3.8 Hukuman untuk Cala

1.4K 52 1
                                    

Sebuah mobil SUV memasuki area pelataran depan dan para petugas keamanan yang mengebali mobil tersebut sebagai salah satu mobil pribadi milik sang Tuan Besar hanya mengangguk sebagai bentuk penghormatan.

Sampai saat mobil tersebut berhenti di depan undakan teras, kehadiran Astari juga beberapa pengawal pribadi kediaman utama masih menjadi pusat perhatian semua orang. "Jangan menimbulkan keributan yang tidak penting. Fokus saja pada apa yang harus kita lakukan."

"Baik. Kami mengerti."

Lalu dua orang lelaki perperawakan tinggi tegap yang merupakan pengawal kediaman utama tampak menerobos masuk ke kediman pribadi milik Cala tersebut. Pos penjaga keamanan depan tidak bisa berbuat banyak karena dua orang tersebut adalah utusan dari Hambalang Tahir yang merupakan kepala keluarga besar Tahir.

"Kalian tidak diizinkan untuk memasuki ruangan ini!"

Tidak dihiraukannya kalimat peringatan tersebut, seorang pelayan di dorong begitu saja hingga jatuh di lantai seperti halnya yang lain. Mereka tetap tidak bergeming dan fokus mencari objek yang menjadi alasan mereka datang.

"Tidak!"

Dua orang dari mereka menatap seorang kepala pelayan yang memekik keras. Tatapan kedua pengawal tersebut sama sekali tidak gentar. "Tuan Hambalang sendiri yang meminta kami untuk membawa Tuan Muda Lakhsya. Siapapun yang menghalangi tidak akan diampuni."

"Kalian tidak bisa membawa Tuan Muda pergi, tetutama disaat Nona Cala sedang tidak berada di tempat!"

"Ini adalah perintah Tuan Besar."

Pelayan tersebut yang tetap bersikeras tidak mau menyingkir dari ambang pintu ruangan dimana Lakhsya berada. Tentu saja hal yang sangat mudah bagi para pengawal untuk mendorongnya menyingkir sementara pintu ruangan dihadapan mereka bisa diakses dengan mudah.

"Ada apa ini?" Kehadiran suster Emy yang sebelumnya menyadari kegaduhan segera menghentikan langkah para pengawal.

"Kami datang untuk menjemput Tuan Muda Lakhsya."

Awalnya suster Emy menatap curiga sampai saat Astari muncul dan membuatnya cepat-cepat menunduk hormat. "Maafkan kelancangan saya."

"Kamu adalah perawat itu?" Karena Astari memang tidak pernah bertemu muka dengan perawat yang dijadikan mata-mata oleh Hambalang di mansion ini. Tapi begitu melihat sikap yang perawat tersebut tunjukan, dengan mudah Astari mengenalinya.

"Benar. Saya suster Emy, perawat pribadi Tuan Muda Lakhsya sekaligus perawat yang dikirim oleh Tuan Besar." Sebuah pernyataan yang membuat para pelayan terkesiap karena tidak menyangka bahwa Emy adalah seorang mata-mata. "Saya juga yang selama ini menghubungi Anda untuk memberikan laporan."

Astari hanya mengangguk kecil sementara kini tatapannya kembali tertuju pada daun pintu di belakang Emy. "Bagaimana keadaan Tuan Muda sekarang?"

"Kondisinya masih belum stabil sejak drop beberapa hari lalu. Saat ini Tuan Muda masih dalam keadaan yang sangat lemah." Suster Emy lantas menggeser posisi berdiri untuk memberikan akses jalan bagi Astari juga dua pengawal untuk masuk.

Tatapan juga layangan hujatan dari para pelayan lain sama sekali tidak dihiraukannya. Memang beginilah caranya bisa bertahan hidup. Saat ini sudah tidak ada penghalang lain, pintu ruangan Lakhsya dibuka dan tampaklah lelaki tersebut yang mereka cari-cari berbaring tanpa daya diatas bed perawatannya.

"Bagaimana sekarang?"

Dua orang pengawal tersebut terlibat saling pansang dan jelas menyerahkan keputusannya kepada Astari. Sebagai seorang yang sudah cukup lama mengabdi pada keluarga Tahir tentu saja keduanya tahu untuk tidak sembarangan bertindak terutama jika itu menyangkut si Tuan Muda yang memang memiliki fisik lemah. Lalu hening, keduanya memilih berdiri disisi bed dimana Lakhsya masih lelap dalam ketidaksadarannya.

Si Lumpuh Kesayangan Nona Cala [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang