur seraphina berharap leo mau berbagi cerita dengannya.
"Entahlah ma... Aku aku-" Ucap leo terbata bata tak tau apa yang harus ia ceritakan, otaknya penuhh dengan banyak pikiran.
"Leo.... Sayang.. "
"Maa... Apakah salah? Maksudku apa yang aku lakukan ini salah? " Ujar leo memelas
"Menjadi hal wajar jika kau berperilaku seperti ini leo, dari kecil kau sudah di didik dengan cara alpha tapi tiba-tiba kau menjadi seorang omega. Tentu saja kau akan kaget dengan perubahan itu dan membuatmu berperilaku seperti ini. Apalagi kau langsung bertemu dengan mate mu, alpha jika sudah bertemu dengan matenya pasti ia akan posesif. Kalau mama berada diposisimu mama pasti juga akan berperilaku sepertimu" Jelas seraphina berusaha membuat leo tenang, seraphina lalu memegang lengan kanan anaknya menggunakan tangan kanannya dan dengan tangan kirinya mengusap sayang kepala leo seraya menatap lembut putra bungsu nya itu. "Tapi sayang apa yang membuat mu sangat enggan menjadi omega hmm.... Apa kau sangat jijik dengan-"
"Tidak maa... Bukan seperti itu" Potong leo berusaha menepis ucapan ibunya agar ibunya tidak salah paham. "Aku tak tau, harga diriku sangat terluka saat membayangkan aku akan menjadi omega" Sambungnya.
"Ini hanya soal waktu leo, jika kau mau belajar menjadi omega lama kelamaan kau akan menerimanya. Cobalah untuk membuka hatimu leo, cobalah menerima kristal kau rasakan kasih sayang dan cintanya terlebih dahulu lalu kau putuskan apa yang terbaik untukmu. Mama tak akan memaksamu leo, mama akan selalu mendukung apapun keputusanmu."
Leo hanya diam, bingung dengan dirinya sendiri. Leo merasa bahwa memang benar dia lah yang membuat keadaan menjadi runyam dan sulit, ia lah biang keroknya.
"Tak usah terlalu memaksakan dirimu leo, itu cuma saran dari mama. Oh iya itu bunga, kue, dan coklat dari kristal mama letakkan diatas meja belajarmu, mama keluar dulu kau istirahat lah" Ucap seraphina keluar dari kamar leo
Leo melihat memang ada bunga mawar putih, kue, dan coklat dimeja belajarnya. Leo lalu berdiri ingin melihat pemberian dari kristal tersebut lebih dekat.
Leo mengambil sebuah kertas diatas buket bunga itu, "aku minta maaf leo, sungguh" Itulah kata-kata yang ada dikertas itu, leo meremat kertas itu berpikir keras tentang apa yang akan ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Female Alpha [END]
Hombres LoboSebuah cerita klasik yang menceritakan seorang omega bernama leo yang tak rela menjadi seorang omega dan selalu meragukan gender keduanya tersebut. Apakah leo masih akan terus terusan menentang bahwa ia omega atau justru ia akan menyerah dan meneri...