Daniel Nandrean Sanjaya atau kerap di panggil Daniel adalah seorang cucu dari keluarga konglomerat di Indonesia. Ia tampan, pintar dan pandai bersosialisasi. Daniel terus menorehkan prestasi disekolahnya, seharusnya itu adalah hal yang membanggakan tetapi sayangnya karena Daniel bukanlah anak dari istri sah maka semua itu hanya menjadi ancaman untuk dirinya sendiri.
Daniel tidak tahu ibunya seperti apa dan dimana dia sekarang, sedari kecil Daniel tinggal bersama seorang pengasuh dan para pekerja disebuah rumah mewah di ibukota. Dalam hidupnya Daniel hanya beberapa kali bertemu dengan sang ayah juga kakeknya. Sisanya Daniel tidak tahu dan tidak mau tahu tentang anggota keluarga yang lain.
Dan karena beberapa hal, Daniel disingkirkan ke daerah yang cukup jauh dari ibukota. Bukannya dikirim ke luar negeri supaya lebih jauh sekalian, Daniel malah dipindahkan ke daerah yang lumayan terpencil ini. Seperti biasanya Daniel tidak protes ataupun berontak selama fisiknya tidak disakiti dan semua kebutuhannya dipenuhi. Ditempat yang baru ini, Daniel tinggal sendiri tidak lagi dengan pengasuhnya.
"Selamat pagi Tuan Muda." Daniel mengangguk sedikit membalas sapaan pagi itu sebelum menaiki mobil yang akan membawanya ke sekolahnya yang baru.
Hari ini adalah hari pertama Daniel akan masuk ke sekolahnya yang baru. Menyita waktu sekitar dua puluh menit untuk sampai di sekolah yang bernamakan SMA N 1 dengan nama daerah dibelakangnya sebagai identitas, menunjukkan kalau sekolah ini adalah yang nomor satu di daerah tersebut.
Daniel turun dari mobilnya dan segera masuk ke area sekolah, ia diantarkan langsung oleh seorang satpam sekolah menuju ke sebuah ruangan kantor yang tertera tulisan Tata Usaha didepannya. Disana ada seseorang yang sedari kemarin mengurusi kepindahan Daniel disini.
"Ini untuk seragam batiknya dan juga baju olahraga." Seorang guru menjelaskan hal tersebut yang langsung diiyakan oleh orang suruhan kakeknya. "Kalau begitu kamu langsung masuk ke kelas ya hari ini. Biar saya antar sekalian berkeliling sekolah."
Tak mengeluarkan sepatah katapun, Daniel mengikuti saja langkah kaki guru didepannya ini. "Nama kamu Daniel benar? Masuk IPS kan ya?"
"Benar Pak." Jawab Daniel seadanya. Kakinya terus melangkah mengikuti langkah guru didepannya ini yang terus saja bicara menjelaskan tentang letak ruangan dan juga semua yang ada di lingkungan sekolah. Karena aksi berkeliling itu, Daniel mendapatkan banyak perhatian dari warga sekolah. Padahal ini sudah masuk jam pelajaran tapi masih ada saja yang berada di luar kelas, meskipun ada guru mereka tidak peduli sama sekali.
Mata Daniel berkeliaran melihat sekitarnya, ia menilai tentang bangunan sekolah ini yang cukup bagus meskipun sepertinya ada beberapa bangunan yang baru direnovasi ataupun dibangun. Bahkan disekolah ini ada kelas yang berada dilantai atas, tampak sekali itu bangunan baru. Dapat Daniel dengar suara berisik dari siswa-siswa yang sepertinya sedang tidak ada gurunya itu karena semau-maunya berada diluar kelas disaat jam pelajaran sedang berlangsung.
Saat melihat kearah atas, tidak sengaja mata Daniel bersitatap dengan mata salah satu siswi. Daniel terus menatapinya sampai akhirnya gadis itu memutuskan tautan mata mereka dan masuk kedalam kelas.
"Kalau di atas itu kelas anak IPA. Nah ini kelas kamu, XI IPS II. Kalau nanti kamu ada hal yang ingin ditanyakan atau ingin ikut ekstrakulikuler disekolah ini, kamu bisa langsung hubungi saya." Ucapan guru yang sedari tadi memandunya itu cukup mengejutkan Daniel.
"Baik Pak Terimakasih."
Pintu kelas didepannya ini diketuk sehingga memunculkan seorang guru yang sedang mengajar didalamnya. "Pak Septa, ini ada anak baru kelas ini. Mohon bimbingannya ya, saya titip." Bahu Daniel ditepuk beberapa kali sebelum ditinggalkan begitu saja dengan seorang guru yang bernama Pak Septa tersebut.
"Ayo silahkan masuk." Perlahan Daniel masuk kedalam kelas mengambil perhatian seluruh penghuni kelas. "Silahkan perkenalkan diri kamu."
"Salam kenal semuanya, nama saya Daniel Nandrean Sanjaya. Mohon kerjasamanya dan saya harap kita semua bisa berteman dengan baik kedepannya." Tanpa gugup Daniel berkata demikian, disekolahnya dulu ia sering sekali bicara didepan orang banyak jadi hal seperti ini bukanlah masalah untuknya.
"Baik, silahkan duduk dikursi yang kosong. Kamu bisa lihat buku temanmu, saya akan lanjutkan pelajarannya."
Daniel mengangguk pelan dan berjalan menuju seorang siswa yang duduk dibelakang yang sejak tadi melambaikan tangan heboh padanya, hanya itu sisa kursi yang kosong dikelas ini. Jadi mau tidak mau tentu Daniel harus duduk disana.
"Hei bro, gue Ganda. Salam kenal ya."
"Gue Daniel." Daniel kira percakapan mereka akan berhenti sampai disitu. Ternyata tidak, Ganda si teman sebangkunya ini cerewet dan banyak tanya. Daniel menjawab sesingkat mungkin semua pertanyaan Ganda supaya tidak melanjutkan ke pertanyaan lanjutan, sayangnya Ganda tidak henti bertanya bahkan sampai bel pertanda jam pelajaran sudah berganti.
"Gue yakin banget lo bakal populer disini Dan. Coba dong kasih tau gue gimana rasanya jadi cowok ganteng?" Daniel mengerutkan keningnya tak paham dengan pertanyaan Ganda yang cukup membingungkan untuk dijawab.
Karena tak mendengar jawaban dari Daniel, Ganda kini mengganti pertanyaannya. "Btw lo udah punya pacar belom? Disini meskipun sekolahnya gak kayak sekolah lo di ibukota sana tapi banyak cewek cantik." Sekarang bukan pertanyaan sepertinya tapi lebih ke promosi. "Yok ke kantin, laper gue. Sekalian gue kenalin lo sama yang lain."
Di hari pertamanya masuk sekolah, Daniel sudah mendapatkan banyak teman bahkan sepertinya ia sudah dikenal oleh seluruh warga sekolah sebagai anak baru pindahan. Setelah beberapa hari, Daniel akhirnya bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan juga tempat tinggal barunya.
Pagi itu, Daniel ada pelajaran olahraga dan seorang teman kelasnya pingsan sehingga menyebabkan kegaduhan. Segera saja Daniel, gurunya serta beberapa murid bersama-sama membawa siswi yang memiliki tubuh yang gendut tersebut dengan cukup kesusahan ke UKS.
"Daniel, coba kamu lihat di UKS ada tempat yang kosong gak." Daniel mengangguk dan menyerahkan posisinya pada temannya yang lain. Ia berjalan cepat menuju ke UKS yang ternyata sedang tidak ada penjaganya. Semua tirai di ruangan itu tertutup rapat sehingga Daniel tidak tahu dimana tempat yang kosong. Ia harus memeriksanya satu-satu.
Saat membuka tirai paling ujung, Daniel mendapati seorang siswi tengah tertidur. Daniel ingat jika gadis ini adalag gadis yang bersitatap dengannya waktu itu. Apakah dia sakit? tapi wajahnya tidak pucat. Nyenyak sekali tidurnya.
"Daniel yang mana yang kosong?" Teriakan dari luar mengejutkan Daniel, ia menutup kembali tirai tersebut dan melihat tirai yang lain.
"Disini ada yang kosong." Jawabnya pada segerombolan orang yang menggotong siswi pingsan itu.
Vote and Comment Guys!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Lover
Romansa[COMPLETED] "Kamu tidak akan pernah aku lepaskan Anjani, tidak akan pernah." Gumam Daniel yang masih terdengar jelas ditelinga Anjani. "Dan.. pelan-pelanhh..." Anjani meremas punggung lebar kekasihnya itu saat tempo yang Daniel berikan padanya dibaw...