♡11

396 70 24
                                    

♡♡ eits.. Jangan reader nakal yg malas klik vote tiap bab y ya♡♡



"Aakh!"
Juni meringis kecil saat jari telunjuknya tak sengaja tertancap jarum jahit yang sedang dia gunakan untuk menjahit kancing baju yang copot.

Segera dia mengambil tisu untuk membersihkan darah jari nya.

Sedari tadi, entah mengapa pikirannya tidak bisa fokus.
Lalu melihat jaket yang tadi pagi Taemi pinjamkan tergantung di capstok, perasaan resah tidak nyaman hadir menyergap hatinya.

"Taemi lagi apa ya?"

Rasanya ingin bertanya kabar lewat chat. Tapi kan, tadi pagi mereka menghabiskan waktu bersama. Bercengkerama, tidur, sarapan, lalu pukul delapan pagi Taemi mengantar Juni pulang ke tempat mami Agnes.

Bingung hati Juni. Apakah dia harus mencoba menghubungi Taemi sekarang.. atau nanti ?

Apa...

Aarghh, hati Juni gusar. Tidak ingin kebingungan tidak jelas terus, dia memutuskan menghubungi Taemi lewat chat.

'Taemi,
Mm, lagi apa?'

Begitu chat nya.
Dia pikir, siapa tau sekarang Taemi sedang makan siang di waktu istirahat pekerjaan nya.

Lima menit, sepuluh menit, lima belas menit, tiga puluh menit, Juni duduk gelisah di kursi. Memikirkan chat nya yang belum kunjung dibaca dan dibalas Taemi. Padahal biasanya Taemi akan berusaha membalas cepat chat Juni.

Hingga tiga jam berlalu. Dan Juni telah selesai makan, menemani mami Agnes ke salon, juga mengantar pakaian kotor ke laundry. Chat nya masih belum dapat balasan.

Dengan hati kesal, dia mencoba lagi mengirim chat pada Taemi.
Ingin sekali rasanya dia mengomel, tapi.. dia memutuskan menghapus chat panjang nya dan hanya mengirim,
'Taemi'

Lalu dia lempar ponsel nya ke kasur.



Pemandangan serba sibuk tampak terlihat di sebuah rumah sakit. Orang-orang hilir mudik, ada yang duduk menanti dengan cemas, ada yang terduduk lemas oleh kesedihan, ada juga yang mondar-mandir dengan rasa penuh emosi yang berusaha ditahan, seperti bos Gerry, yang sangat marah atas kejadian anak buah nya, Taemi.
Wajahnya merah padam. Sorot mata menyiratkan angkara murka.
Sementara beberapa anak buahnya siap menunggu perintah yang mereka tunggu-tunggu. Yaitu, membalas serangan pada kelompok penguasa preman lain yang membuat kekacauan tadi.

Benar saja, sekarang mereka bersorak kompak dan melangkah pergi mengikuti sang bos.

Bos Gerry berjalan penuh percaya diri, disertai seringai menyeramkan oleh ide rencana balas dendam nya. 'Tunggu aja. Habis anak-anak buah lo ditangan gue, Jefri!'

Langit memucat. Awan hitam berkumpul menyembunyikan sinar matahari. Perlahan, gerimis terjun bebas membasahi bumi.
Sedangkan sebelas orang pria tetap berjalan tegap dibawah guyuran hujan kecil. Mata tajam mereka menyelidik bak elang mencari mangsa. Apalagi ketika berhasil sampai tepat di hadapan lima orang pria lain yang sedang bersantai di sebuah basecamp di dalam bangunan gedung tua terbengkalai.

Tanpa sepatah kata, pasukan bos Gerry langsung menyerang mereka tanpa ampun. Menjadikan perkelahian brutal berlangsung mengerikan.
Suara-suara geraman dan ringisan pun menggema di penjuru gedung terbengkalai itu.







😇
Jangan lupa vote 😘
Semoga kalian suka💜
Next

[New] Persona Non Grata [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang