Seumur hidupnya, Daniel tidak pernah merayakan hari ulang tahunnya, sekedar diucapkan selamat ulangtahun saja ia tidak pernah.
Matanya terasa berair dan dadanya merasa sesak tetapi bukan karena kesedihan tapi sebaliknya. Semua orang menyanyikan lagu ulangtahun untuknya dengan wajah bahagia kemudian mengucapkan selamat.
Daniel membawa Anjani dalam pelukannya, terlihat sekali kalau kekasihnya itu lah yang mengetuai kejutan yang sangat tidak terduga ini setelah beberapa hari membuat Daniel kalang-kabut karena Anjani tiba-tiba marah dan mendiamkan dirinya.
Setelah memanjatkan doa dan meniup lilin, bagi-bagi potongan kue menjadi kelanjutan acara disertai karaoke.
"Ayo ikut aku." Anjani menarik tangan Daniel dan membawa pemuda itu masuk kedalam ruang kerja pribadi pemuda itu.
Pintunya ditutup dan dikunci oleh Anjani, sedangkan Daniel tak bicara apapun karena ia menanti apa yang akan dilakukan Anjani.
"Selamat ulangtahun pacarku sayang." Dengan senyum yang sangat sangat manis dan membuat hati Daniel meleleh, Anjani berkata demikian. "Maaf ya untuk beberapa hari ini aku yang pura-pura marah sama kamu, aku-" belum selesai Anjani melanjutkan rangkaian ucapannya Daniel lebih dulu memeluk gadis itu.
Tapi bukannya marah karena ucapannya dipotong Anjani malah membalas pelukannya, kembali melanjutkan rangkaian ucapan untuk Daniel dihari ulangtahunnya.
Dalam pelukan itu Anjani merasakan tubuh Daniel bergetar, saat ingin memeriksanya Daniel malah makin mengeratkan pelukannya seolah tak mau Anjani melihat dirinya yang Anjani duga menangis dalam diam. Dengan lembut Anjani mengusap naik turun punggung lebar Daniel seolah memberikan ketenangan, "Aku harap dengan bertambahnya umur kamu, kamu jadi semakin kuat ya sayang."
"Aku juga siapkan kado loh untuk kamu, tuh ada dimeja. Gak mau buka?" Mendengar perkataan Anjani Daniel melepaskan pelukannya dan melihat diatas meja kerjanya ada satu box sangat besar dengan sebuah pita yang entah isinya apa.
"Ayo buka dulu kadonya." Dengan excited Anjani menyuruh Daniel membuka kado pemberiannya.
Daniel membuka kotak tersebut yang berisi kan penuh dengan butiran styrofoam berwarna-warni. Tangan Daniel masuk kedalam box tersebut dan mendapatkan beberapa box lain yang memiliki ukuran lebih kecil.
Box yang banyak sekali itu berisi jam tangan, parfum, earphone, hoodie, kaos kaki, cokelat dan lainnya. Kemudian ada sebuah kartu ucapan berisikan doa dan harapan untuk Daniel yang telah bertambah umur, hal yang paling menarik perhatian adalah bentuk surat yang sangat unik juga ada foto-foto dirinya dan Anjani disana.
"Surat ini kamu yang buat?" Tanya Daniel.
"Iya dong, gimana suka gak?" Tanya gadis itu balik.
"Aku suka." Daniel ikut mengambil duduk disebelah Anjani setelah selesai membuka kadonya. "Gemes banget sama sayangnya aku ini."
Daniel kembali memeluk Anjani dengan tubuh besarnya yang bersandar pada gadis itu. Melampiaskan rasa gemasnya Daniel mengecup kulit leher Anjani yang bisa dijangkau olehnya.
"Daniel geli."
"Aku sudah khawatir loh yang kamu beneran marah sama aku." Ungkap Daniel, tak bisa sekali ia marahan dengan kekasihnya ini.
"Terimakasih ya sayang untuk kejutan dan kadonya. Lain kali kalau mau ngerjain aku jangan kamu nya marah atau cuekin aku." Pintanya kemudian yang membuat Anjani tergelak.
"Mana bisa kamu request begitu."
"Gak mau tau pokoknya besok-besok kalo aku ulangtahun gak perlu ada marah-marahan." Kata Daniel yang kemudian mengigit bahu Anjani gemas.
"Sakit ih Daniel."
"Gemes aku sama kamu, bandel kalo diomongin."
Tak membalas ucapannya Anjani malah menjulurkan lidahnya seolah mengejek, hal itu membuat Daniel berpikir lain. Dengan cepat pemuda itu menghisap lidah yang ada didepannya dilanjutkan dengan mencumbu bibir Anjani yang merupakan candu untuknya.
Adrenalin Daniel makin terpacu saat mendengar desahan Anjani, belum lagi telapak tangannya yang terasa begitu penuh saat menyentuh payudara Anjani secara langsung tanpa penghalang.
Dengan tergesa Daniel membuka kaos milik Anjani beserta branya. Menampilkan keindahan yang selalu hadir dalam hayalan kotornya, Anjani sangat luar biasa. "Cantik."
Daniel merasa dirinya makin gila memuja Anjani dan menciumnya lagi hingga ciumannya terus turun ke payudara besar kekasihnya, menjilat dan memberikan tanda di gumpalan daging lembut itu. Daniel menghisap putingnya seperti bayi, aroma Anjani yang harum sepertinya berasal dari tempat ini. Dengan rakus Daniel melahap semuanya dan menghirup aroma Anjani dalam-dalam.
"Dan... Kamu keras dibawah, mau aku bantu?" Suara yang lemas dan serak itu terdengar ragu-ragu, membuat Daniel yang terlalu fokus pada dua bongkahan daging besar itu beralih menatap wajah Anjani yang begitu sayu seolah menggodanya untuk berbuat lebih.
Daniel yang belum memproses perkataan Anjani dikejutkan dengan gadis itu yang kemudian bangkit dari kuasanya dan membalik posisi. "Sayang kamu-" "kamu diam aja."
Jantung Daniel berdetak makin menggila saat Anjani menyentuk miliknya dibawah sana yang tentu saja sudah mengeras dari luar celananya.
"Buka."
Dengan patuh Daniel membuka celananya dan menurunkan celana dalamnya hingga miliknya terlihat jelas didepan wajah Anjani.
"Ahh..." Desah Daniel pelan saat merasakan miliknya yang sudah keras dan tegak berdiri itu disentuh oleh tangan Anjani yang kemudian bergerak naik turun dengan meremas sedikit.
"Sayang." Daniel menggigit bibir bawahnya menahan diri saat Anjani seraya menatap matanya menjilat pangkal batangnya hingga ke ujung. Kedua payudara Anjani bergantung bebas hingga mengenai kulit pahanya.
"Enak sayang, masuk lagi." Anjani melahap milik Daniel yang dipaksa muat kedalam mulutnya dan menghisap naik turun.
Satu tangan Daniel mengumpulkan rambut Anjani dibelakang hingga ia bisa melihat jelas wajah dan bibir kekasihnya itu yang melahap miliknya hingga kemudian tersedak. Terlihat sekali kalau Anjani tidak berpengalaman dan cukup canggung saat melakukan blowjob padanya. Segera saja Daniel meraih Anjani dan mencium bibirnya dengan ciuman penuh hasrat dan membelitkan lidah mereka berdua hingga air liur keduanya bercampur dengan liar.
Tangan Daniel yang lain menyentuh payudara Anjani dan meremas gemas dengan jari telunjuknya yang menggodai puting tegak ditengahnya.
"Kamu belum keluar." Bisik Anjani disela ciuman mereka.
"Mau hisap lagi?" Anjani menganggukkan kepalanya.
Daniel mengambil posisi duduk hingga Anjani berada dilantai untuk melakukan blowjob untuknya. "Pelan pelan sayang."
Tak butuh waktu lama bagi Anjani hingga ia mahir untuk memanjakan milik Daniel hingga Daniel merasa keenakan dan melayang. Tidak pernah sekalipun dalam bayangan Daniel Anjani akan berinisiatif melakukan ini padanya.
"Aku mau keluar sayang, lidah kamu." Perintahnya yang langsung ditanggapi Anjani dengan menjulurkan lidahnya. Daniel mengocok miliknya cepat dengan tangan yang mana ujung miliknya terus bersentuhan dengan lidah lembut Anjani.
"Anjani..." Daniel menyebut nama Anjani saat pelepasannya datang. Cairan putih yang sangat banyak itu tumpah diwajah Anjani.
Berhasil mendapatkan pelepasannya, Daniel buru-buru mengambil tisu dan membersihkan wajah kekasihnya dari cairan miliknya. "Sayang maaf dan terimakasih ya."
Vote and Comment Guys!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Lover
Romance[COMPLETED] "Kamu tidak akan pernah aku lepaskan Anjani, tidak akan pernah." Gumam Daniel yang masih terdengar jelas ditelinga Anjani. "Dan.. pelan-pelanhh..." Anjani meremas punggung lebar kekasihnya itu saat tempo yang Daniel berikan padanya dibaw...