1.9 Setelah 7 Tahun

2.5K 105 17
                                    

London. St Grace 312.
One of Building Tahir Corp.
.
.
.
.
7 tahun kemudian.

Sebuah ruangan dengan pencahayaan temaram berdinding kaca yang memperlihatkan pemandangan malam kota London terasa senyap. Diluaran sana sepanjang mata memanang adalah gemerlap dan terang.

Tapi tidak dengan seseorang yang memilih duduk menyendiri setelah menyelesaikan hari yang begitu padat. Ada setidaknya tiga meeting penting dan dua rapat rutin sebelum peluncuran produk baru dari desain Building Tahir Corp.

Satu dekade terakhir dan bisnis menggurita dari penguasa Bontang tersebut tidak hanya merambah pertambangan dan eskpor bahan mentah migas tetapi juga sudah sampai pada pengembangan bursa properti dan konstruksi. Banyak penghargaan juga pencapaian dari semenjak sang pewaris baru bergabung dalam divisi baru pengembangan.

Orang-orang menyebutnya sebagai warna baru. Adalah Cala Lily Anayang Tahir, seorang jenius berhati dingin yang sekarang ini tengah menjadi pilar utama kejayaan Tahir Grup yang menggurita. Muda, cerdas, cantik, dan sempurna.

Meski banyak yang menyayangkan sikap dinginnya juga antipati terhadap perihal yang sampai membahas masalah pribadi, tapi juatru bagi sebagian orang itu merupakan daya tarik tersendiri bagi sang pewaris.

Bagaimana tidak? Selama hampir satu dekade masa keemasannya, seorang Cala Tahir tidak pernah mengkonfirmasi satupun hubungan bersama dengan lawan jenisnya. Banyak sekali tawaran dalam menjalin hubungan yang sama sekali tidak dianggap sesuatu yang penting bagi Cala. Hari-harinya hanya diisi dengan meeting atau merancang project bersama tim terpercayanya.

Kinerja Cala tidak perlu lagi diragukan sehingga tidak seorangpun dalam divisinya yang berani mengkritik.

"Nona, sudah pukul 10.00 pagi waktu Indonesia." Suara bernada pelan terdengar menginterupsi keheningan yang ada.

Tidak sembarang orang diizinkan untuk mendekati apalagi sampai berinteraksi dengan sang nona muda. Cala termasuk orang yang sangat sensitif terutama kalau itu menyangkut dengan orang baru. Tapi Marion adalah orang yang berbeda. Dia adalah satu dari sedikit orang yang diizinkannya untuk menyela, termasuk menginterupsi kesenangannya.

Karena sesenyap apapun situasi disekeliling Cala, kegiatan rutin pukul sepuluh pagi ini tidak pernah dirinya lewatkan.

"Minta mereka sambungkan sekarang."

Satu perintah tersebut dan asistennya-Marion langsung menghubungi rekannya di Indonesia. Sambungan komunikasi yang Cala inginkan tidaklah sesederhana melakukan panggilan telepon atau video call. Ini merupakan koneksi jaringan tingkat tinggi yang dapat mengenskripsikan hologram tiga dimensi, tetapi secara real.

Dua menit berlalu dan tirai tebal pada bagian dinding kaca mulai bergerak untuk menutup. Selain membutuhkan pencahayaan yang redup, proyeksi tiga dimensi tersebut juga membutuhkan fokus cahaya dan presisi yang sesuai.

"Sudah terhubung. Kalau begitu saya akan segera memulainya."

Cala masih berdiam hingga sorot pryektor dari langit-langit ruangan pribadinya tersebut mulai menyala redup. Awalnya hanya berupa titik buram membayang hingga partikelnya menyatu dan mulai membentuk proyeksi bayangan yang lebih solid.

Sebuah ruangan berdinding putih pucat dengan tabung kaca sebagai pusatnya. Tubuh dengan jubah satin yang berbaring tenang di dalamnya membuat senyum di bibir Cala yang jarang sekali terjadi terlikis tipis.

"Halo, sweet prince..."

Cala menarik kursi dan duduk sedekat mungkin dengan bayangan proyeksi dari tubuh kesayangannya tersebut. Tubuh kurus tersebut sudah terlihat lebih berisi sekarang karena sempat sebulanan ini Cala meminta dokter ahli gizi menambahkan beberapa suplemen vitamin kedalam selang makan Lakhsya.

Si Lumpuh Kesayangan Nona Cala [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang