Warning 21+
"Ahh.. Hah.. Danhh..." Anjani terus mendesah saat Daniel menghujam miliknya dengan keras kedalam dirinya.
Pikirannya serasa melayang akibat dari kenikmatan yang Daniel berikan padanya. Anjani bahkan tidak peduli jikalau ada yang mendengar suara desahannya yang cukup keras.
"Sayang aku mau keluar." Daniel berbisik lirih sebelum menciumnya begitu rakus tanpa mengurangi kecepatan gerakan pinggulnya untuk mencapai kepuncak kepuasan.
Tak berapa lama kemudian Anjani merasakan milik Daniel makin membesar dan tubuhnya tersentak gemetar karena berhasil mencapai pelepasan.
Berhasil mendapatkan pelepasannya tidak membuat Daniel segera bangkit, pemuda itu malah menjatuhkan tubuhnya diatas Anjani dan memeluknya erat dengan keadaan milik mereka masih menyatu.
"Sayang, gak enak banget pakai kondom." Tak tahu sudah keberapa kalinya Anjani mendengar keluhan Daniel yang seperti ini setelah mereka berdua sepakat untuk menggunakan pengaman.
"Yasudah gak usah pakai pengaman, gak usah begini lagi. Selesai."
"Sekali Sayang, gak pakai ya. Gak enak kalau ada pembatas begini." Dengan gelagat manja dan merajuknya Daniel mencoba merayu Anjani yang tentu saja tidak akan mempan.
"Enggak."
"Satu kali Sayang, spesial karena kita sudah dua minggu gak ketemu. Ya?"
Anjani menimbang-nimbang penawaran yang Daniel ajukan, pasalnya memang sudah dua minggu mereka tidak bertemu dan itu adalah sebuah pencapaian menurut Anjani untuk seorang Daniel. Dan itu semua bisa terjadi karena kesibukan keduanya mengingat mereka saat ini sudah kelas dua belas.
Liburan singkat kenaikan kelas sudah berlalu, terhitung sudah hampir tiga bulan lamanya mereka sudah memulai kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Dan sebagai anak kelas dua belas, tentu saja Daniel juga Anjani disibukkan dengan beragam persiapan ujian dan pra-pra lainnya.
Selama ini Daniel dan Anjani hanya bisa pintar-pintar mencuri waktu untuk bertemu bahkan bercinta. Karena dibandingkan Anjani, Daniel lebih sibuk karena memiliki beberapa yang harus dikelola belum lagi usaha lain yang saat ini sedang Daniel rintis.
Jadwal Anjani tentu saja cukup longgar meskipun ia dilanda stress sedikit akibat pelajaran tambahan yang saat ini sekolahnya adakan khusus untuk siswa kelas duabelas sebagai salah satu persiapan maksimal untuk menghadapi ujian. Selain itu juga mereka akan dihadapkan dengan ujian masuk perguruan tinggi, tentu saja jadwal belajar jadi lebih padat dari sebelumnya.
Dan ngomong-ngomong tentang masuk perguruan tinggi, Anjani tidak ada kepikiran sama sekali ia akan bagaimana. Pikirannya terlempar pada saat makan malam dirumahnya sewaktu masa liburan dimana kedua orangtua Anjani menyampaikan ketidaksanggupan mereka untuk membiayai pendidikan Anjani lebih lanjut. Anjani cukup kecewa, tetapi ia tidak bisa menyalahkan orangtuanya sepenuhnya karena kondisi keuangan keluarganya memang sedang tidak baik saat ini.
"Ahh..."
Pikirannya itu terputus saat Daniel dengan lidah liarnya memainkan putingnya yang tegang, belum lagi jarinya juga ikut mencubiti puting yang lain. Bagai bayi yang kehausan Daniel mengulum dan menghisap puting payudaranya hingga terdengar bunyi decapan-decapan.
"Aku ada didepan kamu loh, mikir apa sampai lupakan aku hmm?"
Anjani menggelengkan kepalanya pelan mengelak pertanyaan Daniel, nafasnya kembali tersendat saat Daniel kembali memainkan payudaranya.
"Yang sekali ya?" Pemuda itu tidak lupa sama sekali dengan permintaannya yang masih belum dijawab oleh Anjani. Anjani bahkan hampir lupa karena pikirannya yang tidak ditempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Lover
Romance[COMPLETED] "Kamu tidak akan pernah aku lepaskan Anjani, tidak akan pernah." Gumam Daniel yang masih terdengar jelas ditelinga Anjani. "Dan.. pelan-pelanhh..." Anjani meremas punggung lebar kekasihnya itu saat tempo yang Daniel berikan padanya dibaw...