34. I'm Yours

6.4K 184 7
                                    

Warning 21++

Ciuman itu berlangsung lama, Daniel menyalurkan seluruh perasaannya melalui ciuman itu. Perasaan cemas, sedih dan takutnya bercampur menjadi satu.

Ciuman yang terasa semakin intens didalam mobil ditemani guyuran hujan deras dan jalanan yang sepi, membuat keduanya makin larut dan saling menyentuh.

Daniel bahkan sudah melepas kancing seragam sekolah milik Anjani hingga menampilkan bra yang kekasihnya itu pakai.

Bra kait depan berwarna krem itu terlihat sangat pas ditubuh Anjani sampai payudaranya yang besar itu tampak makin naik. Dengan gerakan tidak sabar, Daniel segera melepaskan kaitan bra tersebut dan meremas kedua payudara Anjani langsung tanpa penghalang lagi.

"Mmhh..." Tubuh Anjani sedikit gemetar saat puting payudaranya dipermainkan dengan lihai oleh jari-jari Daniel yang besar.

"Naik sini Sayang." Bisik Daniel setelah ciuman mereka terhenti.

Dengan patuh Anjani duduk diatas pangkuan Daniel yang sudah memundurkan kursi mobilnya sehingga mereka memiliki ruang. Posisi ini mengakibatkan payudara Anjani berada tepat didepan wajah Daniel.

Daniel dengan leluasa mempermainkan payudara Anjani yang selalu berhasil membuat nafsunya semakin meninggi. Payudara ini juga yang selalu membuat Daniel merasa kesal karena tidak hanya terlihat menggiurkan untuknya tetapi juga laki-laki lain yang dengan kurang ajar menatapi Anjani. Bahkan beberapa teman sekolahnya pernah bercanda mengenai hal tersebut, tapi tentu saja Daniel langsung menghajarnya. Oleh karena itu tidak ada lagi yang berani membercandai Daniel perihal Anjani, tetapi laki-laki bernama Fathan itu berani-beraninya masih mendekati Anjani.

Padahal Daniel sudah pernah memperingatkan Fathan sebelumnya untuk tidak mendekati Anjani ataupun berinteraksi berlebihan. Tetapi hari ini karena Daniel tidak masuk sekolah, laki-laki itu berpikir ia memiliki kesempatan. Sampai kapanpun Daniel pastikan tidak akan pernah ada kesempatan bagi Fathan maupun laki-laki lainnya mendekati Anjani karena Anjani adalah miliknya, selamanya miliknya.

Perasaan cemburu itu makin memperburuk perasaan Daniel. Segera saja ia mengeluarkan miliknya yang sudah mengeras dari celana rumahannya dan menyatukan tubuhnya dengan Anjani tanpa melepas celana dalam Anjani terlebih dahulu.

"Ahh sakit Dan." Anjani mencengkram erat bahu Daniel yang sedari tadi menjadi pegangannya disaat milik Daniel yang besar melesak masuk kedalam dirinya tanpa pemanasan terlebih dahulu. Bahkan saat ini dibalik rok sekolah Anjani, celana dalamnya hanya disampir kesamping.

Kemudian Daniel meludah ke tangannya sendiri yang mana tangan itu mengusap milik Anjani seolah memberikannya cairan pelumas.

"Sakit Daniel..." Anjani memejamkan matanya merasakan perih.

"Sebentar lagi gak akan sakit Sayang. Hahh... sempit banget kamu..." Dengan gemas Daniel menghisap payudara Anjani hingga menyisakan tanda merah bersamaan dengan miliknya yang sudah masuk secara utuh.

"Angkat rok kamu, gerak Sayang."

Anjani menggelengkan kepalanya menolak, "perihh..."

"Ahh... Daniel..." Anjani membulatkan matanya kaget saat merasakan milik Daniel yang sudah berada didalam dirinya itu bergerak dengan gerakan memutar pelan dari bawah. Sungguh gerakan yang tidak terduga.

Daniel melakukannya beberapa kali dibarengi dengan jari-jari dan mulutnya yang ikut beraksi. Satu tangannya digunakan untuk memainkan milik Anjani dibawah sana sedangkan yang lainnya membantu mulut Daniel menjelajahi payudara Anjani yang besar. Tentu saja dengan stimulus itu menghasilkan pelumas dalam penyatuan mereka, sehingga kini Anjani sudah bergerak naik-turun dengan sendirinya tanpa diminta.

Kedua tangan Daniel meremas gemas payudara Anjani, sebelum tangannya lari ke arah bokong kekasihnya itu untuk membantunya bergerak. Sedangkan matanya terpaku pada payudara Anjani yang ikut bergerak naik turun dan juga perpotongan lehernya yang terlihat jenjang dan menggoda sekali karena mengkilap akibat keringat.

Leher Anjani tampak bersih dari kissmark yang selalu Daniel berikan setiap mereka bertemu, mungkin Anjani sudah menutupinya dengan sesuatu yang Daniel tak tahu apa namanya itu seperti sebelum-sebelumnya sehingga sudah tidak terlihat lagi.

Melihat hal itu Daniel menarik leher Anjani kearah mulutnya untuk ia berikan hisapan kencang yang meninggalkan beberapa tanda merah disana, tanda yang menunjukkan kalau Anjani adalah miliknya.

Karena berada didalam mobil, pergerakan Anjani cukup terbatas tetapi meskipun demikian tidak mengurangi gairah mereka yang membuncah. Pinggul Daniel bahkan bergerak cepat keatas mengikuti tempo yang Anjani berikan hingga mereka makin menyatu dibawah sana.

"Eunghh... Ahh... Ahh..."

Anjani memeluk kepala Daniel saat puncak datang. Perasaan lega yang luar biasa itu segera disusul dengan rasa hangat yang memenuhi dirinya saat Daniel ikut mencapai puncaknya.

"Tidak akan ada yang bisa memisahkan kita An." Bisik Daniel bersamaan dengan miliknya yang terus berkedut karena mengeluarkan laharnya.

Nafas tersengal keduanya saling bersahutan diiringi suara hujan yang masih belum menunjukkan akan mereda.

Tangan Daniel memeluk Anjani yang masih dalam pangkuannya itu lebih erat. "Janji An, kamu gak akan pernah tinggalkan aku?"

"Aku janji Dan." Suara yang terdengar lirih dan lembut itu cukup menenangkan perasaan Daniel.

"Kamu punya aku Anjani, selamanya punyaku." Kali ini bukan hanya janji, tetapi Daniel ingin klaim lebih jelas dari kekasihnya itu.

Anjani melepaskan pelukannya dan sedikit menunduk kebawah untuk menatap wajah Daniel lebih jelas sebelum menjawab kekasihnya itu, "I'm yours Dan."

Kalimat itu cukup untuk memprovokasi Daniel yang kini membawa mereka berdua duduk di kursi belakang.

"Jangan pernah menyesal atau bahkan berpikir untuk menarik kembali ucapan kamu Anjani." Ucap Daniel tajam.

Pemuda itu kini tidak lagi membiarkan posisi Anjani dipangkuannya, tetapi Daniel yang berada diatas dengan Anjani yang ia rebahkan dibawahnya tanpa melepaskan penyatuan mereka dibawah sana. Ia mencium bibir Anjani dengan sensual dibarengi pinggulnya yang mulai bergerak kembali.

"Dan, kita baru saja pelepasan." Anjani mengigit bibirnya pelan saat merasakan miliknya yang masih begitu sensitif terus dihantam oleh Daniel. Karena hal ini mungkin mereka akan lebih cepat mendapatkan pelepasan yang kedua kali.

"Kamu tidak akan pernah aku lepaskan Anjani, tidak akan pernah." Gumam Daniel yang masih terdengar jelas ditelinga Anjani.

"Dan.. pelan-pelanhh..." Anjani meremas punggung lebar kekasihnya itu saat tempo yang Daniel berikan padanya dibawah sana lebih cepat. Sedangkan saat ini mereka sedang berada di dalam mobil yang terparkir dipinggir jalan, meskipun jalanan ini sepi dan dikelilingi pepohonan tetap saja ada kemungkinan keberadaan orang lain.

Sedangkan Daniel yang berada diatasnya tidak peduli sama sekali dimana mereka berada sekarang. Pemuda itu malah makin menggoda Anjani dengan membelai beberapa bagian tubuhnya yang sensitif, seolah mengajak Anjani untuk melupakan dimana mereka berada.

Karena gerakan Daniel yang brutal ditempat yang sempit, membuat kepala Anjani terkantuk pintu mobil. Tapi hal itu tak berapa lama sampai telapak tangan Daniel melindungi kepalanya.

"I love you An." Dalam kegiatan yang panas itu, Daniel terus meracau mengatakan ia mencintai Anjani. Ia sangat mencintai seseorang yang berada dibawah pelukannya ini. Daniel tidak peduli lagi dengan dunia, semua akan terasa baik-baik saja jikalau Anjani bersama dengannya.

"Dan.. akuhh.." belum selesai Anjani melanjutkan perkataannya, Anjani sudah lebih dulu mencapai puncaknya hingga kemudian Daniel menyusul. "Hah.. hah.."

Tangan Anjani terarah pada wajah Daniel yang dipenuhi keringat akibat kegiatan bercinta mereka barusan. Dengan senyuman, Anjani membalas perkataan Daniel yang sedari tadi diucap pemuda itu. "Aku juga mencintai kamu Dan. Everything will be fine, apapun yang mau kamu lakukan akan selalu aku support."

"I don't want to lose you An. I love you more than Anything."

Vote and Comment Guys!!!

I'm Your LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang