1.2 Berikan Lakhsya atau Mati

2.1K 103 12
                                    

"Urus dengan benar wanita simpananmu itu sebelum Papa sendiri yang akan turun tangan mengurusnya!"

Handri menghembuskan napasnya lelah. Tidak tahu harus berapa kali menjelaskan bahwa status Anita sekarang bukan lagi simpanannya melainkan istrinya yang sah. "Anita sudah menjadi istriku Pa, dia menantu keluarga Tahir."

"Memang siapa yang peduli?" Ada decihan sinis yang membuat Handri menyadari kalau keluarga besarnya memang tidak akan pernah menerima apalagi mengakui Anita yang dinilai tidak satu level dengan mereka. "Membiarkanmu menikah sesuka hati bukan berarti Tahir akan mengakui wanita yang tidak jelas asal usulnya itu sebagai menantu. Hah! Mimpi saja!"

"Kami sudah menikah, Pa. Dokumennya resmi dan semua surat yang diperlukan untuk mengesahkan pernikahan bahkan sudah selesai kami urus!"

Adrian benar-benar ceroboh kalau menganggap seorang Hambalang Tahir akan kalah hanya dengan tumpukan berkas legal yang secara diam-diam dirinya urus tersebut. Jelas sekali keluarga besarnya tidak akan pernah setuju, dan untuk mengakalinya ini adalah jalan terbaik yang menurut Adrian pantas untuk dilakukan.

Anita selalu pantas untuk diperjuangkan dimatanya. Sejak dulu selalu begitu dan mungkin tidak akan pernah berubah selamanya.

"Kamu pikir Papa tidak tahu apa yang sudah kamu lakukan pada mantan suami dari perempuan ini?" Hambalang jelas menyasar tempat yang tepat. Bisa dilihat bagaimana aura kemarahan Adrian seketika lenyap begitu Hambalang mengulik perbuatan liciknya dimasa lalu.

"Itu tidak ada hubungannya sama sekali—"

"Tentu saja ada hubungannya." Ada kerlingan licik yang mustahil Adrian abaikan. Hambalang melanjutkan tanpa benar-benar memberikan simpatinya. "Bayangkan saja apa yang akan perempuan itu lakukan seandainya dia tahu kalau semua kemalangan yang dia dapatkan pada pernikahan sebelumnya itu adalah ulah kamu. Kamu bahkan sampai membuatnya terpaksa melahirkan putranya secara prematur akibat malnutrisi."

Tubuh Adrian bergejolak akan gelegak emosi. Tapi toh dirinya tahu batasannya untuk tidak melakukan apapun pada sosok orang nomor satu di keluarganya ini.

"Masih mau beromong kosong tentang dokumen atau akta resmi pernikahan dengan Papa?"

Jelas saja tidak karena Adrian menyadari dirinya sudah kalah dari segi manapun. "Tolong... jangan katakan apapun pada Anita, Pa."

"Kalau begitu menjadi tugasmu untuk mengendalikan dia! Berani-beraninya wanita murahan seperti itu sampai mengusik cucuku yang berharga!"

Adrian menunduk dengan bahu terkulai. "Iya Pa, aku... akan mengurusnya nanti."

Hambalang Tahir, tetua keluarga Tahir sekaligus pemegang tampuk kekuasaan tertinggi dari klan Tahir tersebut terlalu licin untuk Adrian kelabuhi. Sejak dulu, bahkan sejak Adrian masih remaja tanggung dan bahkan tidak satupun kenakalan atau tindakannya yang terlewat dari pengawasan.

"Selesaikan semuanya atau Papa sendiri yang akan turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini. Cala adalah pewaris keluarga Tahir, dia terlalu berharga untuk berurusan dengan darah keturunan rendah seperti wanita murahan itu!"

Adrian mendidih setiap kali mendengar nada menghina atau kalimat merendahkan yang sengaja ditujukan oleh Hambalang kepada Anita. Meski begitu tetap tidak bisa melakukan apapun.

"Apa yang terjadi hanya salah paham, Pa. Cala hanya sedang—"

"Cucuku yang berharga tentu saja harus selalu mendapatkan apapun yang diinginkannya. Apapun itu. Tanpa terkecuali."

Kalimat yang membuat Handri semakin merasa sakit kepala ketika mendengarnya. Bukankah itu sama artinya dengan jalan buntu? Yang Cala inginkan adalah Lakhsya dan bagaimana juga Handri bisa memberikannya tanpa harus menyakiti istri tercintanya?

Si Lumpuh Kesayangan Nona Cala [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang