Warning 21+
Anjani berusaha untuk tidak menghiraukan wajah Daniel yang sangat menggemaskan sekali karena menatapnya dengan tatapan memohon.
Besok adalah hari pertama ujian yang akan menentukan kelulusan mereka berdua, Anjani tidak mau dirinya akan mengantuk karena kurang tidur disertai badan pegal-pegal karena mengiyakan permintaan Daniel yang pasti berbanding terbalik dengannya.
Menaiki tempat tidur, Anjani mengambil posisi diujung dekat tembok yang sekarang selalu menjadi tempatnya karena Daniel takut dirinya jatuh jika ia yang ada di pinggir ranjang. Kemudian ia menyelimuti dirinya seraya mengambil posisi tidur.
Dalam upaya mencari kantuk itu, Anjani merasakan pergerakan dibelakangnya. Daniel sudah ikut tidur belakangnya bahkan suaminya itu ikut masuk kedalam selimut.
Daniel memeluknya erat dibalik selimut sehingga mereka begitu menempel, Anjani menahan nafasnya sesaat ketika milik Daniel terus menusuknya dari belakang. Posisi ini benar-benar membuat Anjani menjadi serba salah karena dirinya benar-benar terpojok.
Satu tangan Daniel kemudian merabai pahanya yang memeluk guling didalam selimut, sedangkan tangan satunya lagi sudah melingkupi leher dan bahu Anjani untuk menetap diposisinya.
"Dan." Panggilan yang menyiratkan peringatan itu diabaikan begitu saja oleh Daniel, yang mana tangannya sudah masuk kedalam daster dan celana dalam Anjani.
Serangan tangannya dibawah sana berhasil membuat Anjani terbuai, belum lagi kecupan basah dan jilatan nakal yang Daniel sematkan dileher dan belakang telinganya berhasil membuat Anjani merinding.
"Daniel..." Anjani sudah basah karena godaan yang Daniel berikan padanya.
Sesuatu yang panas dan cukup besar tiba-tiba saja menyelip pahanya yang masih terpakai celana dalam meskipun dasternya sudah naik hingga perut. Gerakan sensual yang dibuat dengan menggosokkan kulit mereka membuat Anjani tidak bisa lagi menolak Daniel.
Tangan Anjani yang sebelumnya memeluk guling turun kedalam selimut untuk menyentuh sesuatu yang mengeras itu. Karena Daniel menggosokkannya maju mundur, saat maju kedepan miliknya bertemu dengan tangan Anjani yang kemudian memberikan usapan yang membuat Daniel makin terbakar.
"Aku masuk Sayang."
Perlahan Daniel membuka sedikit paha Anjani untuk menyampirkan celana dalam yang sudah basah itu kesamping seraya memasukkan miliknya kedalam celah sempit milik istrinya itu.
"Eunghh..."
"Sempit banget kamu Sayang, aku susah bergerak." Meskipun berkata demikian, Daniel tetap bergerak dengan perlahan hingga membuat penyatuan mereka semakin dalam.
Sedangkan Anjani tidak berkata apapun lagi selain desahan yang terus keluar dari mulutnya, tangannya pun sudah tidak lagi memeluk guling melainkan menekan tembok yang ada didepannya.
Penyatuan itu terasa begitu intens, mengingat ini adalah malam pertama keduanya setelah resmi menikah rasanya lebih mendebarkan. Mereka melakukannya dirumah Anjani, dikamar Anjani untuk pertama kalinya.
"Buka sedikit paha kamu Sayang." Sedikit yang Daniel maksud bukan benar-benar sedikit, pemuda itu bahkan menahan paha kiri Anjani dengan lengannya untuk makin mempermudah akses gerakan pinggulnya.
Decitan ranjang yang terdengar halus mengiringi desahan Anjani dan Daniel di malam panas itu. Mungkin ini akan menjadi gaya favorit Daniel dalam bercinta selain posisi Anjani yang memimpin percintaan mereka. Itu karena gaya ini tidak terlalu membuat berisik dengan decitan ranjang karena kebrutalan Daniel dan posisi ini sangat membuat nyaman.
"Ahh... Ahh.. Daniel.." Anjani dibuat kelabakan karena jari-jari nakal Daniel yang memainkan klitorisnya, belum lagi hujaman pemuda itu makin dalam dan bergerak lebih cepat.
Payudaranya yang masih berada didalam dasternya pun tidak diabaikan oleh Daniel yang bahkan tangannya tidak pernah lepas dari sana. Dan dibanding Daniel yang semua anggota tubuhnya sibuk bergerak, Anjani hanya benar-benar pasrah dan menahan tubuhnya yang terus Daniel pojokkan.
Karena semua area sensitifnya dihajar habis-habisan, Anjani mendapatkan squirting. Terhitung ini adalah kali kedua Anjani mendapatkannya pelepasan yang begitu hebat hingga squirting dan mengeluarkan cairan yang begitu banyak.
"Stop Dan..." Pelepasannya membuat miliknya menjadi lebih sensitif dan ia sungguh tidak sanggup jika Daniel tidak menghentikan penyatuan mereka.
"Bagaimana rasanya Sayang? Enak?" Bisikan itu membuat Anjani merinding seketika. Meskipun Daniel menuruti perkataannya untuk berhenti bergerak, jemari besar pemuda itu tidak berhenti menggoda klitorisnya dengan gerakan pelan memutar.
Tubuh Anjani begitu lemas bahkan masih sedikit bergetar karena pelepasan tidak sekalipun membuat Daniel melepaskan pelukannya. Belum lagi milik pemuda itu yang berdiam diri didalam milik Anjani yang sudah sangat basah.
"Kamu seksi banget Sayang kalau lagi dapat pelepasan." Bisikan itu berlanjut tapi kini disertai kecupan dan jilatan dibelakang telinga dan sepanjang leher Anjani.
"Daniel.." Anjani berdecit pelan memanggil nama suaminya ketika ia rasakan sesuatu yang masuk dalam dirinya itu mulai bergerak.
"Rasanya aku mau kurung kamu ditempat yang cuma aku yang tau. Terus kita berpelukan dan bercinta seperti ini tanpa gangguan siapapun dan tanpa takut akan apapun."
"Sayang..." Daniel memegang tengkuk Anjani dan membawa wajah istrinya itu untuk menghadap padanya. "Aku mencintai kamu, sangat."
Mata Anjani bergetar, sesaat ia hanyut dalam tatapan yang Daniel berikan padanya. Membuka mulutnya, Anjani ingin membalas pernyataan cinta Daniel, tetapi ia kalah cepat dengan Daniel yang dengan rakus melahap bibirnya.
"Mmpphh.. Hhh..." Dalam ciuman yang dalam itu, Anjani memekik dan mendesah karena Daniel menyentak begitu keras dibawah sana.
Plakk
Plakk
Sentakan keras itu tidak berhenti, bahkan karena begitu keras menyebabkan bunyi seperti tamparan dalam pertemuan kulit keduanya.
Melepaskan ciuman mereka, Daniel meletakkan wajahnya di ceruk leher Anjani tanpa berhenti menghentak kasar.
"Ahh... Daniel..."
"Ahh Anjani... Sayang... Aku sampai..."
"Aargghh..."
Dapat Anjani rasakan cairan hangat yang memenuhi rahimnya, sebegitu banyak cairannya sampai mengalir keluar disela-sela penyatuan mereka. Tetapi milik Daniel tidak berhenti berkedut dan terus mengeluarkan laharnya.
"Sayang ayo balas aku."
Dalam keadaan lemas dan pikiran yang masih di awang-awang, Anjani tidak mengerti balasan untuk apa yang Daniel maksud.
"Anjani, aku mencintai kamu. Sangat."
Anjani menghela nafas pelan mendengar pernyataan itu lagi. Ternyata balasan untuk ini.
"Aku juga mencintaimu Daniel, sangat." Atas ucapannya Anjani mendapatkan kecupan-kecupan basah disisi wajahnya yang bisa bibir Daniel jangkau.
"Aku beneran satu kali Sayang, tapi biar dia didalam ya."
"Kamu jangan ngadi-ngadi deh, lepas gak." Ucapan Anjani itu tidak didengarkan oleh Daniel yang malah memeluk tubuh sang istri makin erat, hingga penyatuan mereka makin dalam.
"Ahh Daniel... Besok hari pertama ujian, kamu-" "aku gak ngapa-ngapain Sayang, didalem enak. Kalaupun kamu mau tidur tinggal tidur dipelukan aku, nanti kalo aku mau lagi aku yang bergerak dan kamu tidur aja."
"Daniel ihh." Anjani mencubit lengan Daniel yang melingkari tubuhnya kesal mendengar ucapan sang suami.
"Bercanda Sayang. Sudah kamu tidur, besok bangun pagi. Good night istriku, i love you.."
Tidak bisa melawan lagi Anjani akhirnya bergumam pelan dan membalas ucapan Daniel. "Selamat tidur juga, love you too."
Vote and Comment Guys!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Lover
Romance[COMPLETED] "Kamu tidak akan pernah aku lepaskan Anjani, tidak akan pernah." Gumam Daniel yang masih terdengar jelas ditelinga Anjani. "Dan.. pelan-pelanhh..." Anjani meremas punggung lebar kekasihnya itu saat tempo yang Daniel berikan padanya dibaw...