☆
Making someone feel seen, heard, understood
Is the loudest way to love them☆
Pelukan hangat Taemi melengkapi Juni yang berusaha memejamkan mata untuk beranjak tidur. Tetapi otaknya belum bisa diajak bekerja sama.
Juni bersuara. "Apa aku salah kalau aku sedih karena aku sekarang hamil?"
"Nggak.."
Pertahanan benteng air mata Juni roboh.
"Aku bukan gak mau hamil. Aku bukan benci anak dalam perut aku ini.
Tap-pi.. kenapa aku harus mengalaminya di keadaan seperti ini? Kenapa anak ini harus aku kandung tanpa seorang ayah?"Dapat Taemi rasakan kaos depan nya basah oleh air mata Juni.
Bahkan punggung yang dia usapi itu gemetar seiring isakan tangis Juni keluar."Aku gak bakal tega akhirin hidup anak gak berdosa ini. Tapi aku juga gak tega dia lahir ke dunia tanpa seorang ayah yang bertanggung jawab." tutur Juni sedih.
Berderai air mata Taemi.
Diam-diam dia hapus air mata nya."Juni.."
Dengan hati-hati Taemi pegang sisi wajah Juni yang kini memandangnya bersama mata yang basah, hidung merah, serta lingkar mata yang memerah.
Menggemaskan. Tapi sekarang bukan moment nya.Sebelum berkata, dia tatap dalam wajah menangis itu.
"Juni.. kalau kamu berkenan, izinkan aku buat bersedia bertanggung jawab. Dan kamu gak akan perlu bersedih lagi memikirkan sosok ayah bertanggung jawab buat anak kamu nanti."
Lalu dia usap lembut perut Juni yang masih rata itu. Senyuman tulus terukir manis di bibir tebalnya.Bahu sempit Juni bergetar bersama turunnya air mata yang begitu deras.
Dua telapak tangannya menutup wajah yang menangis hebat.Tak ada kata atau kalimat yang dapat mewakilkan perasaannya.
Lagi-lagi sepasang tangan Taemi selalu bersedia membawa nya dalam dekapan hangat penuh kasih.
Kini keharuan mulai mengungkap rasa
Kamu sekuat akarmu yang mengalir dalam
Ketika angin bertiup selalu ada kemungkinan beberapa cabang akan patah
Dan yang baru akan tumbuh di tempatnya"Juni.." panggil Taemi lembut.
"Hhm?"
"Kamu kepikiran gak?"
Wajah Juni menengadah memandang temannya. "Apa?"
"Dibalik ujian berat ini.. sekarang membuat kamu sekarang bebas dari mami Agnes."
Juni tertegun.
Lalu, bibirnya tersenyum.
"Hhiks. Bener. Kamu bener.
Hiks. Aku bebas. Aku bebas, Taemi..""Dan aku seneng, sekarang kita bisa bersama-sama selalu." kata Taemi semangat.
Langsung Juni memeluk temannya itu.
"Selaluuu.."Taemi, "Selalu.."
💜
Jangan lupa vote😘
💜
KAMU SEDANG MEMBACA
[New] Persona Non Grata [End]
General FictionMereka bilang Ikuti kata hatimu Tapi hatiku telah menyeberangi samudera Dan aku takut Untuk tenggelam dalam ombak Ia akan berdiri kokoh di depanmu, & memegang wajahmu diantara telapak tangannya, lalu berkata, "Tidak apa-apa menjadi dirimu bersamaku...