Chapter 22 "Rutinitas di Pagi Hari"

0 0 0
                                    

Sea lupa, sekarang masih musim hujan. Beruntung dia membawa payung lipat di tas hitamnya. Ketika menaiki bus, dia melipat payung itu dan duduk di bangku paling belakang.

"Huft, pagi-pagi udah hujan. Gara-gara libur kemaren gue pikir bakal musim semi berkepanjangan."

Matanya terpejam sesaat dan terbuka lelah.

'Gue sampek lupa kenyataan,' batinnya.

Kehidupan nyata yang pahit bisa tersisih walau sementara hanya dengan kebodohan manusia. Namun, fakta tetap tidak pernah berubah.

Pakaian formal itu lah buktinya.

Sea menunduk melihat pakaian kerja yang melekat di tubuhnya. Sedikit sembab, tetapi tidak basah. Semua ini karena hujan yang melanda lumayan deras. Bahkan meskipun di dalam bus pun suaranya masih terdengar.

'Gue Sea... Sea Hanabi. Pekerja kantoran di bidang akuntansi yang berusia dua puluh dua tahun. Inilah kehidupan gue sekarang. Sibuk mencari uang demi melunasi hutang. Ngomong-ngomong soal uang, akhir minggu ini bakal gajian kan?'

Pikirannya melayang.

Seiring bus mengantarnya ke halte dekat perusahaan dia bekerja, Sea hanya menunduk tanpa melirik jendela yang menyuguhkan pemandangan hujan.

'Kenyataan hidup ini ... mengguncang sedikit kepribadian dalam diri gue,' lanjutnya.

Sea hanya gadis biasa yang menginjak usia dewasa. Meskipun telah tinggal di dunia dewasa dan mengabiskan separuh waktunya untuk menghasilkan uang, tetap saja, dia ingin bersenang-senang seperti gadis pada umumnya.

Jangan tanya soal pacar, dia tidak pernah pacaran.

~~~

"Hahh, gue kehujanan."

Seseorang tengah mengeluh di lobi sambil membersihkan pakaiannya dari sisa-sisa air. Sea pun datang dari jam yang sama. Dia menutup payungnya setelah memasuki pintu.

"Hmm? Romeo! Lo kenapa?"

Dia melihat orang itu yang ternyata Romeo, langsung menghampirinya dengan dahi berkerut.

"Kehujanan lagi?"

Romeo tersenyum simpul tanpa tangannya berhenti.

"Begitulah!"

"Nggak biasanya lo berangkat kehujanan. Sekarang basah semua bagaimana?"

Menunjuk Romeo dari atas sampai bawah penuh kerisauan.

Romeo biasa saja.

"Nggak masalah, ada pakaian ganti di loker. Lagipula sejak sembuh dari demam gue jadi kebal sama hujan. Jangan risau."

Menaikkan kedua alisnya sekaligus.

"Hii, masa sih?"

Sea memundurkan wajahnya.

"Yaudah kalau gitu. Selamat pagi, Senior!"

Sea melenggang begitu saja sambil melambaikan tangan.

"Ya, selamat pagi juga!"

Romeo masih sibuk membersihkan pakaiannya. Lalu dia tersadar.

"Eh, tunggu! Tadi manggil gue apa?"

Dia berkedip dua kali menatap bayangan Sea yang sudah hilang dari lobi.

"Hai, Shindy!"

Apanya ketika duduk di bangku kerja. Terlihat Shindy sudah sibuk dengan beberapa dokumen yang harus diurus.

"Oh, hai Sea. Tumben pagi banget. Sedia payung sebelum hujan lagi."

Balasnya disertai lirikan. Dia sangat sibuk.

The Story of SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang