☆☆
Juni menyilang dua tangannya. "Ya udah, serius apa?"
"Serius mau nikahin kamu."
Mulut Juni menganga.
"A-Apa??"
Gelak tawa Taemi keluar.
"Hhahahahah
Mukanya... Hhahahaha. Kaget banget kamu..!"Juni memutar kesal bola mata nya.
"Aku becanda, Juni.."
Melihat temannya diam mengabaikan dan beranjak berdiri ke pagar balkon, Taemi mengikuti.
Apa becanda nya kelewatan?
Taemi jadi tidak enak hati.
"Maaf.."
Juni membuang nafas berat.
"Gak mau aku maafin.Tapi bohong. Hhihi."
Lemas hati Taemi..
"Hihhh.. Juniiii.."Satu detik kemudian Juni harus kegelian parah karena perutnya digelitik brutal oleh Taemi.
"Sstop... Aaaak!.. udah.. udah. Aku gak kuat geli..."
"Gak."
Hingga mereka berdua jatuh ke bangku, Juni masih meminta ampun untuk berhenti. Sedangkan Taemi tertegun tanpa suara di atas badan temannya. Tak mampu melepaskan pandangan sedikitpun dari Juni yang masih tertawa kecil.
Menyadari diam nya Taemi, Juni kini ikut terdiam memandang Taemi dengan bertanya-tanya.
'Kenapa?'
Tapi hanya terucap dalam benak.Dan angin berdesir lembut, daun-daun dan ranting-ranting berderu syahdu di tengah keheningan yang terjadi diantara mereka berdua.
Deg deg deg deg deg
Degup jantung Juni tidak karuan. Bulu halusnya merinding oleh terpaan nafas Taemi. Perlahan matanya dibuat harus memejam ketika wajah Taemi semakin mendekat. Menyebabkan tak ada jarak diantara wajah keduanya.
Sunyi..
Sampai saat ujung hidung mereka bersentuhan,
Suara ponsel berdering muncul amat mengagetkan.
Mereka bangkit bangun dengan kebingungan.
"Itu Hp kamu, Juni.." kata Taemi.
"O-oh."
Segera Juni ambil ponsel nya yang terdapat di meja."Halo?"
Sementara Taemi keluarkan sebatang rokok dari kotak rokok yang dia simpan di saku celana.
Dia nyalakan pemantik untuk membakar ujung rokok itu.Ffuhhh
Kepulan asap keluar dari mulutnya.Akhirnya.. tubuhnya bisa kembali relax setelah terasa aneh oleh debaran dan gejolak sesuatu yang bergemuruh hebat di dalam dada.
"Siapa?" tanyanya pada Juni yang telah menutup ponsel.
"Kang paket."
Juni kembali duduk di bangku setelah Taemi membuang rokoknya.Tanpa rencana, keduanya saling beradu pandang. Diam.
Lalu tiba-tiba tertawa.
Entahlah hal apa yang harus mereka tertawakan. Itu spontan, dan malah mereka terus tertawa.Reflek Juni menyenggol sang teman. Dibalas lah oleh Taemi, hingga terus mereka saling menyenggol, sampai ketika giliran Taemi kali ini tak sengaja terlalu kencang menyenggol, sampai si teman jatuh ke pinggir bangku.
"Aaaaaak!" Juni kaget.
Taemi tidak kalah kaget. Dia menutup mulut, dan bangkit dari bangku. Kemudian,
Kakinya lari masuk ke rumah.
"Kabuuurrr!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[New] Persona Non Grata [End]
General FictionMereka bilang Ikuti kata hatimu Tapi hatiku telah menyeberangi samudera Dan aku takut Untuk tenggelam dalam ombak Ia akan berdiri kokoh di depanmu, & memegang wajahmu diantara telapak tangannya, lalu berkata, "Tidak apa-apa menjadi dirimu bersamaku...