21. Continuance

9.6K 205 2
                                    

Warning 21+

Anjani terengah-engah, entah sejak kapan mereka sudah ada dikamar Daniel. Tubuhnya hanya tersisa memakai celana dalam saja, seragam sekolahnya sudah entah berhambur kemana.

"Ahh jangan digigit." Anjani meremas rambut Daniel sebagai pelampiasan rasa sakit dan nikmatnya saat pemuda itu terus menggodai puncak payudaranya.

"Jangan pernah ada yang boleh lihat kamu seperti ini selain aku Sayang." Daniel kembali melahap dan menghisap puting Anjani seperti bayi. Geleyar-geleyar geli dan nikmat itu menyebar keseluruh tubuh Anjani, apalagi saat tangan Daniel menelusup kedalam celana dalamnya dan menyentuh intinya.

Ini adalah kali pertama Daniel menyentuh area bawahnya secara langsung. Selama ini mereka hanya bermain di bagian atasnya saja dan kalaupun Daniel menyentuh bagian bawahnya pun masih terlapisi celana.

Jari-jari besar Daniel menggosok intinya hingga membuat Anjani bergelinjang, Anjani mengigit bibir bawahnya dan tangannya berusaha menahan tangan Daniel yang nakal dibawah sana.

"Ahh Daniel jangan disitu." Daniel menyerang Anjani di dua titik sensitifnya secara bersamaan membuat Anjani pening dengan geleyar-geleyar aneh.

"Jangan pernah biarkan laki-laki lain menyentuh kamu seperti ini Sayang."

Anjani menggelengkan kepalanya pelan mendengar perkataan Daniel disertai dengan satu hari pemuda itu masuk kedalam intinya setelah membuatnya basah.

"Danhh..." Anjani melengkungkan punggungnya saat jari besar Daniel bergerak keluar-masuk, sedangkan ibu jari pemuda itu tidak berhenti menggosok klitorisnya yang bengkak.

Karena tubuh Anjani yang tidak bisa diam dan terlihat kelimpungan, Daniel memeluk tubuhnya erat dengan sisa tangannya. Ciuman Daniel terus bergerak menjamah tubuh Anjani memberikan tanda tanpa menghentikan gerakan tangannya yang membuat Anjani kehilangan akal.

"Kamu terlalu sempit Sayang." Bisik Daniel sensual kemudian mengigit dan menghisap telinganya. Jari Daniel yang keluar-masuk intinya bertambah menjadi dua dan membuat Anjani makin kewalahan.

"Aku mau ahh..." Gerakan cepat tangan Daniel membuat Anjani mendapatkan orgasmenya.

Dengan tubuh bergetar hebat bagian bawahnya terasa basah sekali hingga celana dalamnya benar-benar sudah tidak tertolong. Tubuh lemasnya bahkan tidak peduli kalau Daniel sudah melepaskan satu-satunya pelindung area pribadinya itu. Belum juga Anjani dapat berpikir jernih setelah pelepasannya, Anjani sudah berjengit kaget saat sesuatu yang basah dan lembut menyentuh intinya.

Melihat kebawah ia dikejutkan dengan Daniel yang menjilat dan menghisap miliknya juga lidahnya yang menelusup kedalam tanpa merasa terganggu dengan adanya rambut-rambut disana.

"Ahh Dan jangan..." Anjani kembali meremas rambut Daniel. Berbeda dengan ucapannya yang melarang, tangannya malah mendorong kepala Daniel supaya makin menempel ke intinya lebih dalam.

Slurp

Slurp

Suara hisapan dan jilatan itu terdengar memenuhi ruangan. Jari jari Daniel tak tinggal diam, membantu mengusik bagian atas dan bawah Anjani hingga sang pemilik mabuk kepayang.

"Ahh.." jari-jari kaki Anjani mengkerut merasakan lidah Daniel begitu lihai membelai miliknya. Anjani sungguh tidak bisa berkata-kata apapun lagi selain terus mengerang akibat dari kenikmatan yang ia rasakan.

"Aku mau keluar..." Dengan lirih Anjani berkata demikian, belum lama ia mendapatkan pelepasan pertamanya kini gelombang itu datang lagi.

"Keluar yang banyak Sayang."

Jari-jari Daniel yang sedari tadi bergerak keluar masuk kini makin cepat hingga Anjani berhasil mendapatkan pelepasan keduanya.

"Manis Sayang... semua yang ada di kamu buat aku candu." Dalam pandangan Anjani yang sayup, ia melihat Daniel menjilati jari-jarinya yang basah karena cairannya.

"Aku sudah gak tahan."

Pakaian Daniel yang masih utuh begitu cepat sudah terlempar sembarangan, menyebabkan mereka berdua saat ini telanjang bulat.

Milik Daniel sudah sangat tegak dan siap tempur dengan ujungnya yang sudah mengeluarkan cairan sendiri sebagai pelumas. Perlahan pemuda itu menggesekkan milik mereka berdua hingga menyebabkan sensasi nikmat.

"Sayang, Can I?" Tangan besarnya yang sedari tadi tak lepas dari payudara Anjani kini naik membelai rambut dan telinga kekasihnya untuk meminta izin.

Anjani mengangguk cepat seolah memperbolehkan dirinya, sedangkan dalam posisi itu pikiran Anjani sedang tidak ada ditempatnya karena ia masih melayang.

"Aku akan pelan-pelan." Anjani kembali mengangguk mengiyakan Daniel.

Kemudian sesuatu yang terus menggesek dirinya dibawah mencoba masuk kedalam diri Anjani yang belum pernah dimasuki siapapun sebelumnya, membuat ia merasakan sakit hingga dahinya mengernyit dan air matanya turun.

"S-sakit..." Anjani mencengkram bahu kokoh Daniel saat pemuda itu terus mencoba memasukinya.

"You're so tight."

"Mmhh..." Daniel kembali mencium Anjani, mencoba mengalihkan perhatian kekasihnya itu dari rasa sakit dibawah.

"Sakit Dan..." Anjani menggelengkan kepalanya saat merasakan perih pada miliknya.

"Sebentar lagi sakit hilang sayang." Dengan lembut Daniel menciumi Anjani seraya perlahan makin terus memasukkan dirinya.

"Jangan masuk lagi sakit."

"Ini belum masuk semua Sayang, tahan sedikit lagi."

"Arrghhh..." Mata Anjani terbelalak saat Daniel mendorong milik pemuda itu sepenuhnya kedalam diri Anjani. Rasanya seperti dirinya terbelah menjadi dua.

Nafas Anjani jadi memendek saat Daniel mengeluarkan miliknya kemudian memasukkannya kembali dengan gerakan yang halus. Gerakan itu terus berlanjut hingga rasa perih yang dirasakannya menghilang, belum lagi ciuman dan jilatan yang Daniel berikan dikulitnya membuat Anjani kembali masuk kedalam rayuannya.

"Masih sakit Sayanghh?" Bisikan Daniel dengan nafas berat ditelinganya membuat Anjani merinding.

Anjani menggelengkan kepalanya pelan. Dari posisinya saat ini yang berada dibawah pelukan Daniel, Anjani bisa melihat betapa merahnya wajah dan telinga kekasihnya itu. Ini lebih merah daripada sewaktu Anjani melakukan blowjob padanya.

Tangannya yang sebelumnya melingkari bahu lebar Daniel, kini berlari menyentuh telinga yang memerah itu dan mengusapnya sehingga membuat Daniel menggeram rendah.

"Ahh..." Gerakan halus Daniel kini berganti begitu kuat saat mendorong masuk miliknya hingga tubuh Anjani tersentak.

Sentakan demi sentakan Daniel berikan padanya hingga suara pertemuan kulit mereka terdengar nyaring dan intens. Anjani terus mendesah karena merasakan milik Daniel menusuk begitu dalam sampai ujung perutnya.

"Anjani..." Daniel menyebut namanya terus menerus tanpa berhenti menggerakkan pinggulnya.

"Ahh Daniel..."

Bibir Daniel melahap bibir Anjani dan saling membelitkan lidah satu sama lain, melahap desahan-desahan nikmat yang keduanya rasakan.

Air mata Anjani tidak henti turun sejak tadi, kali ini bukan karena merasakan sakit tapi rasa nikmat yang tidak pernah terpikirkan menerpa hingga membuatnya ia menangis. Milik Daniel yang panjang dan besar mengisi dirinya, bergerak keluar-masuk dengan liar membuat tubuhnya terus tersentak kasar dengan nafas yang putus-putus.

Anjani tidak pernah membayangkan dirinya akan melakukan hubungan seks dengan Daniel sekarang-sekarang ini. Ia pikir mereka hanya akan saling menyentuh saja tanpa bertindak sejauh ini.

"Ahh Sayang aku mau keluar." Daniel makin mempercepat gerakannya hingga membuat Anjani makin kehilangan akal.

"Jangan didalam Dan."

"Aku tanggungjawab Sayang, aku tanggungjawab jawab." Anjani menggelengkan kepalanya lemah saat Daniel malah kembali mencium bibirnya dalam bersamaan dengan semburan hangat yang menerpa dalam dirinya.

Vote and Comment Guys!!!

I'm Your LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang