0.1 Keluarga Baru

5.5K 197 1
                                    

Handri berjalan tergesa memasuki rumah. Dirinya sudah dalam perjalanan pulang saat salah seorang ajudan Papanya memberi kabar bahwa Cala sudah berada di kediaman baru. Diantar beberapa menit setelah dirinya meninggalkan rumah.

Kamar utama adalah tujuannya sebelum begitu saja berbelok saat mendapati Anita duduk dengan wajah melamun di salah satu sofa single disana. Wajah murung itu adalah apa yang Handri takutkan selama ini.

"Sayang!" Langkah berderap Handri membawanya lebih cepat untuk bisa mendekap tubub lembut istrinya. "Kenapa kamu nggak langsung telepon?"

Anita mengerjap beberapa saat sampai akhirnya membalas dekapan Handri. "Maaf, aku sama sekali nggak kepikiran. Kamu sudah pulang? Sudah selesai meetingnya?"

Handri melepaskan dekapan untuk beralih memeriksa Anita dengan seksama. Takut sekali terjadi sesuatu kepada istrinya tersebut sementara dirinya tidak berada di rumah. "Itu nggak penting lagi sekarang. Kamu baik-baik saja kan? Nggak ada yang luka kan? Semua oke?"

"Iya aku baik-baik saja. Kamu yang tenang dulu," Anita menuntun Handri untuk turut duduk disisinya. "Kenapa kok cemas begitu mukanya?"

Tidak langsung menjawab, Handri justru terlihat mengedarkan pandangan kesegala sisi rumahnya. "Maaf... seharusnya aku jujur sejak awal"

Hening untuk beberapa saat.

Sebuah usapan lembut Handri dapatkan dari Anita di lengannya. "Kenapa harus meminta maaf? Sebagaimana kamu yang menerima Lakhsya dengan baik maka aku juga akan menerima Cala sebagai putriku sendiri. Kita ini sekarang keluarga jadi apapun yang menjadi masalah kamu juga akan menjadi masalah buat aku. Kita hadapi ini sama-sama"

Butuh beberapa saat sampai akhirnya senyuman di bibir Handri mengembang sempurna. Beginilah Anita yang dirinya kenal. Begitu lembut dan juga penuh dengan pengertian. Sosok wanita yang menjadi cinta pertamanya dan terus memiliki tempat iatimewa meski sudah bertahun-tahun terlewati tanpa berhubungan. Bahkan cinta tersebut tidak hilang sekalipun keduanya baru bertemu kembali setelah kehilangan pasangan masing-masing.

"Dimana Cala sekarang?"

Anita menjawab melalui tatapan matanya yang tertuju pada lantai dua. Dirinya bahkan tidak diminta untuk membuat pengaturan apapun saat kepala pelayan langsung membawa Cala menuju lantai dua. Anita sempat berpikir untuk menyusul sekedar memperkenalkan dirinya dengan benar tetapi keberaniannya tidak sebesar itu. Disinilah dirinya berada, diam menunggu Handri untuk datang dan memperkenalkannya kepada putri dari suaminya tersebut.

"Apa Cala... mengatakan sesuatu?" Handri tidak bisa melepas wajah gelisahnya setiap kali membahas sang putri yang bahkan tidak ditemuinya beberapa bulan belakangan. Entah bagaimana dirinya harus menghadapi Cala. Apa pula yang dikipirkan kepala pengurus rumah sampai menbiarkan Cala datang tanpa lebih dulu memberitahunya.

"Enggak, dia belum sempat bilang apa-apa dan langsung diantar naik tadi." Anita mengelus lengan Handri untuk sedikit meredakan kekhawatiran suaminya tersebut. "Dia cantik sekali, mirip Mba Freesia"

Wajah Handri kian muram ketika santai saja Anita menyebutkan nama mantan istrinya tersebut. "Dimataku, kamu yang paling cantik"

"Mama!" Seruan Lakhsya mengalihkan keduanya.

Anita sedikit bergeser dan menunggu Lakhsya yang berlarian untuk bisa mencapainya. Segera saja putranya tersebut memeluk pinggangnya dan menyembunyikan wajah disana. "Kenapa sayang?"

Lakhsya menggeleng masih dengan memeluk pinggangnya. Handri terkekeh pelan mendapati sikap manja tersebut. Ditangan Lakhysa saat ini ada kotak action figure yang dikenalinya sebagai salah satu tokoh hero yang dipilihkan asistennya. "Lakhsya suka mainannya?"

Si Lumpuh Kesayangan Nona Cala [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang