2.3 Ingatan Pertama

2.1K 102 7
                                    

Ini sudah melewati tengah malam ketika Cala kembali. Sebagian lampu utama sudah diredupkan dan berganti menjadi mode malam. Mobil miliknya berhenti dihalaman depan teras alih-alih langsung membawanya kedalam carpot.

"Ariana, katakan perkembangannya."

Panggilan melalui bluetooth kepada asistennya tersebut mengiringi langkah Cala yang lebar. Tujuannya tentu bukan lagi bangunan samping dimana laboratorium medis sederhana tempat Lakhsya dirawat melainkan kediaman utama. Sudah dua hari ini kesayangannya tersebut resmi dipindahkan ke ruangan khusus sesuai permintaan Dokter Vio.

Sebuah ruangan dengan pengaturan suhu dan ventilasi yang sempurna menyerupai inkubasi. Cala langsung mengutus tim desain interior terbaik untuk penataan ruang demi membuat segala pengaturan agar pemulihan Lakhsya menjadi lebih terjamin.

"Tim masih melakukan terapi Electro Shock dan Dokter Vio sendiri juga masih tinggal untuk observasi terakhir."

Electro Shock sendiri merupakan terapi yang Dokter Vio usulkan dan Cala juga telah menyetujuinya. Apapun itu, Cala menyerahkan keputusan di tangan Dokter Vio asalkan kesayangannya bisa lekas membuka matanya. Cala sudah sangat merindukan.

"Saya akan memastikannya sendiri."

Panggilan diakhiri dan Cala membawa langkahnya menaiki anak tangga menuju ruangan isolasi yang dibuat okeh tim dan Dokter Vio di lantai dua. Mengabaikan keberadaan lift karena Cala semdiri memilih menapaki tangga sekaligus memudarkan mabuknya.

Tidak benar-benar mabuk sebenarnya karena rasa pengarnya sudah cukup hilang sewaktu memutuskan memberi pelajaran kepada lelaki brengsek yang dengan lancang menyentuh tubuhnya. Mungkin Cala juga berterima kasih untuk yang satu itu.

"Oh! Nona Cala," seorang tim medis yang dibawa Dokter Vio tampak mengenali Cala. "Doktrr Vio ada di dalam."

Cala mengangguk kecil. Meski masih menyisakan sikap dingin dan tajamnya, tapi Cala dalam versi dewasa tentu telah banyak belajar. Menghadapi orang terutama para bawahannya tentu menjadi salah satu hal penting yang ditekankan dalam pendidikan karakternya selama tujuh tahun terakhir.

Seandainya bisa digambarkan, Cala itu... terlihat berbeda meski sebenarnya tetap sama.

"Baju sterilnya." Dagu Cala mengedik pada lemari kaca tempat tumpukan jubah steril disimpan. Kali ini berhati-hati agar tidak berbuat ceroboh.

Pelayan dan tim medis membantu Cala melapisi pakaiannya. Sedikit mengernyit sebenarnya saat menemukan bau alkohol dari tubuh Cala tetapi tidak satupun yang menyuarakan. Salah-salah kepala mereka bisa menjadi taruhannya.

"Mari saya antarkan, Nona Cala."

Sebuah pintu dihadapannya dibukakan dan Cala melangkah masuk. Melintasi lorong kecil dengan beberapa sekat tirai plastik sebagai barrier tambahan sekaligus penyeimbang suhu ruangan dilintasinya dalam diam. Meski terus memantau melalui kamera cctv, namun Cala sendiri memang baru pertama kalinya ini memasuki ruangan isolasi tersebut.

Beeeeep.

Niit... niit... niit...

Beeeeep.

Samar monitor vital mulai terdengar. Namun bukan itu satu-satunya yang menarik perhatian Cala melainkan desing tegangan rendah yang disalurkan melalui mesin pada bagian kabel juga pelat baja di kepala Lakhsya.

Semua itu... terlihat menakjubkan.

"Anda datang, Nona." Sapa Dokter Vio yang menurunkan sedikit kacamata khususnya.

Cala sendiri bukannya bermaksud mengabaikan tetapi pemandangan yang ada dihadapannya ini memang benar-benar mengalihkan seluruh atensinya. Bagaimana tidak? Tubuh Lakhsya yang sempurna terbuka tanpa sehelai pakaianpun terus mengentak dalam durasi konstan.

Si Lumpuh Kesayangan Nona Cala [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang