2.0 Kembalinya sang Pewaris

2.1K 100 16
                                    

"Nona Cala akan kembali." Itu adalah kalimat pembuka yang disampaikan oleh kepala pelayan. Wanita paruh baya yang sudah mengenal Cala bahkan sejak sang pewaris Tahir tersebut masih berada di dalam kandungan. "Pesawatnya akan landing dalam duapuluh menit. Saya minta semuanya untuk bersiap."

Pelayan yang dikumpulkan dalam barisan mulai terlibat kasak kusuk. Beberapa diantaranya yang merupakan pelayan baru bertanya dengan penasaran karena selama ini belum pernah sekalipun bertemu muka atau menghadapi Cala. Sementara pelayan lama diam-diam mengeluh di dalam hati.

"Bagaimana denga bangunan serambi?"

Itu adalah sebutan untuk bangunan samping yang selama bertahun-tahun ini dialihfungsikan menjadi ruangan tindakan juga perawatan untuk sang pangeran kecil. Tentu saja tidak lain adalah Lakhsya.

"Saya sendiri yang akan mengatur penyambutan. Selama Nona Cala disini, saya mau semua pelayan menjauhi bangunan serambi, tanpa terkecuali. Hanya paramedis dan beberapa perawat yang ditugaskan oleh Dokter Vio yang diperbolehkan mendekatinya."

Tanda tanya besar mengiringi wajah semua orang. "Apakah... Nona Cala akan pulang dalam waktu yang lama?"

Itu adalah jenis pertanyaan yang bahkan kepala pelayan yang sudah mengikuti dan mengabdi pada keluarga Tahir selama bertahun-tahun sekalipun tidak bisa menjawabnya. Sebatas kepulangan Cala saja informasi yang di dapatkannya.

"Saya belum bisa memastikannya sekarang. Yang terpenting sekarang adalah kita harus segera menyiapkan segalanya untuk kepulangan Nona Cala."

Serempak para pelayan menyanggupi instruksi berikut perintah yang kepala pelayan katakan. Selanjutnya, mereka mulai melakukan pembagian tugas dengan sang kepala pelayan sendiri yang memimpin untuk memastikan kamar pribadi sang Nona sudah sesuai. Pasalnya, Cala yang mereka kenal memang sangatlah pemilih.

Salah sedikit saja, maka urusan ini akan sangat panjang.

Selama hampir lima tahun terakhir, tidak satupun keluarga Tahir yang pernah datang untuk melihat sendiri kondisi tuan kecil mereka. Bahkan, saking tidak pernahnya dibicarakan, beberapa pelayan baru tidak lagi mengenal siapa itu Lakhsya. Mereka hanya tahu larangan utama di mansion tersebut adalah mendekati bangunan serambi.

Sementara perawat juga Dokter Vio melakukan kontroling secara rutin dan teratur, mereka mulai lupa mengenai apa yang tersembunyi di ruangan serambi. Orang-orang mulai melupakan dan media juga dengan mudah dibungkam. Jejak pernikahan kedua Handri Tahir perlahan menguap hilang dan lambat laun hanya dianggap sebagai gosip belaka.

Terlebih lagi dengan dukungan dari keluarga Freesia—istri pertama sekaligus Mami dari Cala. Perlahan... nama Anita mulai dilupakan dan bahkan tidak pernah lagi muncul dalam pembabasan. Entah bagaimana nasibnya atau seperti apa keadaannya saat ini benar-benar terlindungi dari media.

Selama tujuh tahun terakhir, orang-orang hanya tahu bahwa Handri Tahir selaku putra satu-satunya keturuanan Hambalang Tahir telah menetap di di luar negeri dan bertanggung jawab mengurus perusahaan yang ada disana.

Intinya, bisa dikatakan kalau hanya Hambalang seorang yang benar-benar tinggal di Indonesia. Lelaki yang masih sangat berkuasa dan hampir tujuh puluh persen memegang kendali perekonomian di Bontang. Sebuah kekuasaan yang menggurita dan mustahil rasanya untuk digulingkan.

Tidak ada yang bisa mengusik Hambalang meski  jelas banyak sekali saingan maupun musuh yang berharap keburukan atas usia serta kesehatannya yang renta. Termasuk juga Cala, sebagai pewaris sekaligus cucu satu-satunya yang juga secara tidak langsung sangat menunggu tumbangnya sang Opa.

Tujuannya tidak lain adalah untuk saat ini. Saat-saat yang sangat dinantikannya.

"Jangan sentuh atau pindahkan apapun tanpa bertanya." Itu kalimat peringatan yang serius, "kalian tentu tahu kalau Nona Cala tidak pernah senang barangnya berpindah atau bergeser meski seinci. Kepala kalian yang dipertaruhkan disini."

Si Lumpuh Kesayangan Nona Cala [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang