♡46

344 63 35
                                    

☆☆



02 November

Mentari di hari Sabtu begitu bersemangat menerangi bumi. Membuat orang-orang bersemangat keluar menikmati hari yang cerah bersama cuaca yang bagus.

"Kalian sudah siap cantik?" tanya Arya di depan pintu rumah yang terbuka.

Juni menoleh tersenyum sehangat mentari bersama Riana di gendongannya. Begitupun Riana, bayi montok itu mengedipkan mata bulat nya beberapa kali tanda dia senang.

Setelah gendongan dirasa telah aman dan nyaman, dia ambil tas nya dan tas bayi.
Tetapi tangan Arya sudah datang lebih dulu.

"Yang ini biar aku bantu bawakan." katanya mengambil tas bayi Juni.

"Terimakasih, kak."

Mereka melangkah keluar dari rumah dengan semangat.

"Ayo, kita berangkat, cantik!" seru Arya sambil membungkuk bicara pada Riana. Yang kemudian membuat si bayi tersenyum semangat.






Jantung Taemi berdegup kencang kala memandang jam dinding yang menunjukkan waktu setengah sebelas siang. Sedang teman-teman satu sel nya telah selesai bergiliran memeluk Taemi.

Adel bersuara, "Taemi.. nanti kalo kebetulan ketemu anak gue, titip salam ya buat dia."

"Iya, kak.."
Lalu Taemi memandang satu persatu semua temannya.
"Sekali lagi, makasih banyak ya, atas pertemanan kita, kekeluargaan kita."

Sebagian anggota geng Rosi memalingkan wajah, ada juga yang menunduk. Tidak terbiasa berbasa-basi mellow. Namun juga tidak bisa berbohong bahwa hati mereka sedih akan berpisah dengan gadis termuda itu.

"Semoga, kita masih bisa terus berteman. Gue amat bersyukur ditakdirkan bersama kalian." lanjut Taemi diiringi senyum.

Bruk

Dia kaget ketika Lan dan Rosi telah memeluk nya tiba-tiba. Dan diikuti yang lain nya.

Basah sudah mata Taemi dipeluk erat mereka semua. Sampai terdengar suara ibu sipir memanggil namanya.

"Taemi!"

Gadis itu melepas sedih mereka semua.
"Gue pamit. Jaga diri kalian baik-baik.."

Rosi si paling gengsi menangis, memalingkan wajahnya.

Ela, Asti, Firda, Lan, dan Adel mengangguk.

Asti, "Lu juga.."
"Iya, lu juga.. Taemi."
"Hati-hati dijalan!"
"Kapan-kapan jangan lupa mampir ke sini!" sahut mereka.

"Sipp!" Taemi acungkan jempolnya sembari melangkah pergi mengikuti ibu sipir. Lalu melambaikan kedua tangan pada mereka semua.




Bibir Taemi sudah tidak tahan tersenyum-senyum sendiri mengingat kebahagiaannya hari ini. Dirinya bersiap-siap saat pintu gerbang berlapis baja itu dibuka oleh sipir. Lalu menampakkan pemandangan dua pasang kaki di depannya, hingga dia dapat melihat sepenuhnya siapa mereka.

"Juni...!" serunya ceria.

Sementara Juni sudah berkaca-kaca sembari memeluk Riana. Kemudian menjadi menangis ketika si kekasih sudah datang memeluknya.
"Taemi.."

Tangisan Taemi tidak terbendung. Apalagi saat dia melihat sosok bayi lucu di gendongan Juni. Dimana bayi itu juga memandangi dirinya.

Taemi usap air matanya. "Riana?"

"Iya, ini Riana.." kata Juni terharu. Lalu menyerahkan si bayi pada gendongannya.

Sedang Taemi cukup tampak grogi untuk mencoba menggendong.

[New] Persona Non Grata [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang