Chapter 20 "Minyak Diskon dan Supermarket"

1 0 0
                                    

Memakan banyak perhatian hanya gara-gara memilih minyak. Mereka diam di stand minyak berbagai merk dan harga selama setengah jam.

"Hei lihat mereka. Ganteng banget!"

"Iya apa mereka artis? Uwaaaahh jadi pengen foto!"

"Siapa cewek itu? Jangan-jangan salah satu pacarnya?!"

"Hah?! Udah punya pacar? Yahh mubazir."

"Astaga pangeran dari mana merekaaaa?"

Supermarket itu menjadi gila pagi-pagi. Bahkan petugas kasir dan crew pun ikut mengerubungi mereka dari jarak jauh.

"Hmm? Hmm?"

Romeo menatap sekeliling berkali-kali dengan ekspresi biasanya. Tangan dimasukkan saku celana dan tak punya perasaan risih sekalipun. Dia hanya diam.

Sedangkan Sean sibuk menutupi wajahnya. Barangkali ada yang mengenalinya sebagai model, itu bisa gawat bagi Sea, begitu pikirnya.

Lain dengan Zion yang sibuk menatap minyak-minyak itu dengan amat serius. Dahinya yang bertekuk sampai berkeriput halus.

Sea tak menghiraukan mereka. Dia sibuk mengelus dagu sambil memperhatikan minyak-minyak di depannya. Sejak tadi ... sangat lama.

"Hmm, Zion, minyak merk apa yang dapat diskon gratis satu? Di sini nggak ada tuh tulisannya diskon," ujar Sea.

Dia bingung karena diskon itu memang tidak ada.

Zion semakin serius memandangnya.

"Benar juga. Kalau nggak salah merk-nya langka. Susah diingat," katanya pelan nan dalam.

"Ha? Langka? Merk apaan itu?"

Sea meliriknya. Zion diam saja terus berpikir.

"Hahh lagian dapat info itu dari mana? Apa jangan-jangan nggak dijual di sini?"

Mengendikkan bahu lalu kembali menatap rak minyak.

Romeo mendapati kebingungan mereka.

"Oh, gue rasa cuma dijual di supermarket tertentu. Kemungkinan lain udah habis terjual. Karena diskon pasti banyak yang menyerbu kan? Ibu-ibu rumah tangga tentunya."

Sea memukul dahinya dan berkedip.

"Iya! Bener banget!"

Kenapa dia tidak kepikiran. Berbalik menatap Zion.

"Mungkin udah habis. Gimana dong?"

Alis Zion terangkat.

"Sayang sekali kalau gitu."

Dia menunduk sedih.

Sea mendelik. Dia bingung sendiri mengibaskan tangannya.

"Aaa, haha, mungkin masih ada stoknya kali ya di gudang, disembunyiin sama petugasnya. Gimana kalau kita tanya aja sama kasir? Ya?" bujuknya.

Seketika Zion mendongak dan mengangguk.

"Iya!" jawabnya cepat.

Sea jadi bingung menghadapinya.

'Zion? Lucunya!'

Dia bahkan bertanya-tanya apakah dia Zion senior yang dingin selama ini di kantor? Berbeda sekali! Seperti anak kecil.

Romeo melipat tangannya di dada.

"Zion, lagian kenapa begitu antusias sama diskonnya? Emangnya nggak boleh beli minyak yang lain saja?"

Zion dan Sea menatapnya.

"Kita dipandangi semua orang dari tadi," lanjut Romeo.

Sea meringis ngilu.

The Story of SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang