15. About Us (3)

7K 204 4
                                    

"Ayo kita berpacaran." Setelah lama diam tiba-tiba Anjani membuka suara. Rasa gugup yang Daniel rasakan seketika menguap digantikan dengan rasa tak percaya.

"Really An? Kamu menerimaku?" Tanyanya lagi memastikan pendengarannya tak salah.

"Ya, kita berpacaran sekarang Daniel." Senyuman cantik itu terulas hanya untuk Daniel, seolah Anjani meyakinkan dirinya.

Karena rasa senangnya itu, Daniel refleks membawa Anjani kedalam pelukannya. "Terimakasih Anjani. Aku akan berusaha menjadi kekasih yang baik untuk kamu." Ujarnya pasti, dalam hati Daniel berjanji tidak akan membuat Anjani menyesal karena telah menerimanya.

Tak Daniel duga Anjani membalas pelukannya, bahkan membals ucapannya juga. "Aku juga akan berusaha menjadi kekasih yang baik untuk kamu Daniel."

Rasa hangat menyeruak dalam diri Daniel, dengan ucapannya itu Anjani seakan memberitahu Daniel kalau perasaan yang mereka miliki sama meskipun gadis itu belum menjawab ucapan cintanya. Rasa hangat yang ditubuhnya pun membuat Daniel menyukai perasaan ini hingga Daniel rasakan Anjani bergerak tak nyaman dan Daniel menyadari sesuatu. 

Memang benar Daniel memberikan pakaian ganti pada kekasih barunya ini tetapi tidak dengan pakaian dalamnya karena tentu saja Daniel tidak punya. Daniel tidak tahu kalau pakaian dalam Anjani juga basah hingga gadis itu tidak bisa memakainya lagi. Sungguh Daniel tidak memikirkan sampai kesana.

Dengan posisi mereka saat ini tentu saja Daniel dapat merasakan gudukan daging yang tidak bisa dibilang kecil karena Anjani sendiri memiliki tubuh yang sintal. Belum lagi gerakan Anjani yang tampaknya sudah teringat hal ini semakin menggesek dada bidang Daniel.

"Dan, bisa lepas-" "Sebentar lagi An, tolong jangan bergerak." Daniel berkata cepat dan menahan Anjani agar tetap diam dalam pelukannya. Dalam waktu itu Daniel berusaha untuk mengontrol dirinya dan secara perlahan melepaskan pelukan mereka, tetapi hal tak terduga dari Anjani yang mengusap telinganya membuat kontrol yang sedari tadi coba ia pegang terlepas. Wajah khawatir yang tiba-tiba muncul juga membuat Daniel tidak bisa lagi menahan diri.

"Daniel, are you o-" "May i kiss you An?"  Belum ada beberapa jam mereka resmi berpacaran tetapi dengan kurang ajarnya Daniel berkata demikian. Daniel tahu dirinya brengsek! Matanya terus terfokus pada bibir cantik didepannya dengan nafas memburu.

"Da-" belum juga Anjani menyelesaikan satu kata, Daniel sudah tidak bisa menahan diri lebih lama lagi untuk melahap bibir gadis yang membuatnya tergila-gila ini. Bagai orang kelaparan ia mengeksplor mulut Anjani.

"Balas aku An." Kembali dengan tidak tahu dirinya Daniel meminta Anjani membalas ciumannya, padahal ia tahu sendiri kalau Anjani benar-benar terkejut akibat perbuatannya ini. 

Saat ciuman Daniel kembali menguasai Anjani, gadis itu membalasnya dengan kaku. Lenguhan pelan yang terdengar dari gadis itu hingga membuat Daniel mengambil kesadarannya yang tinggal sedikit. Daniel perlahan mengurai ciuman mereka dan menyatukan keningnya dan Anjani.

Mata Daniel nyalang menatap bibir Anjani yang tampak bengkak, perlahan ia mengusap bibir itu dengan ibu jarinya. "Aku mencintaimu An." Ungkapnya lagi entah sudah berapa kali Daniel mengatakannya cintanya yang tentu masih belum ada balasan dari Anjani. Daniel menyematkan kecupan di kening lalu turun ke hidung dan kedua pipi kemudian melompat ke dagu sebelum memberikan kecupan lama di bibir Anjani yang di akhiri dengan hisapan kecil. Bibir cantik ini sungguh candu untuknya.

"Kamu jadi makin terlihat beribu-ribu kali lebih cantik setelah menjadi kekasihku An." Tanpa direncanakan kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutnya, nyatanya entah bagaimana Anjani tampak makin cantik saat ini.

Bukannya senang atau bersemu malu karena pujian yang Daniel lontarkan, Anjani malah mengerutkan keningnya dan bibirnya berkerut kesal. "Kamu benar-benar cari kesempatan."

Tahu apa yang dimaksud oleh Anjani, Daniel menggenggam tangan gadis itu. "Sorry An kalau kamu gak suka, aku lepas kendali. Jangan marah ya?" 

 Tidak ada jawaban dari permintaan maaf Daniel, Anjani terdiam dan menatap pemuda itu. "Kamu sering begitu ya dengan mantan-mantan kamu?" Pertanyaan itu tanpa Daniel duga hadir diantara mereka disertai tatapan menyelidik dari Anjani yang sudah pasti dibalut rasa marah.

"Enggak An, astaga. Aku belum pernah bilang ya kalau kamu itu pacar pertamaku?" Dapat Daniel lihat wajah Anjani yang terkejut saat ia berkata begitu.

"Bohong." Raut tak percaya itu seketika  berubah dan kembali ke mode sengit seperti sebelumnya.

"Aku gak bohong sayang, kamu memang pacar pertamaku. Juga ciuman pertamaku." Daniel merangkum wajah cantik Anjani dengan tangan besarnya. Berusaha untuk mendapatkan kepercayaan dari Anjani.

"Maksud kamu pacar pertama kamu disini begitu?" Tanya Anjani yang lebih mirip sindiran.

"Aku berani sumpah, kamu pacar pertamaku selama tujuh belas tahun aku hidup didunia ini Anjani Putri. Memangnya aku kelihatan seperti cowok yang punya banyak pacar ya? Kamu bahkan tahu sendiri kalau aku gak ada dekat dengan siapapun selama ini selain kamu." Wajah Anjani yang berkerut kini menujunjukkan ekspresi setuju pada perkataan Daniel. "Kenapa kamu berpikir begitu An?"

"Kamu tampak berpengalaman..." Gumaman yang penuh keraguan itu terdengar sampai ditelinga Daniel, membuat garis senyum dibibir Daniel terulas.

"Apakah itu pujian hmm?" Daniel dengan gemas mengecup pipi Anjani yang tak mau menjawab pertanyaannya, gadisnya itu malu.

"Dengarkan aku sayang, cuma kamu yang ada dihatiku dihidupku dan juga ciuman tadi pun aku baru pertama kali merasakannya dengan kamu. Meskipun aku belum tahu pasti apakah kamu juga memiliki perasaan yang sama denganku atau menerima aku dan hubungan kita karena merasa kasihan, aku tidak peduli. Aku akan terus berusaha untuk memiliki tempat dihatimu." Daniel berkata dengan serius, tangannya yang besar kini bermain dirambut tebal milik Anjani. "Di hubungan ini aku harap kita jadi semakin dekat dari sebelumnya. Lebih saling mengerti, menerima kekurangan dan menghargai perasaan satu sama lain."

"Daniel, sepertinya disini kamu masih belum paham ya." Daniel mengerutkan keningnya menanti kelanjutan perkataan Anjani, dalam benaknya bertanya dibagian manakah Daniel salahpaham. 

"Aku juga mencintai kamu. Jadi buang jauh-jauh pikiran kamu kalau aku menerima kamu karena kasihan ataupun apalah itu. Kalaupun aku memang tidak punya perasaan apapun kepada kamu, aku pasti jujur dan menyuruh kamu untuk berhenti. Aku gak punya hati sebaik itu sampai merasa kasihan atau bahkan sekedar merasa gak enak karena harus nyuruh kamu berhenti." Ucapan Anjani yang tegas itu membuat hati Daniel entah mengapa terasa makin meluap. 

"Kamu juga-" "Aku apa?" Sambut Daniel memotong ucapan Anjani, pemuda itu tampak senang bukan main.

"Kamu juga harus tahu kalau aku gak bisa toleransi perselingkuhan dalam bentuk apapun. Kedekatan berlebihan dengan alasan teman kerja, teman kelas, bahkan teman dari kecil. Kamu cuma punya satu kali kesempatan dan kalau kamu melakukan hal yang gak bisa aku terima, gak akan ada kesempatan kedua sama sekali." Daniel menganggukkan kepalanya paham dan kemudian berjanji untuk menuruti perkataan Anjani.

"Aku bukan tipe orang yang harus dihubungi tiap detik, seengaknya aku tahu kabar dan kamu pergi kemana aja."

"Iya sayang, aku paham. Janji Daniel ini akan jadi pacar yang baik untuk kamu." Seraya berkayta demikian, Daniel terus mengecupi tangan Anjani.

"Bagus deh kalau paham." 

"Iya sayang, kamu mau nginap malam ini?"

Vote and Comment Guys!!!

I'm Your LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang