Chapter 43 "Fairy of Sea"

2 0 0
                                    

Daripada terus-terusan berdiri di depan kantor, Sea akhirnya menyetujuinya. Bisa-bisa scandal mulai bermunculan dimana-mana antara dia dengan Zion, si popularitas tingkat teratas di antara para karyawan.

Itu menakutkan.

Sepanjang jalan pulang menaiki bus, wajahnya selalu ditekuk. Nyawa seolah melayang dari raganya.

'Hahh, gue mati gaya. Kenapa Zion ikut gue pulang naik bus?'

Di sampingnya ada Zion yang duduk tenang tanpa risih dengan sorotan penumpang yang tertuju padanya. Dia sangat menonjol. Ketampanan yang cool. Bisa-bisa bus jadi beku karenanya.

Seolah tak peduli dengan keributan semu ini.

'Siaaalll, dia anteng banget lagi. Gue yang berasa mau mati!'

Melirik Zion. Kemudian lanjut frustasi.

'Astaga, apa yang bakal terjadi ntar?'

Mulutnya membulat mengeluarkan napas panas yang begitu panjang.

Sesampainya di penurunan selanjutnya, mereka berjalan kaki menuju rumah Sea.

Hening, tanpa suara apapun.

'Haha lupakan! Kepala gue beku.'

Wajahnya pucat bagai ditimpa batu.

Namun, sesampainya di depan rumah, rahangnya hampir jatuh menyentuh tanah.

'Apa ini?!'

Zion bahkan terdiam juga.

"Cepat pulang sana! Jangan mengganggu kami!"

"Hah? Kenapa gue harus ngebiarin kalian berdua sendirian main game Senior? Tidak bisa! Gue ikut!"

"Apa?! Permainannya udah cukup orang. Jadi mendingan pergi sana!"

"Ck, hahh, percuma ngomong sama senior naif kayak gini. Minggir, minggir, biar gue yang buka pintunya."

"Ehh, tidak bisa! Ini punya gue!"

"Aduh, minggir senior!"

"Lo yang minggir Sean!"

Pemandangan cek cok kayak apa anak TK ada di depannya. Sekujur tubuh Sea membeku karenanya.

'Ke-kenapa Romeo dan Sean ada di depan pintu rumah gue padahal gue belum yang punya rumah belum balik?! Lagian ngapain mereka dengan begonya ngerebutin pintu?! Kan kuncinya ada di tangan gue!'

Pekik Sea menjerit sejadi-jadinya tak habis pikir, tapi hanya disimpan di hati.

Zion yang diam pun berkedip.

"Wow!"

Suara berat itu menarik perhatian Romeo dan Sean yang masih saling berebut pintu.

Sea langsung mengeluarkan kunci dari tasnya dengan decakan lalu menghampiri mereka.

"Aduhh, kenapa kalian pada berantem di depan rumah gue sih?! Minggir semua minggir! Ini kenapa Sean juga ada di sini?!"

Pusingnya sangat kentara.

Romeo dan Sean memecah diri memberi Sea jalan. Mereka membulatkan mulutnya bersamaan melihat Sea marah, apalagi setelah tahu gadis itu tidak sendirian, tapi datang bersama Zion.

Sean berkedip-kedip menatap Zion yang tak bergerak di depan halaman.

'Kepala pelaksana projek juga ada di sini?'

Romeo justru menunjuk Sea.

"Sea! Lo terlambat!"

Dahinya pun berkerut.

"Bodoh amat!"

The Story of SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang