2.2 Electro Shock

2.2K 72 6
                                    

"Ready, shock."

Sebuah rangkaian baja dengan fitur terbarukan terhubung pada mesin portabel bongkar pasang terhubung dengan lempengan yang dikaitkan mengelilingi kepala Lakhsya. Bagian pad menekan dan menjepit kedua pelipis, belakang kepala dan tengah kening.

Bzzzzztt....

Bzzzzztt....

Aliran listrik berdaya rendah mulai mengalir melalui pengendali eksternal pada tubuh Lakhsya, terutama kepala. Aliran listrik tersebut ditujukan sebagai stimulus eksternal untuk merangsang otak agar kembali menruskan neurontrasmitter sebagai pengendali tubuh.

"Stop."

Getaran pada tubuh Lakhsya memelan. Tubuhnya yang dibaringkan perlahan tenang kembali. Dokter Vio mengamati tekanan darah yang melonjak naik juga ritme jantung yang berubah cepat. Memastikan itu bukan masalah besar dan masih dalam batas normal baru kemudian kembali menyalakan daya.

"Charging... shock."

Daya listrik mengalir cepat. Melalui lempeng-lempeng juga pelat di kepala, tubuh Lakhsya kembali bergetar. Seluruh tubuhnya mengentak karena aliran listrik yang mengaliri tubuh.

Satu menit.

"Stop."

Perawat kembali melakukan pemeriksaan dan kali ini datanya lebih meningkat dibandingkan sebelumnya. "Ritme jantungnya agak mengkhawatirkan, Dok."

Dokter Vio hanya mengangguk lalu mengamati stimulus yang diberikan telah merangsang aktivitas otak untuk kembali aktif. Gerakan samar dari dalam kelopak mata Lakhsya yang tertutup menunjukan adanya respon dari pusat pengendali tubuh tersebut.

"Jarinya bergerak!"

Dan senyum tipis Dokter Vio perlahan terbentuk. Gerakan jemari yang merupakan refleks bagus untuk perkembangan Lakhsya. Jenis terapi Electro shock memang sedikit riskan mengingat gelombang listrik yang dialirkan benar-benar dapat mencederai susunan lesi otak, tetapi kembali lagi ini memang harus dilakukan. Mereka tidak memiliki cara lain untuk mendapatkan kerjasana respon tubuh Laksya dalam waktu sesingkat itu tanpa metode ini.

"Good, then. Sekarang, saya akan pasang mode otomatis. Kita amati perkembangannya setelah duapuluh menit."

Selepas mengatakannya, Dokter Vio menekan remote kontrol dan menstel daya terendah untuk kembali memulai sesi terapi. Bedanya kali ini getaran yang membuat tubuh Lakhsya mengalami kejang ringan tersebut akan tetap bertahan setidaknya selama duapuluh menit. Baru setelahnya mereka akan memastikan kondisi Lakhsya.

"Sejauh ini perkembangannya bagus. Saya akan menemui Nona Cala untuk membicarakan penanganan lebih lanjut."

Dokter Vio lantas beranjak keluar, melewati lorong kecil sebagai ruangan transit untuk melepaskan jubah steril beserta glove dan masker medis. Mendekati Lakhsya memang masih diharuskan dalam keadaan yang steril. Selama tujuh tahun hidup dalam inkubasi, tentunya selain fisik, daya tahan tubuh Lakhsya bisa dikatakan serentan bayi baru lahir.

Untuk masalah yang satu ini sikapnya adalah tegas. Hanya orang-orang tertentu saja yang diizinkan untuk mendekati Lakhsya. Bahkan tindakan Cala kemarin juga termasuk tindakan yang ceroboh. Menerobos masuk dan membuka tabung kaca tanpa persiapan terlebih dahulu. Pantas saja tubuh Lakhsya langsung bereaksi.

Oksigen yang memompa darah ke otak menurun dan hampir saja mereka harus menghadapi resiko yang lebih buruk dari sekedar gagal napas atau lebih parahnya gagal jantung. Dalam kondisi serentan ini, Dokter Vio sendiri tidak yakin kalau Lakhsya mampu bertahan.

Ini adalah hari kedua dan besok adalah bataw waktu yang dimilikinya. Terdengar mustahil memang mengingat sampai detik ini tubuh Lakhsya hanya menunjukan respon kecil sementara bagian besar lainnya tetap dalam keadaan in-aktif. Sel-selnya dibekukan dan hampir 70% bagian masa otaknya tidak merespon rangsang.

Si Lumpuh Kesayangan Nona Cala [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang