Chapter 12 "Dilanda Kerisauan"

0 0 0
                                    

Jangan salahkan seluruh tubuh Sea merah dan biru sekarang, itu semua karena hujan yang melanda.

Hidungnya pengar hampir flu yang seakan tidak mau keluar.

Terlebih lagi, sekarang ada rapat. Tidak di pagi hari, tapi setelah istirahat siang. Tentu saja rapat yang dibicarakan Zion itu.

Namun ... Flu yang sesungguhnya ada di depannya.

Hachiimmm!

Romeo terus saja bersin sejak masuk.
Sea menatapnya ngeri dari mejanya sendiri.

"Hiii, kan gue bilang juga apa. Jadi sakit kan?" gumamnya.

Shindy yang ada di belakangnya pun heran.

"Woi, Sea! Lagi lihatin Romeo lagi? Lo suka ya sama dia?"

Bisik Shindy teringat kala Sea memperhatikan Romeo waktu itu.

Sea langsung kaget menoleh ke belakang.

"Eh enggak ya enak aja. Siapa yang suka sama Mr. Perfect."

Tolaknya tak santai.

"Hmm, iya juga sih. Lo digodain kayak apapun sama Romeo tetep nggak ngaruh. Eh, tapi dia lagi sakit tuh. Nggak kasihan? Samperin gih kasih obat."

Shindy menabok pundak Sea.

Sea melotot.

"Ih, ogak kali! Emangnya gue emaknya pakek ngasih obat segala? Lo aja sana."

Mengibaskan tangan mengusir Shindy.

"Heh? Kok jadi gue?"

Shindy mendelik menunjuk diri sendiri.

"Lagian siapa suruh dia masuk."

Mengendikkan bahu kembali menatap komputer.

Shindy masih menjawab bisik-bisik di sana tapi Sea tak menanggapi. Dia acuh tapi pandangannya selalu curi-curi ke tempat Romeo.

Laki-laki itu menggusap hidungnya yang terlihat merah dari kejauhan. Kening Sea jadi berkerut.

'Ck, kalau nggak gara-gara rapat nanti, nggak bakalan dibelain Romeo masuk. Jadi kasihan kan gue.'

Rapat pun dimulai dan hasilnya cukup memuaskan. Projek ini akan dimulai dalam waktu dekat dengan persiapan sempurna.

Beberapa hari kemudian akan diadakan rapat bagi keseluruhan tim. Zion bilang tempatnya bakalan langsung di lapangan.

Apa itu lumayan mengejutkan?

"Sea, menurut lo ini terlalu mendadak nggak sih? Kok gue ngerasa projeknya kayak dipercepat ya? Gue males banget tau!" bisik Shindy.

Mereka berjalan di koridor menuju ruangan mereka. Sambil membawa laporan di tangan dan dentuman sepatu yang bertabrakan dengan lantai terdengar begitu menggema.

"Ck! Bukan terlalu mendadak lagi ini namanya, tapi super duper mendadak! Masa bagian iklan aja udah dihubungin padahal baru aja mau dimulai. Gila nggak sih?"

Sea bergidik ikut berbisik. Dia memeluk laporannya lebih erat.

Sontak Shindy melotot.

"Heh? Yang bener lo? Serius? Ahh, semakin lumpuh deh dunia gue. Gue pengen hibernasi aja selama musim hujan rasanya. Biar kayak beruang."

Rengek Shindy lemas.

Sea manggut-manggut saja membenarkan, dengan bibir melengkung ke bawah tentunya.

Dalam hati dia mendesah panjang. Apalagi tatapan mata itu, sorotnya begitu lelah memandang dunianya yang tak karuan.

'Kalau aja nggak demi duitnya, gue ogah ikut jadi tim penyelenggara.'

The Story of SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang