☆♡ eits.. Jangan reader nakal yg malas klik vote tiap bab y ya♡♡
☆Dikala semburat langit telah berubah warna menjadi oranye kemerahan, Taemi diam menegang di depan pintu seusai membuka pintu rumah.
Dihadapannya, sudah berdiri kedua orangtuanya bersama Steffy yang tampak sudah pulih tanpa harus menggunakan kursi roda.Jelas, Taemi merasa masih tidak nyaman dengan kehadiran tuan dan ny. Antony. Ayah dan ibunya.
"Taemi.. ada siapa?" tanya Juni yang muncul bersama Riana.
Mengundang tanya keluarga Taemi, sebenarnya siapa gadis muda yang selalu ada di persidangan si bungsu, dan ternyata telah tinggal bersama ini.
Kemudian Juni tersenyum menyapa setelah menyadari siapa yang sedang bertamu.
"Selamat malam..""Selamat malam, Juni.." sahut Steffy ramah.
Sedang kedua orangtuanya hanya tersenyum.Melihat Taemi yang masih terdiam, Juni berinisiatif merubah suasana agar tidak begitu dingin.
"Mari, silahkan duduk.." ujarnya pada para tamu.Lalu berbisik pada kekasihnya, "Taemi, aku ke dapur dulu bua-"
"Gak perlu.. kamu disini saja sama aku." sela Taemi menggenggam erat tangan Juni.
Lalu mereka duduk di hadapan keluarga Taemi.
"Juni sudah menikah?" tanya ny. Antony penasaran.
Sebelum Juni bersuara, Taemi sudah lebih dulu menjawab, "Enggak. Dia pacar aku."
Menyebabkan ayah, ibu, dan kakak nya terkejut. Memandang mereka berdua dengan rasa tidak percaya.
"Apa.. papah salah dengar?" gumam tuan Antony merenung.
"Gak. Juni memang pacar aku. Dan akan jadi pasangan aku seumur hidup." sahut Taemi tanpa gentar, keyakinan penuh tergurat jelas di wajahnya. Membuat keluarga nya semakin tidak bisa berkata-kata. Namun sangat cukup meyakinkan mereka atas keseriusannya walaupun masih begitu sangat mengejutkan.
Sementara Juni membalas genggaman Taemi tak kalah erat. Sepasang matanya berbinar haru memandang si kekasih di sampingnya.
Sisi lain, Steffy menyadari sesuatu, yang membuat dirinya mengerti kebahagiaan sang adik.
Bibirnya tersenyum, dan mengatakan, "Bayinya lucu banget.. Berapa bulan usianya?""Satu bulan, kak." jawab Juni sumringah.
"Aku turut senang kalian bahagia bersama." ungkap Steffy yang menarik perhatian kedua orangtua dan adiknya.
Senyuman terulas di bibir Taemi. "Terimakasih, kak."
"Juni.. Dia sosok yang selama ini mampu mendorong aku bertahan dan berusaha tetap waras menjalani hidup. Bantu aku benar-benar menyadari, bahwa aku sangat layak mendapat kasih sayang dan banyak cinta, dan hidup ku sangat berarti."Juni dan Riana tersenyum. Memandang Taemi penuh cinta.
Sepasang suami istri itu menunduk. Merasa sangat malu oleh mengingat kesalahan mereka sebagai orangtua Taemi.
"Taemi.." suara tuan Antony terdengar bergetar.
"Kami tau kesalahan kami sangat besar. Tetapi, mohon izinkan papah dan mamah meminta maaf sebesar-besar nya, nak.."
Matanya merah menahan tangis.
"Papah, mamah, sudah sadar betul kesalahan yang telah diperbuat. Dan kami sangat menyesal.""Kalian tau gak gimana sakitnya aku selama hidup ini? Kalian tau gak gimana dulu aku berusaha buat bisa jadi anak yang kalian cintai? Kalian tau gak gimana aku berjuang buat terus terlihat baik-baik aja? Bahkan setiap saat di depan kalian. Kalian tau gak gimana aku berjuang buat terus bertahan yakin ingin hidup sampai aku bersama Juni? Kalian tau?" tutur Taemi bersama emosi yang menggebu-gebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[New] Persona Non Grata [End]
Fiksi UmumMereka bilang Ikuti kata hatimu Tapi hatiku telah menyeberangi samudera Dan aku takut Untuk tenggelam dalam ombak Ia akan berdiri kokoh di depanmu, & memegang wajahmu diantara telapak tangannya, lalu berkata, "Tidak apa-apa menjadi dirimu bersamaku...