Bab 37. Marah besar

20K 1.1K 2
                                    

......

---------

Brak!! 

Seorang pria dengan brutal memukuli beberapa orang yang ada di hadapan nya sebagai pelampiasan kekesalan nya, dia bahkan membuat orang orang itu pingsan tak sadarkan diri dengan wajah babak belur. 

Terlihat seorang wanita yang berdiri memperhatikan hal itu dengan jelas dia terlihat hanya diam saja tidak bertindak apapun. 

Bugh!

Bagh! 

Krek! 

Hoek!! 

Pria itu terus saja memukuli semua orang yang ada di ruangan tersebut. Dia terlihat sangat marah. 

"Udah puas?" tanya Vanesa dengan nada dingin. 

"Diam! Pergi! Jangan ganggu gua!" tegas pria itu yang tidak lain adalah Elvan dengan nada agak tinggi dia sangat marah saat ini. 

Elvan masih tidak terima jika Alezya adalah wakil ketua Glorious. Alezya adalah adik kandung nya yang baru saja ketemu setelah bertahun tahun hilang.

Dia yakin Alezya adalah gadis baik baik dia tidak suka terlihat masalah kriminal. Namun sayang nya Elvan salah besar setelah mengetahui fakta mengejutkan tentang rahasia besar Alezya. 

"Kita selesai semua masalah ini Elvan. Gua yakin Alezya pasti punya alasan dan jawaban yang tepat untuk masalah ini," ucap Vanesa dengan nada santai dia berusaha tenang agar tidak memperusak suasana saat ini. 

"Kenapa dia harus masuk kesana? Kenapa harus Alezya?" kesal Elvan dia tidak kebingungan saat ini dia ingin marah dan membenci Alezya namun dia tidak bisa lakukan itu karena dia ingat suatu janji yang dia buat dengan adik nya. 

"Ternyata ini maksud dari ucapan lo? Lo udah tahu semua nya?" ujar Elvan kesal sambil mengepalkan telapak tangan nya yang sudah berlumuran darah. 

"Tenanglah. Kita selesai semua nya dengan cara baik baik," ujar Vanesa menangkan pria itu sebisa nya. 

"Pergi lah! Gua butuh waktu sendiri!" pinta Elvan yang masih dalam mode marah. 

"Gua akan pergi. Tapi lo harus janji jangan bunuh mereka," bisik Vanesa kemudian dia melangkah pergi dari ruangan itu. 

"AAAARGHH!! SIAL!!" teriak Elvan sangat marah. 

"Kenapa lo rahasiakan ini dari gua? Lo takut gua marah sama lo? Kalau lo jujur dari awal gua nggak akan semarah ini Alezya," ucap Elvan merasa sangat kesal dengan diri nya sendiri dia juga tidak becus mencari keberadaan adik nya membuat adik nya terjerumus dalam masalah ini. 

Elvan sangat merasa bersalah. Seharusnya dia segera menemukan Alezya sejak dulu. Dia tidak akan biarkan gadis itu mengikuti jejak nya dan gadis itu juga tidak akan terlihat masalah besar yang akan membuat gadis itu dalam bahaya. 

"Apa yang harus gua lakuin sekarang?"

...... 

-------

Brak!! 

Bugh! 

Krek! 

Di lain sisi terlihat hal yang sama terjadi di Wolfein. Ketua mereka saat ini sedang sangat marah dia menghajar banyak anggota yang tidak bersalah sebagian pelampiasan amarah nya. Sementara para anggota inti dan wakil ketua Wolfein hanya bisa diam saja mereka tidak berani melawan perintah ketua mereka. 

Apalagi saat ini pria itu sedang marah besar. Lebih baik diam atau akan terkena imbas nya. Cukup tunggu sampai dia tenang dan beri dia waktu untuk menenangkan semua amarah nya. 

"Sial! Kenapa harus lo? Ini alasan lo nolak gua berkali kali? Atau lo takut gua bakal benci sama lo setelah gua tahu semua ini?" ucap Aksa dengan nada tenang dia tengah duduk di lantai dengan tangan penuh darah. Beberapa orang yang dia pukuli sudah di seret keluar. 

"Gua nggak percaya. Kenapa harus lo? Sial!" kesal Aksa. 

Aksa menarik nafas dalam dalam dia berusaha untuk menenangkan diri nya dia tidak boleh terbawa emosi lagi. Dia akan urus masalah ini dengan cara baik baik dia ingin gadis itu tetap baik baik saja. Dia yakin Alezya adalah orang baik dia pasti tidak terlibat dengan masalah itu. 

"Gua harus pastiin."

"Lo yakin mau ketemu sama dia?" tanya Langit. 

"Dia bisa aja sekarang pergi bersembunyi dari kita," beritahu Langit dengan nada sinis nya. 

"Dia bukan pengecut," cetus Aksa. 

"Oh ya? Dia pasti sekarang sedang ketakutan karena rahasia nya terbongkar. Dia nggak akan bisa nutupin semua rahasia nya selama nya, dia pasti orang yang sudah terlibat membunuh Galan dan Zio juga," ucap Langit dengan nada marah dia masih belum menerima kematian kedua sahabat dekat nya. 

Saat ini hanya Elvan dkk dan Aksa dkk yang tahu saat ini jika Alezya adalah wakil ketua Glorious. Hal itu mereka lakukan agar tidak memperkeruh suasana, jika sampai semua orang tahu siapa Alezya. 

Gadis itu pasti dalam bahaya dia akan menjadi tersangka juga dalam kasus pembunuh Galan dan Zio. Selain itu dia juga akan di incar banyak geng motor lain yang menjadi musuh nya.

"Dia bukan pembunuh," ucap Aksa. 

"Cih. Lo harus bedain mana musuh dan mana cinta, jangan gara gara lo suka sama Alezya. Lo anggap dia baik," ucap Langit dengan nada meremehkan. 

"Jalang itu pem--"

Bugh! 

Aksa melayangkan satu bogeman ke perut Langit hingga membuat pria itu kesakitan. Aksa sangat benci siapapun yang merendahkan orang yang dia sayang. 

"Lo nggak usah sok ngajarin gua. Gua bukan orang bego," tegas Aksa dengan tatapan iblis nya. 

"Lo diam. Atau gua bunuh lo sekarang?" ancam Aksa. 

Langit segara melangkah pergi dari sana. Aksa mengepalkan telapak tangan nya, tidak ada orang yang boleh mengatai gadis itu karena bagaimanapun dia tidak akan membiarkan siapapun merendahkan gadis yang dia cintai. 

Karena dia yakin gadis itu adalah orang baik yang saat ini hanya terjebak dalam masalah yang dibuat oleh orang lain. 

"Siapapun dia. Gua yakin dia bukan orang jahat," ucap Aksa. 

Aksa segara melangkah pergi dari ruangan itu. Dia ingin mencari gadis itu dan dia ingin bicara berdua dengan gadis. 

"Cari dimana Alezya sekarang," pinta Aksa. 

"Tuan Muda. Nona Alezya sekarang sudah berada di markas Viper," ucap seseorang pria dewasa dengan berpakaian setelan jas rapi. Dia adalah james. Asisten pribadi Aksa. 

"Sialan!"

"Dia akan baik baik saja. Disana ada Tuan Elvan," beritahu James. 

...... 

-------

..... 

Glorious  [End] ( Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang