Chapter 15 "Ingin Sakit"

0 0 0
                                    

Apa boleh buat? Tidak ada pilihan lain selain mengikuti Sean menemui manajernya.

'Huft! Habis ini habis gue sama deretan pertanyaan para cewek bermata pisau. Lagian kenapa sih si manajer manggil gue? Belum lagi cercaan Shindy. Gimana gue jelasinnya nanti? Sean bego!'

Sejak tadi menghela napas panjang sampai tiba di tempat manajer Sean berada. Sebuah ruangan tersendiri di gedung itu.

Sea berkedip setelah tahu ada ruangan seperti itu.

'Oh, ada beginian ternyata. Banyak perabotan,' batinnya.

Tempatnya sempit.

Hilangkan jauh-jauh muka masam dan pasang senyum profesional semanis mungkin. Itulah yang dilakukan Sea saat ini.

"Salam, Manajer. Aku Sea salah satu kru keuangan. Apa Anda mencari ku?"

'Akting Sea, akting! Jangan cemberut!'

Manajer itu tersenyum sipit sampai Sea tidak bisa membedakan apakah dia melek atau merem, yang pasti dia pakai kacamata.

"Ahaha, Nona Sea, silahkan duduk. Yahh sebenarnya aku ingin bertemu denganmu sejak awal."

Manajer itu mempersilahkannya duduk jadi Sea menarik kursi di depannya yang terhalang meja dan duduk di sana.

"Eh? Menemuiku? Kenapa?"

Tentu saja heran. Dia saja tidak kenal manajer itu.

Senyum sang manajer semakin lama semakin ramah saja.

"Itu karena aku ingin berterima kasih sudah memperlakukan Sean dengan baik. Haha, maaf karena Sean sudah banyak merepotkanmu."

Sea langsung menggeleng dan menyilangkan tangannya.

"Tidak tidak, itu hanya kebetulan." senyumnya sok manis.

Padahal dalam hati...

'Eeerrr kalau ingat jadi pengen gue lempar dia ke pak RT!'

Masih kesal. Sedangkan orangnya asik tersenyum dan berdiri di sampingnya tanpa dosa.

'Siaaalll dia nggak punya tampang bersalah!'

Pelipis Sea sampai sakit rasanya.

"Emm, soal rumah kontrakan itu, bisakah kau menjaga rahasianya, Nona Sea? Tentang keberadaan Sean di sana. Karena bisa gawat jika orang-orang tau Sean tinggal di sana," pinta sang manajer sopan.

Sea berkedip heran.

"Eh? Kenapa kalian tidak pindah saja ke tempat yang sudah disediakan perusahaan? Kurasa itu jauh lebih baik. Daripada tidak aman di kontrakan itu," saran Sea.

'Iya pergi saja sana! Jangan ada di sekitar gue! Gue alergi!'

"Ahaha, mau bagaimana lagi aku harus membujuk model ini? Dia tidak mau pindah."

Bahkan sang manajer saja merasa frustasi dari suaranya.

Sontak tatapan laser mematikan menghunus Sean. Sea mengerang menahan cercaannya agar jangan sampai lepas kendali.

'Sialan si model sok kenal! Kenapaaaaa?!'

Batinnya mengamuk.

"Kurasa dia nyaman denganmu. Kuharap Nona Sea tidak akan keberatan nantinya. Eee, mohon kerjasamanya, ya." Manajer itu meringis meminta permohonan.

"Ha? Apa? Tidak, bagaimana bisa?"

Sea mendelik. Belum juga selesai bicara Sean sudah menyerobotnya.

The Story of SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang