Chapter 8 "Rela Menunggu?"

5 2 0
                                    

Ting!!!

Cafetaria menjadi tempat terburuk bagi Sea saat ini. Riuh sana sini di saat kepala pusing dan perut ikut pusing.
Kepalanya sengaja bersatu dengan meja cukup lama.

"Argh! Gue mau tenggelem aja ke dasar bumi. Ahh!"

Suaranya serak teredam meja.

Ada dua piring di sana. Satu berisi sandwich, satu lagi burger daging sapi. Tanpa minuman. Dia bersama Shindy di sana.

"Santai aja kali. Gue aja males mikirin. Ntar juga selesai sendiri. Yang penting mari makan..."

Sebuah sandwich ada di tangan siap santap. Lainnya masih berjajar rapi di piring.

Sontak Sea menggebrak meja.

"Kenapa lo bisa semales ini di saat projek kita makin deket dan gue malah buta arah?! Hiyaaaa, hidup emang nggak enak! Tapi gue masih pengen hidup!"

"Bego!"

Balas Shindy asik memakan sandwich.

Sea kembali merutuki nasib di meja. Wajahnya terbenam sempurna.

"Argh! Nggak tau lagi gue!"

Sejenak meredam panas di pikiran.

"Yo!"

Seseorang mengejutkan mereka dengan kedatangannya.
Sea melotot dan Shindy berhenti menggigit sandwich.

"Zion?!" pekik Sea terbelalak.

Tubuhnya tegak seketika.

Sandwich Shindy jatuh tak percaya.

"Zi-Zi-Zi-Zion?! Sang ... Sang senior dingin tak tersentuh level atas?! Kok bisa ke sini ngomong sama kita?!" pekik Shindy heboh.

Seluruh sorot mata mulai ke arah mereka. Sea menganga kikuk tak bisa berkata-kata.

"Aaa... Ada apa ya, haha?" tawanya kaku.

Sangat jelek! Sungguh sangat jelek!

Zion menatap Sea dingin nan hangat seperti biasanya. Itu hanya pandangan biasa setiap hari. Namun, Shindy mulai bertingkah sok manis merapikan rambutnya.

"Emm, tadi dengar kalian memulai rapat. Jadi..."

Belum sempat Zion selesai bicara, Sea sudah tertawa garing tanpa rasa.

"Ahahaha, rapat ya? Tadi ya? Iya sih udah dibahas tadi. Emangnya kenapa?"

Krikk-kriikk!

Mereka terdiam.

Shindy menganga.

"Sea? Antusiasme lo kelihatan boongnya," ucap Shindy tega.

Pecah sudah kebodohan Sea di depan Zion. Dia kembali menunduk ke meja merutuki rapat itu lagi.

"Romeo bilang kita kurang anggaran, tapi semua udah terlanjur dirancang. Mau nggak mau projek ini harus dibuat. Dengan kata lain kita harus hemat-hemat pembelanjaan. Kalau begini mana ada bonus sekedar air mineral gelas plastikan? Musim hujan begini kerjaan serasa di musim kemarau jadinya."

Nada rendah frustasi!

Mulut Zion sampai terbuka.

Sudut bibir Shindy berkedut.

"Nggak, tapi apa yang mau lo bilang?"
Gagal paham!"

Zion berkedip dua kali.

"Ya ... sebenarnya bukan itu masalahnya. Karena sudah rapat, jadi sekalian diadakan pertemuan antar tim dari masing-masing divisi. Tolong sampaikan ini ke Romeo. Dia nggak bisa dihubungi dari tadi," jelas Zion tenang nan datar.

The Story of SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang