Chapter 59 "Dimulai Dari Mana?"

0 0 0
                                    

Apakah ini takdir? Lagi? Yang benar saja. Olivia tidak tahu ada di mana. Sean pergi dan ini sudah tiga hari lamanya.

Kemudian, Zion yang jarang muncul karena super sibuk melebihi direktur utama.

Tunggu, apa hanya dia yang bermalas-malasan setiap hari sambil bengong memandang komputer kosong ketika pekerjaannya sudah selesai?

Bahkan susu stroberi yang diberikan Sea menjadi pajangan di meja. Tanpa meminumnya.

Sekarang pukul empat sore dan dia sudah selesai dari satu jam yang lalu. Kini melamun saja memainkan mouse komputer.

Hujan tempo hari sempat membuatnya sakit sebentar. Sekarang sudah fit lagi dengan tenaga full ceria.

Tidak sepenuhnya.

"Astagaaaaaaa! Kenapa mesti gue yang masuk ke projek selanjutnyaaaaaa!"

Sea mendesis telinga dan hatinya risih mendengar teriakan di belakang.

Itu Shindy.

Ya, dia menjadi sangat sibuk karena terpilih menjadi tim keuangan dalam projek selanjutnya bersama Zion. Tentu saja Romeo ikut.

Itu terjadi sejak dia menggantikan posisi Sea sebelumnya.

Oh tunggu, ini salah satu keberuntungan yang Sea dapat. Kenapa tidak terlihat?

Sea membuang napas panjang dengan bibir membulat.

"Hahh sindirannya kerasa banget di hati gue."

Dia sadar kalau temannya sengaja teriak seperti itu agar didengar dan sadar akan posisi yang sedang dia garap.

'Gue sih mau-mau aja ngebantu cuma gue lagi nggak mood. Gimana ya? Gue aja... Lagi nggak yakin sama diri gue sendiri,' batinnya.

Cetikan jari di mouse semakin terasa lambat.

Decakannya terdengar pelan.

"Ck, pekerjaan udah selesai gini mau ngapain?"

Gumamnya juga.

Terpaksa dia harus pulang. Memakai tas menuju loker dan mengganti sepatunya menjadi sepatu yang lebih ringan.

"Aku pulang."

Wajahnya datar menuruni lantai menggunakan tangga. Sengaja biar lebih lama.

Kan lagi nggak mood.

Berjalan di trotoar sampai ke halte dan menaiki bus.

Semuanya lancar. Tidak ada satu kendala sekalipun. Sampai akhirnya Sea tiduran di sofa ruang tamu rumah kontrakannya yang kembali damai.

"Hahh, nyamannya bisa rebahan."

Berkedip menatap langit-langit yang berwarna putih. Napas yang teratur itu membuatnya melanglang buana ke alam pikiran yang dalam.

"Sejak kapan hidup gue jadi setenang ini?"

Tidak ada kekacauan, tidak ada kesialan tiap detik menimpa, tidak ada juga bising yang selalu mengganggu kehidupannya bagai kendaraan berisik yang berlalu-lalang setiap hari.

'Ada apa ini? Apa ini yang gue mau?'

Dalam hatinya bertanya-tanya. Mungkinkah kehidupannya sudah berubah... Seratus delapan puluh derajat?

Perlahan matanya terpejam dan berakhir terlelap... Untuk waktu yang lama. Setidaknya sampai pagi.

"Huaaaaaaaa gue telaaaaattttt!"

Sepatu lupa dipakai, malah pakai sendal jepit. Kancing kemeja tengah lupa dikancing, rambut dikuncir asal, tas ransel hitamnya masih gelantungan di lengan sebelah.

The Story of SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang