Chapter 51 "Mendadak Jadi Bunga"

0 0 0
                                    

Jangan tanya siapa pemilik rumah kayu sederhana yang penuh aroma hamparan sawah yang luas mengelilinginya di tengah-tengah desa.

Itu milik Sea.

Dan ya... Mereka menemukannya.

"Woaaahhh! Ja-jadi ini rumahnya Sea?! Beneran ini rumahnya Sea?! Woaaahhh!"

Sean langsung melepas kacamata dan matanya bersinar lebar.

Mulutnya ternganga tak percaya.

Lebih tepatnya takjub.

Romeo juga melihat sekeliling, tapi lebih tepatnya dia melihat ke rumah Sea, dengan sedikit celingukan.

'Apa benar-benar di sini? Apa dia di rumah?'

Tiba-tiba jantung berdebar.

Detakannya bertambah. Sungguh rasanya tidak enak. Bahkan ada kerutan tipis di dahinya.

Zion juga menyadari itu, tapi dia membiarkannya saja. Dia lebih memilih tersenyum pada Sean.

"Apa nggak pernah melakukan perjalan ke desa sama manajermu?" tanyanya halus.

Sean langsung menggeleng.

"Nggak pernah! Nggak pernah sama sekali, ketua! Yaaaahhh ini terlalu... Terlalu... Terlalu wowww menurutku! Ini sempurna! Rasanya aku tidak pernah melihat ini dan tidak pernah merasakan udara sesejuk ini di kota!"

Sean langsung merentangkan tangan dan menghirup udara banyak-banyak.

Zion terkekeh.

"Kalau begitu bagus karena kau ikut kemari."

Sean mengangguk-angguk lebih kuat lagi.

Lalu Zion menoleh di saat perbincangannya dengan Sean karena Romeo sudah mengangkat tangan untuk mengetuk pintu.

"Hmm?"

Tok! Tok! Tok!

Romeo benar-benar mengetuknya.

Wajahnya mencerminkan kegelisahan itu.

"Permisi!"

Menunggu beberapa detik tapi tidak ada yang membuka.

Romeo mencoba mengetuknya lagi.

Lalu...

Ceklek!

Mereka bertiga terdiam. Pintu terbuka.

"Siapa ya?"

Suara keras setengah lembut itu keluar dari dalam rumah. Romeo tersentak dalam jiwa yang begitu tenang.

Mulutnya setengah terbuka kala Sea mendapati dirinya pertama kali.

Mata mereka saling memandang bertemu terlebih dahulu sebelum kepada Zion dan Sean.

Sea tersentak bukan main.

"Astaga!"

Sontak melepaskan engsel pintu hingga pintu itu terbanting ke belakang.

Romeo mundur kaget dengan teriakan Sea. Belum lagi matanya yang membulat sempurna.

"Romeo?!"

Pekiknya bukan main. Langsung mulutnya dibekap pakai kedua tangan.

"Se-Sea," Romeo juga kaget.

Sekaligus tak tahu harus bagaimana menghadapinya sekarang.

Lalu pandangan Sea berputar pada Zion dan Sean yang juga melongo terdiam kaget. Mulut Sea jauh lebih melebar.

The Story of SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang