♡19

404 64 6
                                    

☆♡ eits.. Jangan reader nakal yg malas klik vote tiap bab y ya♡♡

 Jangan reader nakal yg malas klik vote tiap bab y ya♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari sudah menjelang sore.
Taemi pulang dari wawancara kerja. Dia melamar kerja sebagai asisten manager di perusahaan berkembang. Cukup optimis, karena dia yakin melakukan sesi wawancara nya dengan cukup baik.
Punggungnya bersandar nyaman di sofa.

"Kok belum ada balesan chat Juni ya?" bingung nya saat melihat layar ponsel.
"Apa jangan-jangan dia keterusan sakit?"
Wajahnya semakin menampakkan kecemasan.

Tanpa pikir panjang, dia bangkit dan bergegas keluar untuk mengendarai kembali motornya.



Berselang lima belas menit. Gadis cantik ini sampai di depan rumah gedong berlantai dua milik mami Agnes.
"Permisi.." sapa nya pada salah seorang perempuan berambut pendek yang tengah duduk di kursi sambil memainkan ponsel.

"Iya? Cari siapa?" sahut perempuan itu.

Taemi yang masih diluar pagar menjawab, "Juni."

"Dia gak ada."

Kening Taemi mengernyit. "Gak ada? Kemana?"

Perempuan itu mendekat ke pagar untuk bicara lebih dekat. Lalu memelankan suaranya, "Tadi siang si Juni ketahuan hamil. Diusir deh sama mami Agnes."

Taemi tercengang bukan main.
"Hah? Ha.. mil?? Diusir??
Terus sekarang dia kemana??"

"Mana gue tau!" ucap si perempuan sambil mengendikkan bahunya.

Segera Taemi menaiki motornya untuk pergi.

Roda-roda motor pun berputar cepat, membawa nya pergi dari sana.

"Juni.. kamu kemana?"




Jalan demi jalan, satu persatu tempat umum Taemi sambangi. Namun belum kunjung melihat keberadaan Juni. Bahkan sesekali dia bertanya pada orang-orang dengan menunjukan foto sang teman. Tapi tak ada satupun yang tau.

Lalu sebuah ide muncul.
Taemi diam untuk berpikir.
"Gue harus lakukan ini!"

Walau cukup khawatir, dia memutuskan meminta bantuan teman-teman anak buah bos Gerry. Sandi.
Karena jika melapor ke polisi harus setelah 24 jam.

"Halo bang Sandi?" sapanya di telpon.

"Gue boleh minta tolong? Sekali ini aja."

Kemudian penolakan menjadi jawaban.

Panggilan diakhiri oleh Sandi.
Hhuft.

Siapa lagi yang kiranya bisa dia hubungi untuk mencoba mencari bantuan..

Seli.
Satu nama itu muncul di otak Taemi.
Seli. Salahsatu perempuan anak buah bos Gerry yang dia simpan nomor kontaknya.

Tangan Taemi bergerak cepat mencari nama Seli di buku kontak ponsel.

[New] Persona Non Grata [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang