4.4 Rahasia Terdalam Athar

841 35 2
                                    

Plaak!!

Satu tamparan kuat mengenai pipi kiri Qatar. Dihadapannya berdiri Cala yang sama sekali tidak merubah raut wajahnya. Tetap datar.

"Kamu menamparku?!"

"Saya bisa bersikap lebih buruk seandainya kamu tetap menghalangi jalan saya."

Bola mata Qatar memerah dengan dada terangkat tinggi karena gelegak emosinya. Selama hidup, belum pernah dirinya menerima penghinaan semacam ini. Dan Cala adalah satu-satunya orang yang berani melakukannya.

"Keterlaluan! Kalau saja kamu mengetahui siapa sebenarnya Athar maka kamu pasti akan menyesal karena sudah memilihnya!"

"Setidaknya dia tidak pernah berani berteriak dihadapan saya."

"Siapa yang peduli?!" Qatar berteriak kalap. "Dia bahkan lebih rendah dari aku!"

Satu yang Qatar tidak tahu bahwa semakin dirinya menunjukan sifat aslinya maka semakin Cala merasa muak terhadapnya. Laki-laki ini bahkan tidak pantas menjadi salah satu kenalannya dan Cala bersumpah akan memecat siapapun itu dibagian resepsionis yang berani membiarkan Qatar Santoso masuk sampai menghalangi jalannya.

"Dan saya tetap memilihnya. Bukankah itu membuktikan kalau nilaimu bahkan lebih rendah dari Athar?"

"Sialan!" Maki Qatar dan sesaat setelahnya kepalan tangan lelaki tersebut menyasar meja kerja Cala. Bunyi pukulannya bahkan tidak sama sekali membuat Cala memejam meski sedetik.

Lelaki sampah macam Qatar Santoso ini tidak akan mungkin berani menyentuhnya.

"Apa hebatnya dia, hah?! Apa yang dia miliki dan aku tidak? Kenapa kamu menyia-nyiakan aku seperti seorang sampah dibandingkan Athar yang bahkan adalah aib keluarga?!"

"Status."

Dan Qatar bergerak untuk pukulan kedua. Makiannya kian menjadi dan Cala semakin muak saat menyadari betapa tempramennya mantan calon tunangannya tersebut. "Sial! Dia bahkan hampir diasingkan oleh keluarga besar! Dia sudah nyaris dibuang. Dia aib!"

Senyum sinis Cala terkembang, "bukankah sempurna? Kita berdua memang memiliki kemuripan yang sesuai."

"Kamu benar-benar sudah gila karena memilihnya dibandingkan aku!"

"Rasanya sikapmu ini justru menunjukan yang sebaliknya. Aku beruntung menemukannya tepat pada waktunya."

Mungkin inilah batas dari kesabaran seorang Qatar Santoso. Sepertinya laki-laki dihadapannya ini bahkan tidak segan membuka aib dari keluarga besarnya sendiri dengan melemparkan sebuah dokumen beberapa map keatas meja kerja Cala.

Tidak perlu menunjukan rasa tertarik sedikitpun dan Cala rasanya sudah bisa menebak apa isi dari dokumen tersebut. Tatapannya mengarah pada Qatar dengan menantang. "Saya penasaran apa yang akan kakek mu lakukan seandainya tahu rahasia keluarga yang selama ini ditutupi rapat-rapat kamu lemparkan begitu saja dihadapan saya. Calon menantu yang sangat kakek kamu harapkan."

Ada tatapan jerih dalam manik mata Qatar, tapi kebencian juga perasaan terhinanya akibat diacuhkan dan ditolak oleh Cala sepertinya jauh lebih besar. Amarah sudah membakar habis logikanya.

"Dan aku berharap kamu benar-benar membatalkannya."

Lalu hal tersebut akan dimanfaatkan oleh Qatar untuk benar-benar menyingkirkan kakaknya dari keluarga besar. Karena meski terlahir dari seorang ayah yang sama, Cala tahu bahwa Athar dan Qatar ini memiliki ibu yang berbeda. Sayangnya karena muka lugu dan segala kepura-puraan yang Qatar mainkan justru mampu membuatnya hampir menyingkirkan sang pewaris sebenarnya dari Santoso.

Athar terlalu bodoh untuk melepaskan segalanya. Dan Cala adalah orang yang mampu menyadarkannya bahwa sekali ini dirinya menyerah maka selamanya Athar akan hidup dibawah kaki keluarganya sendiri. Terutama Qatar.

Si Lumpuh Kesayangan Nona Cala [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang