♡ klik ☆
Siang telah beranjak pukul setengah satu. Sekarang Juni telah berada di tempat tinggal nya. Pakaian sudah diganti, saatnya dia untuk membeli makan siang.
Tapi.. kepala nya terasa berdenyut sakit. Perutnya mual.
"Ugh!"Dia segera lari keluar menuju kamar mandi.
Suara bantingan kencang pintu kamar mandi terdengar ketika Juni membukanya.
"HHOEK! HHOEK!
HHOEK!
Ohhok! HHOEK!"
Tenggorokannya terasa perih saat harus memuntahkan semua makanan dan air dari perut.Dua perempuan lain yang menempati kamar disebelahnya heboh. Mereka memperhatikan Juni dari jauh.
Perempuan berkaos singlet biru berbicara pada temannya. "Ayo, sekarang kita lapor ke mami Agnes!"
Muntahnya telah selesai, kini Juni membersihkan wajahnya di wastafel.
Bayangan dirinya terpantul di cermin wastafel, pelan-pelan dia usap wajah basahnya.
Menatap diri di cermin basah.
'Kenapa ya?
Setelah ini aku harus ke dokter.'Beberapa detik berikutnya, dia harus tersentak kaget oleh suara lantang pekerja mami Agnes yang lain.
Katanya, "Juni! mami Agnes nyuruh lo turun ke bawah, sekarang!"Lalu melenggang pergi begitu saja.
Sudah dibilang, dia tidak memiliki teman.
Dia masih belum mengerti, kenapa orang-orang disini suka memberikan tatapan tidak suka padanya. Apalagi ketika dirinya di ajak mami Agnes ke salon ataupun shopping.Di ruang tengah. Enam belas penghuni rumah sudah berkumpul bersama mami Agnes yang duduk anggun di single sofa berwarna ungu.
Dengan kikuk, Juni berjalan dengan pikiran bertanya-tanya, ada apa yang terjadi sehingga semua orang menatapnya..
Sambil memainkan rokok nya, mami Agnes bersuara, "Juni."
"Iya, mami." sahut Juni sesopan mungkin.
"Udah berapa bulan kamu gak datang bulan?"
Meski tidak paham kenapa pertanyaannya seperti itu, Juni tetap menjawab dahulu.
"Mmm.. Tiga bulan lebih, mami."Lalu pikirannya semakin bertanya-tanya saat mami Agnes menolehkan pandangan sepenuhnya dengan raut wajah terkejut. Begitupun penghuni yang lain.
"Novi!" panggil mami pada perempuan seksi berusia 28 tahun, berambut pirang sebahu.
Novi mendekat, "Iya, mami."
Suatu barang dibalik kotak kecil diserahkan mami pada Novi.
"Bawa si Juni ke kamar mandi buat pipis."Juni yang masih tak paham pun hanya dapat mengikuti Novi.
Karena dia pikir, mungkin tidak ada yang aneh ketika mengalami jadwal period yang tidak konsisten. Sebab dulu sewaktu masih remaja, dia pernah mengalami juga.Pintu kamar mandi sudah dibuka. Menampakkan Juni yang selesai pipis dan menyerahkan air seni putih kekuningan dalam gelas kecil itu ke Novi.
Barang kecil bernama testpack disimpan di gelas berisi air seni itu.
Sementara di ruang tengah, mami Agnes menunggu gelisah. Dan dua orang perempuan muda asik saling melempar pandang dengan ekspresi senang, dan sesekali berbisik.
Sambil memainkan rambutnya, perempuan yang lebih pendek bertutur, "Pasti rencana lo berhasil, Lin."Temannya yang bernama Linda mengulas senyum seringai.
Sekitar empat bulan yang lalu.
Linda berjalan memasuki toilet club dengan raut wajah kesal. Setelah dirasa toilet sedang sepi dan hanya terdapat temannya, Nina. Dia meluapkan emosinya dengan menggeram.
"AAARGHH!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[New] Persona Non Grata [End]
General FictionMereka bilang Ikuti kata hatimu Tapi hatiku telah menyeberangi samudera Dan aku takut Untuk tenggelam dalam ombak Ia akan berdiri kokoh di depanmu, & memegang wajahmu diantara telapak tangannya, lalu berkata, "Tidak apa-apa menjadi dirimu bersamaku...