0.7 Keluarga Bahagia (?)

1.9K 109 9
                                    

"Lihat Dokter, sekarang coba tarik napas yang panjang.... bagus," Dokter Gazy menunjukan senyum ramah sementara tangannya cekatan menekan stetoskop di pinggang Lakhsya. "Sekarang hembuskan pelan-pelan lewat mulut"

"Huuuuuuuhhh......."

Dokter Gazy menarik turun stetoskopnya, "anak pintar."

Lakhsya yang merasa dipuji demikian segera saja menunjukan senyum kecil. Masih tampak malu-malu dengan interaksi Dokter barunya tersebut. Gazy sendiri memang bukanlah Dokter spesialis anak tetapi selama beberapa tahun ini sudah resmi menggantikan Ayahnya sebagai Dokter pribadi keluarga Tahir.

Handri sendiri yang merekomendasikan dan Anita tentu saja tidak memiliki prasangka atau keluhan terhadapnya. Segala apa yang coba diberikan oleh siaminya sudah jelas merupakan yang terbaik. Padahal tanpa pernah Anita tahu bahwa ada banyak hal yang coba Handri sembunyikan dibalik pergantian Dokter untuk Lakhsya ini.

"—ma..." Lakhsya menatap Anita dengan raut protesnya. Meski suaranya masih terdengar begitu serak dan terkadang terputus pelafalannya, anak tersebut sudah mulai diizinkan melatih vokal suaranya.

"Iya sebentar, kan periksa Dokter dulu nanti baru Mama ambilkan robotnya" Anita mengelus kepala Lakhsya dengan lembut. Setelahnya baru menatap Handri yang sedari tadi betah mengamati dalam diam. "Mas, aku ambilkan mainan robot Lakhsya sebentar ya?"

Handri mengangguk, menyaksikan Anita yang mencium sekilas pelipis Lakhsya sebelum berlalu keluar. Barulah setelahnya bergerak mendekat ketika Gazy memintanya membantu mengancingkan pakaian Lakhsya karena peneriksaan sudah selesai dilakukan.

Lakhsya yang tahu untuk bersikap menurut selama Anita pergi terlihat diam saja dalam posisinya yang setengah berbaring. "Tunggu sebentar nanti Mama kembali"

Lakhsya mengangguk kecil dan berbaring dalam diam. Ditatapnya Dokter Gazy yang mendekat dengab selang nasal cannula ditangannya untuk kembali dipasangkan. "Nggak mau pakai itu lagi. Sudah bisa sendiri napasnya"

"Lakhsya anak pintar makanya sudah nggak sakit lagi buat napasnya. Tapi, nanti kalau tiba-tiba sesak harus cepat-cepat bilang Mama atau Dokter, oke?"

Lakhsya mengangguk dengan senyuman. Sebenarnya sudah sejak kemarin memang Lakhsya memprotes adanya selang yang menurutnya mengganggu tersebut. Ketika tidur sekalipun karena belum diizinkan untuk dilepaskan, seringkali Anita yang menjaganya agar tetap dalam posisi terlentang yang aman. Sekalinya tidak sengaja pernah terlipat, itu memang langsung menyebabkan Lakhsya tersedak napasnya sendiri.

"All ia good. Kondisi paru-parunya juga sudah kembali stabil. Jagoan kecil ini bisa pulang kapan saja"

"Baguslah kalau begitu... aku tidak tega harus melihat istruku terus murung dan merasa bersalah karena tidak bisa menjaga Lakhsya dengan baik. Padahal jelas-jelas ini semua bukan salahnya"

"Tapi jelas-jelas ini memang adalah tanggung jawabnya," Gazy mengatakannya dengan menirukan nada bicara Handri yang seolah menganggap remeh apa yang terjadi pada Lakhsya belakangan. "Seorang ibu sedih untuk anaknya yang terbaring sakit itu juga sesuatu yang wajar terjadi. Aku bisa melihatnya dengan jelas sekali kalau wanita yang kamu sebut sebagai istrimu itu sangat menyayangi anaknya"

Handri mendengus kecil, sebisa mungkin menghindari agar Lakhsya tidak sampai menyadari topik sensitif yang sedang keduanya perdebatkan. "Dia mengkhawatirkan kesehatan orang lain sampai mengabaikan kesehatannya sendiri!"

"Hei dude, yang kamu sebut orang lain itu adalah anak berusia delapan tahun dan masih membutuhkan perhatian penuh dari kedua orangtuanya. Dan perlu aku ingatkan kalau dia adalah anak kalian?"

"Tapi tidak dengan mengabaikan kesehatan diri sendiri. Aku menjadi sangat khawatir melihatnya tidak berselera makan, tidur juga tidak nyenyak apalagi kalau membayangkan selama beberapa hari belakangan istriku itu terpaksa harus tidur di ranjang keras khusus penunggu pasien" Handri masih saja mempermasalahkan hal tersebut. Sempat kesal meski tidak juga berani menunjukan sikap uring-uringannya dihadapan Anita. "Apa susahnya untuk pindah ke hotel di malam hari dan tidur dengan nyaman?"

Si Lumpuh Kesayangan Nona Cala [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang