32. Singularity

4.7K 150 3
                                    

"Nak, kalau kamu menilai seseorang pantas atau tidaknya hanya karena latar belakang keluarga rasanya kurang adil." Setelah keheningan cukup lama, Amira akhirnya bersuara.

"Lagipula apa yang terjadi itu bukan salah anak, bukan salah kamu. Ayah dan Ibu selama kenal dengan kamu, kamu anaknya sopan dan pekerja keras. Itu sudah pasti jadi kelebihan kamu dimata Ibu dan Ayah, tapi Ibu juga setuju dengan Ayah yang masih meragu tentang kesanggupan kalian untuk mengarungi dunia pernikahan yang bukan perihal mudah."

"Dan seperti yang kamu sampaikan sebelumnya kalau kamu masih menunggu keputusan dari dari keluarga kamu yang di Jakarta. Jadi anggaplah sekarang Ibu dan Ayah menerima niat baik kamu untuk Anjani sambil menunggu bagaimana nantinya kabar dari keluarga kamu. Bagaimana?"

Semua yang berada di ruangan itu setuju dengan perkataan Amira. Daniel pun tidak merasa keberatan sama sekali, setidaknya disini ada sedikit titik terang dan orangtua Anjani tidak memberikan reaksi yang ia takutkan sebelumnya. Perasaan Daniel menjadi sedikit terasa lega daripada sebelumnya.

"Baik Bu. Doakan Daniel, semoga dapat kabar yang baik." Hanya itu balasan yang bisa Daniel berikan sebelum ia pamit pulang dari rumah Anjani.

Anjani dan kedua orangtua kekasihnya itu mengantarkannya sampai teras rumah, dalam perjalanan pikiran Daniel dipenuhi oleh keluarganya. Sudah lama sekali tidak ada kabar dari orang kepercayaan yang sang kakek kirimkan padanya setelah ia menanyakan perihal kelanjutan studi Daniel. Apakah sedang terjadi masalah disana?

Semakin memikirkannya perasaan Daniel semakin tidak baik karena terus berprasangka buruk. Pikiran negatifnya itu berhasil membuat Daniel tidak bisa tidur dengan nyenyak dalam beberapa hari.

Dan dalam beberapa hari itu, Daniel terus mencoba menghubungi seseorang kepercayaan kakeknya tersebut. Tetapi sayangnya hasilnya nihil, balasan yang Daniel dapatkan adalah ia masih diminta untuk bersabar dan akan di informasikan kembali.

Saat ini pun Daniel tidak tahu lagi harus menghubungi siapa karena ia tidak punya orang untuk dijadikan mata informasi di keluarganya. Untuk mencari tahu di internet pun tak menghasilkan apapun karena meskipun keluarganya termasuk jajaran konglomerat terkenal, mereka sangat tertutup untuk kehidupan pribadi.

Dalam waktu satu minggu Daniel tidak bisa tidur dengan nyenyak hingga ia akhirnya jatuh sakit dan izin tidak masuk sekolah untuk pertama kalinya. Karena saat ini sekolah sedang dalam masa tenang sebelum pelaksanaan ujian, Daniel malah diminta untuk istirahat lebih banyak supaya lekas pulih dan bisa mengikuti ujian dengan baik.

Karena untuk pertama kalinya Daniel mengalami sakit setelah tinggal disana, Daniel merasa bersalah sekali pada Anjani karena ia tidak bisa mengantar-jemput kekasihnya itu. Berbeda sekali dengan Anjani yang merasa khawatir dengan kondisi Daniel, gadis itu berjanji akan menjenguk Daniel setelah pulang dari sekolah.

Setelah membalas pesan dari Anjani, Daniel kembali memejamkan matanya. Tangannya secara spontan menyentuh keningnya yang sudah tertempel plester demam. Pikirannya melayang teringat ketika ia masih kecil, Daniel bukan anak yang gampang jatuh sakit bahkan termasuk jarang sekali.

Jika ia sakit, pasti pengasuhnya yang berganti-ganti orang itu yang menemaninya. Dan sekarang ia sudah tidak punya pengasuh lagi, hanya ada asisten rumah tangga yang tidak seharian penuh dirumah. Untungnya Daniel dengan segera menyadari bahwa ia tidak enak badan dan mencari kotak obat berada.

Daniel berbeda sekali dengan kakak tirinya yang sakit-sakitan. Jarak umur mereka sekitar empat tahun, kakak tirinya itu selalu berada dirumah bahkan sekolah pun dirumah. Hanya itu yang Daniel tahu tentang kakak tirinya yang bernama Farren dari asisten pribadi kepercayaan kakeknya.

Disaat pikirannya bercabang kemana-mana, suara denting ponsel menghentikannya. Mungkin itu adalah balasan dari Anjani, karena baru saja bisa memejamkan mata dengan nyaman jadilah Daniel kembali melanjutkan tidur tak nyenyaknya itu sebelum beberapa saat kemudian melihat ponselnya.

Tebakannya ternyata meleset, itu bukan dari Anjani melainkan dari asisten kepercayaan kakeknya yang kabarnya sudah ia tunggu dari minggu-minggu lalu.

Bukan berupa pesan chat biasanya, tetapi yang dikirimkan adalah sebuah email yang isinya cukup panjang. Dengan suhu tubuh yang panas, kepala pusing dan mata agak berkunang, Daniel berusaha untuk fokus membaca isi dari pesan tersebut.

Secara garis besar, Daniel mendapatkan informasi bahwa keadaan keluarga kakeknya saat ini tidak cukup baik. Terjadi beberapa masalah dalam urusan kantor pusat hingga beberapa orang cukup repot, kemudian informasi lainnya adalah kondisi kakak tirinya yaitu Farren tiba-tiba saja semakin memburuk padahal satu tahun terakhir ini kondisinya cukup baik sehingga Daniel disingkirkan.

Kakeknya yang memiliki jabatan sebagai Direksi di perusahaan multinasional tersebut pun tidak dalam kondisi baik karena minggu lalu terkena serangan jantung dadakan. Hal itu merupakan salah satu yang menyebabkan munculnya masalah internal, yang mana dua adik dari kakeknya yang menjabat sebagai Direktur Utama dan Direktur Keuangan menjadi diluar kendali.

Posisi ayah Daniel yang hanya seorang Direktur saja tidak punya power besar untuk mengendalikan Paman dan Bibinya. Perusahaan benar-benar terjadi permasalahan internal.

Hal lainnya yang sangat menarik perhatian Daniel adalah informasi mengenai dirinya yang akan ditarik kembali bahkan akan dimasukkan kedalam kartu keluarga secara resmi. Keningnya mengkerut tak suka saat membaca deretan kalimat yang memberitahu bahwa Daniel akan dijemput setelah Ujian di sekolahnya saat ini selesai.

Segera Daniel mengirimkan pesan pada asisten kepercayaan kakeknya itu untuk mengkonfirmasi kembali tentang apa yang telah dibacanya dengan perasaan yang tidak karuan. Sungguh bukan ini yang Daniel harapkan.

Jika Daniel sudah dibuang maka sekalian saja dibuang dan dianggap tidak ada seperti selama ini, Daniel tidak butuh pengakuan ataupun posisi di keluarga ayahnya. Kalaupun ia ingin mungkin itu dulu disaat ia masih butuh sosok keluarga, bukan disaat sekarang yang mana ia sudah punya Anjani dan teman-teman yang baik seperti keluarga.

Pesannya dengan cepat mendapatkan balasan, mungkin karena sedang sakit jadi Daniel menjadi emosional sehingga ia menangis. Ia tidak mau meninggalkan kehidupannya disini.

Dengan keadaan sakit itu, ia bangkit dari tidurnya dan mengambil sembarang kunci yang tergeletak di atas nakas samping tempat tidurnya. Berjalan tertatih keluar rumah dengan kepala yang pusing bukan main, banhkan rintik hujan pun tak dihiraukan olehnya. Melihat kunci yang ia pegang bukanlah kunci motor yang biasa ia gunakan, terpaksa ia akan mengendarai saja mobil yang selalu menganggur dirumah dan segera meluncur ke sekolah.

Saat ini Daniel ingin bertemu dengan Anjani, hanya Anjani yang dapat menenangkan dirinya. Seseorang yang benar-benar Daniel butuhkan saat ini.

Tak butuh waktu lama untuk Daniel tiba disekolah yang pintu gerbangnya terbuka lebar mengingat saat ini sekolah memang sedang tidak melakukan aktifitas belajar-mengajar karena pihak sekolah sibuk mengurusi ujian yang akan dilaksanakan minggu depan.

Menghentikan mobilnya di area parkir, Daniel  sekarang bingung harus mencari Anjani bagaimana disaat ponselnya lupa ia bawa. Menundukkan kepalanya yang terasa sangat pusing ke roda kemudi, Daniel mungkin harus pergi ke kelas Anjani yang ada dilantai atas dengan pakaian rumahannya disertai wajah pucat khas orang sakit. 

Tepat saat Daniel hendak turun dari mobilnya, matanya terpaku pada gerombolan siswa yang disana ada kekasihnya sedang bersenda gurau dengan laki-laki yang tidak ia sukai. Mereka berdua tampak berbincang dengan begitu menyenangkannya,  bahkan laki-laki itu sampai menyentuh puncak kepala Anjani.

Perasaannya yang sedang tidak baik-baik saja semakin memburuk melihat hal tersebut. Emosinya memuncak begitu saja membuat Daniel segera turun dari mobil dan berjalan cepat.

"Anjani!" Suaranya terdengar seperti membentak orang itu mengejutkan semua orang termasuk orang yang dipanggilnya. 

"Daniel? Kamu ngapain kesini?"

Vote and Comment Guys!!!

I'm Your LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang