♡29

316 63 21
                                    

☆☆


Perasaannya pun terus-terusan tidak enak hingga membuat dirinya belum bisa mengantuk.

"Hhuft."

Dirasa haus, Juni ambil segelas air diatas meja. Tapi sebelum berhasil air itu masuk ke mulutnya, bunyi notifikasi telpon ponselnya berdering membuatnya terkejut.

Segera dia ambil ponselnya. Matanya berbinar melihat nama si penelpon. Dia jawab.
"Taemi!" senangnya.

"Iya, Juni.. apa kamu udah tidur?" suara kekasihnya di telpon.

Bibir Juni cemberut. "Belum.. Gimana aku bisa tidur duluan kalo kamu belum bales chat kasih aku kabar? Nyebelin.."

Di salahsatu ruang kantor polisi, seorang Taemi duduk di hadapan beberapa polisi sembari mendengarkan suara si kekasih di telpon. Bibirnya tersungging senyum oleh terbayangkan mimik wajah Juni sedang merajuk. Gemas sekali. Tetapi itu hanya dapat dia lihat di bayangan benaknya. Dan di detik berikutnya, dia sedih kembali, namun berusaha menahan diri agar dia tetap bisa bicara dengan baik di telpon.

"Maaf ya.. Aku minta maaf karena baru bisa sempat kabarin kamu."
Aah.. dia sudah kangen sekali pada Juni.

Juni di telfon, "Iya.. Terus kamu dimana sekarang? Kapan pulang nya?"

Mendengar pertanyaan itu membuat dirinya tertegun sejenak.
"Mmm.. kamu udah makan kan Juni?"

"Udah..
Iish. Kamu malah balik nanya.."

"Hhehe. Hm.. iya.."
Bibir Taemi tersenyum pahit. "Aku... di kantor polisi. Dan belum tau bisa pulang kapan."

"Kantor polisi?"

Dapat dia bayangkan kaget serta kekhawatiran di wajah si kekasih. Taemi hanya dapat menunduk.

Juni, "Ada apa? Kamu baik-baik aja kan?"

"Aku baik-baik aja.
Juni..
Boleh aku minta tolong?" suaranya diiringi helaan nafas panjang.

"Hm... Iya.."

"Aku mau minta tolong untuk kamu berusaha tenang, lalu berusaha tidur. Oke?
Biar besok kita bisa ketemu. Nanti aku minta tolong temen buat antar jemput kamu ke sini."

Diam-diam, dirumah sepi itu Juni menahan isak tangisnya sembari menjauhkan ponsel.

Taemi, "Halo? Halo Juni?"

Setelah mengambil nafas sejenak dia kembali mendekatkan ponsel. "Iya, Taemi.. Mmh.. baiklah."

"Janji?"

Kepala Juni mengangguk walaupun sebenarnya Taemi tidak bisa melihat itu.
"Janji.."

"Juni.. sabar ya..! Besok aku janji ceritakan semua. Jadi sekarang kamu harus tidur dengan baik. Kasihan dedek bayi. Hm?"

"Mmhh.. Iya.. Kamu juga tidur ya.. Besok aku kesana bawain kamu sarapan." tutur Juni lembut yang menjadikan kecemasan hati Taemi lumayan berkurang.

"Makasih ya, Juni..
Habis ini kamu tidur. Aku tutup telponnya.."
Meski sebenarnya dia sangat enggan mengakhiri telpon.

"Iya, Taemi.. Selamat malam."

"Selamat malam, Juni.."

Helaan nafas cukup panjang terdengar keluar dari mulutnya setelah mengakhiri telpon. Lalu Taemi lanjut mengirim pesan pada Arya.

Dan Juni, menghapus air mata nya sebelum beranjak untuk mengunci pintu rumah.
Dia sudah berjanji pada Taemi untuk menurut padanya.
Hati dan kakinya melangkah pasrah menuju kamar di lantai dua. Tak lupa sembari terus berusaha menenangkan diri dalam batin.
Sudah tak sabar akan hari esok tiba.







[New] Persona Non Grata [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang