☆☆
'BRENGSEK!'
Begitu yang terdengar olehnya.
"Hh? Itu kayak suara kak Steffy."Mendengar suara keributan yang samar-samar ditahan kecuali suara kakak pertamanya, Taemi pun melangkah menuju balkon itu. Lalu dibalik sela-sela tirai, dia menyaksikan kemarahan Steffy yang melampiaskan rasa sakit nya oleh pengkhianatan Ben dan Widy.
"Sejak kapan kalian khianatin gue, hah? Gue salah apa?? Gue salah apa?? Ngomong!!" gertak Steffy sembari berderai air mata.
Sedangkan Widy bungkam dengan wajah tanpa rasa bersalah nya.
"Dan lo!!" jari Steffy menunjuk wajah Ben tanla ragu.
"Cowok brengsek kayak setan! Kita putus!!"Ben tersentak. "Gak! Gak, Stef! Aku sayang sama kamu!"
Dia bawa tubuh kurus Steffy dalam dekapan, namun Steffy memberontak dari cengkeraman kencang sang tunangan."Ben! Kamu janji mau pilih aku!" protes Widy dengan tatapan marah, kecewa.
PLAK
Tiba-tiba satu tamparan tangan Steffy mendarat keras di pipi Widy.
"Akhh!" Widy mengaduh kesakitan.
Melihat Widy hendak menyerang balik kakak nya, Ben hendak menarik tangan Steffy. Namun ternyata, Widy telah lebih cepat mendorong kencang dada tunangannya itu, hingga tanpa terduga dia malah ikut tak sengaja mendorong kencang Steffy, yang jini harus terdorong jatuh dari balkon lantai tiga itu.
"AAAAAAK!"
BRUKK
Tubuhnya mendarat keras di halaman belakang berlapis tembok paving blok.
"HHHAK!"
Widy menutup mulut terkejutnya."Steffy!!" Ben tidak kalah syok dan terkejut.
Mata mereka melebar saat melihat keadaan Steffy terkapar dibawah sana dengan kepala bersimbah darah, mata terpejam oleh hilang kesadaran.
Sementara itu, Taemi terdiam dalam keadaan syok. Sangat terkejut dan merasa ngeri apa yang dia lihat barusan.
Setelah kesadarannya kembali, dia melangkah ke balkon untuk melihat keadaan kakaknya.
"Kak Steffy!!"Yang kemudian dia harus semakin terkejut menemukan keadaan Steffy yang sudah tergeletak tidak berdaya di bawah sana. Kepalanya pusing melihat ada banyak darah sekitar sana.
Dia berbalik menghadap Ben dan Widy yang tampak cemas."Gimana ini..?" resah Widy pada Ben yang juga kebingungan.
"Kalian berdua!" bentak Taemi emosi.
Widy menoleh dengan mata tak suka nya. Dan tatapan intimidasi. Lalu beranjak pergi dari sana.
Yang kemudian diikuti Ben, setelah pria itu berkata pada Taemi, "Diam! Tutup mulut lo kalo lo mau hidup tenang!"
Taemi tertegun sendirian. Sangat tidak menyangka jika mereka berdua benar-benar se mengerikan itu.
"Tolongggg!"
Widy berteriak histeris sembari menghampiri orangtuanya yang mengobrol bersama kedua orangtua Ben di lantai bawah.Semua menoleh kaget dan segera mendekat pada Widy yang seolah telah menangis.
"Widy... Ada apa, nak?" tanya tuan Antony.
Melihat semua orang tampak percaya dan menatapnya khawatir, dia mengatakan, "Kak Steffy pah, mah.. Dia jatuh!"
Ny. Antony terkejut. "Jatuh bagaimana?"
"Tae.. Taemi mendorongnya dari balkon lantai tiga." jawabnya seolah masih syok.

KAMU SEDANG MEMBACA
[New] Persona Non Grata [End]
General FictionMereka bilang Ikuti kata hatimu Tapi hatiku telah menyeberangi samudera Dan aku takut Untuk tenggelam dalam ombak Ia akan berdiri kokoh di depanmu, & memegang wajahmu diantara telapak tangannya, lalu berkata, "Tidak apa-apa menjadi dirimu bersamaku...