☆☆
2017
Semerbak aroma tumis ayam kecap menyerbu indera penciuman Taemi yang sedang memasang lampu di ruang tamu.
Dengan semangat dia mengecek hati-hati lagi lampu itu sebelum turun dari tangga.Rasa bangga menyelimuti hati kala pandangan berpendar ke penjuru ruang. Sebuah rumah minimalis di perumahan yang kini menjadi tempat tinggal baru nya. Semua keperluan dan dekorasi sudah sempurna memuaskan pandangan.
"Semua udah beres, udah cakep!" gumam nya sendiri.
Lalu menghampiri Juni di dapur yang telah hampir selesai menyiapkan makan siang mereka.Dia bergerak membantu menaruh piring dan sendok di meja makan. Juni menyajikan lauk pauk dan nasi, lalu air minum.
"Selamat makan.." seru Taemi tak sabar setelah Juni telah memberikannya nasi.
"Selamat makan.."
Juni terkekeh, "Aku jadi berasa punya anak. Kkk."Tangan Taemi memangku dagu sambil menatap Juni, seolah menjadi anak kecil. "Mamaaah.."
Melotot mata Juni.
Lalu tergelak tawa. "Kkk. Geliii.."Tawa Taemi tak kalah nyaring.
"Udah.. makan, Taemi..
Nanti kalo keselek gimana..?"Baru selesai bicara,
"Oh-hok! Ohhok!"
Taemi menutup mulutnya. Matanya berair.
Keselek nasi."Tuh kann.."
Segelas air Juni berikan untuk temannya minum.Perlahan Taemi minum.
'Hhhahh..'
Akhirnya sakit tenggorokannya mulai mereda.Juni, "Nanti kalo masih makan jangan sambil ketawa.. Kalo kamu mati keselek nasi, gimana?"
Giliran Taemi yang melotot.
"Iih.. gak elit banget mati keselek!"Juni menutup mulutnya yang tertawa.
Ngomong-ngomong, soal apartemen yang sebelumnya di tinggali Taemi dan Rudi, sekarang telah disewakan.
Taemi merasa tidak sanggup lebih lama jika tinggal disana lagi, tempat yang menyimpan banyak kenangan Rudi, yang selalu mampu membuatnya kembali jatuh terpuruk dalam duka. Maka sekitar satu bulan kemudian, dia berhasil mendapatkan tempat tinggal sederhana di sebuah perumahan yang menyediakan berbagai fasilitas cukup terbilang lengkap. Dan hari ini, dia selesai membereskannya bersama Juni.Di lantai dua rumahnya terdapat balkon yang menghadap danau buatan. Terlihat cukup asri dan menyejukkan. Sekarang mereka berdua telah duduk bersantai di balkon.
"Juni.."
Yang dipanggil menoleh. "Ya?"
"Aku punya tabungan yang cukup banyak."
Juni,"Hm?"
Gelas berisi fanta jeruk itu Taemi simpan di meja, dan kembali menghadap Juni dengan serius.
"Kamu mau kan bebas dari mami Agnes?"Kepala Juni mengangguk yakin.
Melihat Taemi yang hanya tersenyum tanpa melanjutkan obrolannya, alis Juni mengerut.
"Ada apa?"
"Ada apa.." sahut Taemi.
"Iya, ada apa?"
"Ada apa.."
"Iissh, Taemiiii..
Serius..!""Aku serius.."
Tapi bibirnya menahan tawa.Juni menyilang dua tangannya. "Ya udah, serius apa?"
"Serius mau nikahin kamu."
Mulut Juni menganga.
"A-apa??"
Apa guys?
Lanjut setelah vote 😗💜
KAMU SEDANG MEMBACA
[New] Persona Non Grata [End]
General FictionMereka bilang Ikuti kata hatimu Tapi hatiku telah menyeberangi samudera Dan aku takut Untuk tenggelam dalam ombak Ia akan berdiri kokoh di depanmu, & memegang wajahmu diantara telapak tangannya, lalu berkata, "Tidak apa-apa menjadi dirimu bersamaku...