3 years later
"Congratulation Mamom..."
Anjani tersenyum lebar, menerima buket bunga yang Kenzo berikan padanya lalu ia memeluk tubuh anaknya yang sudah berusia akan lima tahun itu.
"Terimakasih anak Mamom yang ganteng." Anjani membubuhkan kecupan di seluruh wajah anaknya yang tertawa karena merasa geli karena ulah ibunya itu.
"Sayang, aku juga mau dicium." Celetukan itu menghentikan adegan menggemaskan antara ibu dan anak yang sedang berlangsung.
"Aku bahkan bawa buket bunga yang lebih besar untuk kamu." Seakan tak mau kalah, Daniel membawa buket bunga yang sangat besar untuk istrinya itu hingga wajah dan tubuhnya bahkan tidak terlihat.
Anjani mendekat ke arah suaminya dan segera memeluk Daniel, tidak peduli suaminya itu kesulitan memegang buket bunganya agar tidak jatuh saat Anjani tiba-tiba memeluknya.
Meskipun demikian Daniel membalas pelukan istrinya bahkan tanpa melepas senyum diwajahnya, "Congratulation my queen. I'm so proud of you."
"Thank you Dan." Anjani mengecup bibir suaminya itu cepat setelah berkata demikian, bahkan aksinya itu dilakukan dengan buket bunga besar sebagai penghalang untuk Kenzo melihat kedua orangtuanya.
Di umur yang saat ini anaknya itu memang sedang sangat kritis dan banyak tanya, sebisa mungkin Anjani dan Daniel memberikan contoh yang baik pada anaknya dan menjawab semua pertanyaan random yang tiba-tiba dilontarkan pada mereka.
Kenzo memang sudah mengikuti kelompok belajar dari sejak umur tiga tahun, awalnya Anjani hanya ingin anaknya itu berbaur dengan lingkungan dan punya banyak teman. Tetapi anaknya itu sangat pintar dan sedikit demi sedikit mengikuti kegiatan belajar-mengajar yang ada disana dengan baik. Lalu baru sekitar satu tahun lalu, Kenzo resmi memiliki seorang guru bimbel dirumah. Alhasil anaknya itu makin cerdas dan aktif berbicara.
Selama waktu berlalu, Anjani dan Daniel pun melakukan banyak hal. Hari ini Anjani resmi melaksanakan acara kelulusan setelah mendapatkan gelar sebagai Sarjana dari jurusan manajement bisnis sama seperti suaminya, bahkan mereka memiliki almamater kampus yang sama juga meskipun berbeda angkatan.
Sedangkan Daniel, sudah mengusaikan Sarjananya dan juga sudah mendapatkan gelar Master of Business Administration.
Besok lusa rencananya mereka akan kembali ke Indonesia dan kemungkinan akan menetap cukup lama disana.
Setelah bertahun-tahun tidak ada perubahan signifikan dari kesehatan Kakak tiri Daniel. Bahkan Ayah Daniel dua tahun lalu malah terkena ciduk menerima suap dari beberapa pejabat politik yang sempat membuat citra perusahaan memburuk. Sedang Ibu tiri Daniel masih begitu setia mengurus anaknya semata wayangnya yang sakit-sakitan meskipun beberapa kali menyenggol Anjani di setiap ada kesempatan mereka bertemu.
Kakek Daniel sendiri tentunya semakin tua, tetapi yang Anjani lihat pria tua itu malah terlihat lebih sehat daripada sebelumnya. Apalagi saat bersama dengan Kenzo, pria tua itu sangat lincah sekali bermain dengan cicitnya dan bersemangat untuk menjawab semua pertanyaan Kenzo yang kadang suka melebihi kapasitas otak ibunya.
Melihat betapa sukanya sang Kakek dengan anak mereka, dan seberapa puas sang Kakek atas kerja keras Daniel dalam mengelola perusahaan akhirnya diputuskan Daniel yang akan menjadi penerus perusahaan tanpa ada ganggu gugat. Hal itu tidak ditentang siapapun karena mereka tahu bagaimana hebatnya kinerja Daniel dan prestasi dari suami Anjani itu, jadilah mereka akan kembali ke Indonesia dan Daniel akan memimpin perusahaan disana.
Bahkan yang memberikan saran pada Anjani untuk kuliah adalah Kakeknya Daniel. Pria itu bilang akan disayangkan sekali untuk Anjani melewatkan kesempatan untuk kuliah disana disaat Kenzo sudah bisa dilepaskan sendiri, Kakeknya itu juga bilang kalau mendapatkan gelar setidaknya bisa makin menaikkan penilaian orang padanya dilingkungan itu apalagi lulusan dari luar negeri. Daniel juga mendukung saran Kakeknya meskipun tidak memaksakan Anjani. Jadilah Anjani mengambil hal itu, lagipula Anjani memang suka belajar tetapi tidak mendapatkan kesempatan untuk kuliah karena orangtuanya tidak bisa membiayai dirinya. Dalam hati pun Anjani ingin setidaknya ia cukup setara dengan suaminya.
"Ich mag Papap nicht." (Aku tidak suka Papap)
Suara yang terdengar menggemaskan itu mengusik kemesraan antara Daniel dan Anjani yang bahkan terus saling bertatap-tatapan saling mencinta.
Daniel mendengus mendengar ucapan Kenzo yang mungkin sudah seribu kalinya ia dengar setelah anaknya itu pandai bicara. Hubungan love and hate antara dirinya dan anak laki-lakinya itu masih berlanjut sampai sekarang, bahkan tadi saat akan mengambil pesanan buket bunga mereka sempat adu mulut di toko bunga tersebut karena Kenzo protes buket bunga miliknya sangat kecil dibandingkan milik sang ayah.
"If that's so, replace your parents. But don't expect to bring my wife." Cibir Daniel tak mau kalah.
Sedangkan Anjani segera melepaskan pelukannya, memukul pelan dada sang suami dan mengembalikan atensinya pada sang putera.
"Sudah jangan bertengkar lagi." Anjani sungguh pusing menjadi rebutan dua laki-laki yang sangat penting dalam hidupnya ini. Sepertinya Anjani memang perlu kloningan untuk membagi atensi para laki-laki ini padanya, memiliki anak perempuan adalah ide yang sangat bagus.
Bukankah sangat sempurna memiliki dua orang anak, satu laki-laki dan satu perempuan yang mana kakak laki-laki akan melindungi adik perempuannya. Anjani akan membicarakan ini nanti dengan Daniel sepulang mereka ke Indonesia.
"Lebih baik kita pulang sekarang dan makan malam bersama." Ajak Anjani kemudian yang berhasil membuat dua laki-laki beda generasi tersebut berhenti berdebat dan mengikutinya.
Sungguh Anjani tidak pernah membayangkan kalau hidupnya akan menjadi seperti ini. Setelah banyak hal yang ia lalui, kini ia berada di titik yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Padahal Anjani sangat meragu dengan pernikahan di usia muda, bahkan saat berpacaran dengan Daniel pun Anjani tidak punya pemikiran tentang masa depan bersama.
Anjani dan Daniel memiliki gaya pacaran yang sudah kelewat jauh, Anjani berpikir hubungan mereka hanya akan saling menyukai dan segera usai. Tetapi Daniel malah makin posesif padanya bahkan sampai nekat menikahi Anjani dengan kondisi yang sedang tidak baik-baik saja.
Semuanya terjadi karena berawal dari kenekatan dan dijalani dengan usaha yang tiada henti. Meskipun ada banyak kelelahan dan tangisan tetapi Anjani tidak pernah menyesal pada keputusannya untuk menerima Daniel dan mencintai suaminya itu.
Anjani harap cintanya untuk Daniel, dan cinta Daniel untuknya yang mana mereka selalu berusaha untuk saling melengkapi akan terus kokoh meskipun nantinya banyak badai yang tak terduga akan datang. Anjani ingin mencintai Daniel sampai akhir hayatnya dan suaminya pun begitu.
Genggaman Tangan Daniel menyebarkan rasa hangat sampai ke hati Anjani. Semua yang Anjani dapati saat ini adalah karena suaminya, Anjani tersenyum dan berbisik, "Thank you for everything Daniel, I love you."
Daniel yang membukakan pintu mobil untuk istrinya itu balas tersenyum, "It's nothing honey, I'm your lover. Anything for you, I love you more than anything."
Setelah berkata demikian suaminya itu mengecup keningnya lama lalu mempersilahkannya untuk masuk kedalam mobil. Mereka akan makan malam romantis bertiga sebagai keluarga kecil yang bahagia, yang baik Anjani maupun Daniel harapkan akan selalu bahagia selamanya.
END
Vote and Comment Guys!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Lover
Romance[COMPLETED] "Kamu tidak akan pernah aku lepaskan Anjani, tidak akan pernah." Gumam Daniel yang masih terdengar jelas ditelinga Anjani. "Dan.. pelan-pelanhh..." Anjani meremas punggung lebar kekasihnya itu saat tempo yang Daniel berikan padanya dibaw...